06. kenal?

3K 547 38
                                    

Rara: p
Rara: Re

Reina: WAH KAK! PARAH LO GA PERNAH CHAT GUE LAGI

Rara: gue sibuk parah Re
Rara: maaf ya kakak ga dateng waktu pemakaman Tante

Reina: parah emang lo
Reina: sleding online juga lo ama gue

Rara: skripsi gue numpuk banget
Rara: ditambah cari informasi Mama
Rara: lo yang bilang kalau Mama masih hidup kan?

Reina: iya, Tante Laura yang bilang waktu Tante sekarat
Reina: terus kapan pulang dari Malaysia nya?

Rara: belum tau
Rara: gimana sama sekolah baru? semoga lo nggak terpaksa cuma buat pengin ketemu Mama

Reina: lo bener kak
Reina: tujuan gue memang itu
Reina: gue ga akan merubah keputusan

Rara: lakuin sesuatu dengan ikhlas itu akan membantu lo supaya jadi lebih mudah
Rara: Mama juga akan seneng kalau lo bener-bener ngelakuinnya dengan baik
Rara: jangan pernah lupa pesan gue
Rara: supaya kita bisa ketemu Mama lagi
Rara: lah Re?
Rara: bdoamt kacang rebus

***

"Neng nya tadi pesen cilor sama bakso kan?" tanya kang Atuy sang penjual bakso dan cilor kepada Reina.

"Iya kang, mana bakso sama cilor nya?"

"Maaf ya neng, bahan bakso sama cilor nya habis, punten pisan nya neng," ucap kang Atuy sambil memasang wajah sedih.

"Loh kang? Saya kan pesen yang paling awal, kok malah abis sih?? Saya udah nunggu lama loh disini."

Kang Atuy menggaruk kepala nya karena merasa bingung harus bagaimana. Dia memang sudah kehabisan bahan karena ada yang memborong jualannya dan juga siswa-siswi yang kurang ajar karena membeli paksa bakso dan cilor nya.

"Aduh, gimana ya neng? Kalau saya beli bahannya dulu emang neng nya mau nunggu?"

Reina berdecak.
"Ya nggak lah kang! Saya kan nunggu dari awal, harus nya bikin pesenan saya nya awal jug—"

"Sssttt! Jangan marah-marah, nih bakso sama cilor nya buat lo."

Reina menatap bakso dan cilor nya—dan menatap Jaemin yang sedang senyum kepada nya.

"Orang yang lebih tua itu nggak baik kalau dimarahin sama yang lebih muda, pamali, iya nggak kang?"

Kang Atuy hanya mengangguk dan mengembuskan napas lega karena akhirnya ada Jaemin yang bisa meredam emosi pelanggannya.

"Kalau gitu saya tinggal dulu ya."

Jaemin mengangguk dan kang Atuy pergi dari situ. Reina masih terdiam, tidak membuka suara ataupun memakan bakso yang di berikan Jaemin.

"Kok diem?"

"Ini kantin kawasan cewek, lo nggak boleh duduk disini," ucap Reina malas.

Jaemin tertawa kecil.
"Iya gue tau, tadi lo ngomong kayak yang mau tawuran, ya makanya gue nekat kesini."

"Oke makasih, udah kan? Sana pergi."

Jaemin menaiki satu alisnya dengan heran. "Lagi marah sama gue apa gimana?" tanya nya. "Gue ada salah?"

Reina terdiam, mengingat kembali kejadian beberapa hari yang lalu dengan Yeji yang sepertinya menyukai Jaemin. Sedikit kesal kepada dua dua nya—Yeji dan Jaemin. Mereka yang menjalani hubungan kenapa dia yang disalahkan? Pikir Reina.

"Hei, Re."

Reina tersadar, dia membalas panggilan Jaemin hanya dengan gumaman—sambil memakan bakso yang diberikan Jaemin.

Amanah | Renjun ✓Where stories live. Discover now