Ch.4

503 33 0
                                    

Pagi ini Lisa datang agak terlambat dari karyawan lainnya. Biasanya, Lisa selalu menjadi orang yang paling semangat. Tapi sepertinya hari ini sedikit berbeda.

"Lisa, kenapa kau diam saja dari tadi? Apa kau baik-baik saja?" tanya Seungkwan.

"A-ah.. Iya, aku tidak apa-apa. Ayo kita bekerja, diluar sana banyak sekali pelanggan" ucap Lisa.

Lisa mengantar beberapa makanan yang dipesan oleh para pelanggan. Awalnya berjalan dengan lancar, namun semuanya berubah saat Vernon datang ke tempat itu. Tidak, bukan karena Vernon. Namun sosok gadis cantik yang mengikutinya dari belakang. Lisa membelalakkan matanya, bahkan ia hampir saja berteriak. Untungnya, ia masih bisa mengendalikan diri.

"Annyeong,.." sapa Rose sambil melambaikan tangannya. Lisa hanya tersenyum. Jika ia menjawabnya, mungkin banyak orang akan menganggapnya gila.

"Lisa! Kemarilah dan bantu aku membuat dua vanilla latte!" panggil Nayoung dari arah dapur. Ya, itu lebih baik daripada harus berdiam dan melihat Rose.

Dengan tergesa-gesa Lisa mengambil sebuah cup coffee dan mengisinya dengan minuman. Nayoung yang melihat hal itu tentunya dibuat penasaran.

"Kau kenapa?" tanya Nayoung memastikan. Lisa hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Kau yakin?"

"Ya aku baik-baik saja. Ini, kau saja yang antarkan. Aku harus segera pergi ke toilet" Lisa memberikan latte itu pada Nayoung, lalu berlari menuju toilet.

Sesampainya disana, Lisa berdiri dihadapan cermin besar yang menampilkan pantulan dari dirinya saat ini

"Astaga.. Apa yang terjadi padaku?" Lisa mengusap wajahnya dengan kasar di hadapan cermin. Sesekali ia menepuk nepuk pipinya.

"Kenapa aku masih bisa melihatnya? Bukankah kemarin hanya kebetulan saja?" lanjutnya.

"Tidak, ini bukan kebetulan. Kau akan selalu bisa melihatku kapanpun, bahkan dimanapun" Rose tiba-tiba muncul dari belakang Lisa.

"KYAAAA!!" Jerit Lisa. Refleks, Rose menutup kedua telinga dengan tangannya.

"Berhenti bersikap aneh dan membuat orang lain curiga! Bersikaplah seperti biasa seolah kau tidak melihatku"

"Biasa apanya?! Aku belum terbiasa berbaur dengan arwah, kau tahu?" sinis Lisa.

"Maka dari itu kau harus terbiasa. Karena mulai hari ini kita akan sering bertemu. Kalau begitu, aku akan pergi untuk menemui kekasihku. Sampai jumpa" Rose melambaikan tangan bak seorang idola yang sedang menyapa penggemarnya.

"Tch.. Kekasih kau bilang? Pria waras mana yang ingin menjalin suatu hubungan dengan hantu menyebalkan sepertimu?" cibir Lisa.

****

Rose pergi menuju sebuah ruangan, dimana tersapat seorang pria yang sedang duduk santai di dalamnya. Gadis itu tersenyum kecil, lantas menghampirinya.

"Kau ini pria yang membosankan. Menghabiskan waktu seharian dengan duduk santai disini? Apa pinggangmu tidak sakit huh?" Rose mencondongkan tubuhnya kearah Vernon.

Ceklek..

Keduanya dikejutkan oleh suara seseorang yang membuka pintu. Menampilkan seorang pria dengan mantel putih yang kini berjalan menghampiri Vernon.

"Jun? Kenapa kau tidak bilang bahwa akan berkunjung kemari?"

Ya. Itu Wen Junhui. Mata Rose sedikit berkaca-kaca saat melihat pria itu. Bagaimana tidak, sudah lama ia tidak bertemu dengan pria yang pada saat itu berusaha mati-matian untuk menyelamatkan nyawanya.

Love Exist 2 | [Blackpink x Seventeen] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang