Ch.22

272 29 3
                                    

Lisa menyuap makanan itu dengan lahap. Bisa kalian bayangkan, seperti seseorang yang tidak diberi makan selama berhari-hari. Bahkan, beberapa pengunjung lain turut memperhatikan Lisa.

"Makanlah dengan perlahan! Lihat, hampir semua orang memperhatikanmu disini" ucap Vernon dengan pelan, namun penuh penekanan.

Lisa lantas melihat ke sekeliling. Benar saja, beberapa pasang mata sedang menatapnya. Lantas ia pun tersenyum canggung. "Maaf, habisnya.. ini sangat enak. Aku tidak bisa menahan diriku saat makan ini".

Ia pun melanjutkan aktifitasnya tanpa menghiraukan yang lain. "Vernon kenapa kau tidak makan? Sayang sekali kan, kau harus menghabiskan makanan yang sudah kau pesan" ucapnya.

"Ck.. melihatmu makan saja sudah membuatku kenyang".

Kalau begitu, biarkan aku yang menghabiskan ini" Lisa lantas meraih piring yang berisi cumi bumbu pedas itu, lantas memakannya dengan sangat lahap.

Lisa tersenyum puas setelah perutnya terasa kenyang. Setelahnya, Vernon meminta Lisa untuk bersiap kembali ke cafe. Namun saat melewati pintu keluar restoran, Lisa dan Vernon dikejutkan oleh seorang anak kecil yang terjatuh tepat di hadapan mereka.

"Astaga.." Lisa lantas membantu anak itu bangun. Untungnya, anak itu tidak terluka. Mungkin hanya merasa sakit akibat benturannya saja. "Kau tidak apa-apa kan?"

"Tidak eonnie. Hanya saja, tanganku agak sakit" anak itu tersenyum.

Mendengar itu, Lisa pun mengusap tangan anak itu dengan lembut dan penuh perhatian. "Lain kali, kau tidak boleh berlarian di tempat seperti ini ya. Dimana ibumu?".

"Dia ada disana" anak itu menunjuk kearah kursi di dekat jendela.

"Pergilah, pasti ibumu akan khawatir. Ingat, jangan berlarian lagi ya" Lisa mengusap pucuk kepala anak itu dengan gemas.

Melihat apa yang terjadi dihadapannya, tiba-tiba sebuah senyuman terukir di wajah Vernon. Teringat saat dia pergi ke taman bersama Rose, dimana terjadi kejadian yang sama. Saat itu adalah pertama kalinya mereka bertemu dengan anak kecil menggemaskan bernama Ahra.

Vernon bahkan masih ingat namanya.
"Kenapa kau tersenyum? Apanya yang lucu?". Pertanyaan Lisa berhasil membuyarkan Vernon.

"Ah? Tidak. Aku hanya ingat, saat bersama Rose--" Vernon memutus kalimatnya, mengingat ia sedang berhadapan dengan Lisa. "Maaf, aku tidak bermaksud membahasnya di hadapanmu" Vernon mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Tidak apa. Aku.. bisa memakluminya".

"Lisa sepertinya, lebih baik kita pulang ke rumah saja. Aku akan menghubungi Seungkwan dan memberitahunya bahwa aku tidak akan pergi kesana".

Lisa hanya mengangguk sebagai jawabannya. Setelah mendapat jawaban itu, Vernon lantas pergi mendahului Lisa.

"Bahkan.. kau tidak bisa melupakanku walau sedetik saja".

°°°

Malam perayaan ulang tahun cafe La Vie En Rosé

Kepala yang ditumbuhi oleh rambut coklat itu tidak bisa berhenti memikirkan kejadian akhir-akhir ini. Apakah ini hanya kebetulan belaka? Kenapa Vernon merasa bahwa ada hal yang aneh pada diri Lisa. Mulai dari tingkahnya, gaya bicaranya bahkan caranya makan. Semuanya telah berubah.

 Semuanya telah berubah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Love Exist 2 | [Blackpink x Seventeen] ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora