Chapter 15

9.3K 477 28
                                    

Author pov

Siang ini, Bagas sedang menyuapi Rizal makanan yang tadi suster berikan. Rizal makan dengan pelan, karena lukanya masih terasa sakit. Bagas masih memikirkan siapa orang yang tega menabrak Rizal.

"Sudah Mas, aku kenyang." ujar Rizal, yang membuat Bagas menghentikan acara menyuapi Rizal. Bagas mengambil minum, dan membantu Rizal minum.

"Nah, sekarang kamu istirahat, supaya cepat sembuh." ujar Bagas, sambil mencium kening Rizal.

"Iya Mas, tapi aku tidurnya mau dipeluk." ujar Rizal dengan nada manjanya yang membuat Bagas terkekeh gemes.

"Ya sudah." ujar Bagas dengan senyumannya, dan membaringkan tubuhnya disamping Rizal. Tempat tidur Rizal luas, jadi, Bagas tidak perlu khawatir kalau terjadi apa-apa.

Bagas memeluk tubuh Rizal, dan Rizal langsung memejamkan matanya, sambil menikmati elusan dirambutnya. Bagas juga sesekali mencium pucuk kepala Rizal.

Cklek

Bagas terkejut, mendengar suara pintu yang dibuka. Namun, setelah itu, Bagas tersenyum, saat melihat Bu Clara, Bu Auliya, dan Bu Citra.

"Aduh, mesranya." ujar Bu Citra, dan menatap gemes kearah mereka berdua, "Bagaimana keadannya Gas?" tanya Bu Citra, dan duduk disebelah Bu Auliya.

"Sudah mulai membaik Bun." jawab Bagas, sambil mengelus rambut Rizal.

"Siapa, yang dengan tegasnya menabrak Rizal?" tanya Bu Citra dengan sedih.

"Maka dari itu Jeng, kita akan melaporkan ini kekantor polisi." jawab Bu Clara, "Eh, ini tadi Mama dapat foto plat nomor mobilnya, dari tetangga yang menolong Rizal." ujar Bu Clara, sambil menyodorkan handphonenya kearah Bagas.

"Akhirnya, dengan ini, polisi bisa melacak keberadaan orang itu." ujar Bu Auliya dengan senyum harunya.

"Iya, besok, Bagas akan datang kekantor polisi." ujar Bagas dengan senyumannya.

Saat mereka sedang mengobrol, Suster masuk kedalam ruangan Rizal dengan senyum manisnya. Suster tersebut berjalan kearah meja nakas, dan mengambil piring bekas Rizal tadi makan, Suster tersebut juga meletakkan beberapa obat untuk Rizal.

"Pak, ini obat untuk Pak Rizal," ujar Suster tersebut.

"Iya Sus, terimakasih." ucap Bagas dengan ramah.

Setelah itu, Suster permisi, dan keluar dari ruangan Rizal. Bagas mengelus pipi Rizal, dan mencoba untuk membangunkannya.

"Sayang, bangun, waktunya minum obat." ujar Bagas, tepat ditelinga Rizal.

Rizal yang merasa tidurnya terganggu, membuka matanya dengan perlahan. Rizal langsung memeluk tubuh Bagas, Rizal kesal, karena tidurnya diganggu.

"Hey, jangan tidur lagi sayang, kamu harus minum obat." ujar Bagas, dan Rizal melepas pelukannya.

Bagas memberikan obat itu kepada Rizal. Rizal meminum satu persatu obat yang ada. Setelah meminum obat, Rizal kembali memejamkan matanya.

Cklek

Pintu ruangan Rizal terbuka, Saga, Rudy, dan Edgar masuk kedalam ruangan itu. Bu Citra yang melihat anak dan menantunya serta cucunya datang, tersenyum sumringah kearah mereka.

"Kalian baru datang aja?" tanya Bu Clara.

"Iya Ma, maaf, soalnya tadi jalanan macet." jawab Rudy, dan mendudukkan dirinya disofa.

"Rizal bagaimana keadaannya?" tanya Saga, dan duduk disamping Rudy.

"Sudah lumayan membaik Kak." jawab Bagas.

Maafkan Aku Mencintai Suamimu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang