Mission Succses

15 2 0
                                    

Hola i'm comeback maaf ya kelamaan ga update hehe selamat membaca


"Sial kenapa ada berita kaya gini sih di sosmed" kesal Alvaro.

"Ga cuma di sosmed aja tapi udah nyebar kemana-mana" ucap Dimas, saudara sekaligus sahabatnya.

"Bro.... Emang apa yang lo lakuin sih? Itu Farel? Farel itu anak dari pemilik perusahaan yang bulan lalu dikabarkan bangkrut itu kan?" tanyanya tanpa jeda.

"Itu dia, gua ga tau Alna punya pacar. Gua main mepet aja, ya tapi gimana? Gua cinta sama dia. Yang gua mau dia putus sama pacarnya dan bisa sama gua. Gua sama pacarnya pernah ribut asal lo tau dan akhirnya Alna di putusin. Dia nangis semaleman gua ga tega jadi gua serahin Alna lagi ke Farel, gua bujuk mereka biar balikan. Tapi nyata apa kenapa gua malah jadi tersangka disini?" jelas Alvaro panjang lebar.

"Tersangka? Pelakor kali"

"Ah elu rese, ga tau apa lagi stress"

"Bro jalan aja yuk liat proyek kita dari pada lu suntuk dimari gegara kepikiran itu mulu kan?" ajak Dimas.

"Tumben otak lu jalan, ayo cabut"

Dan mereka pun bergegas pergi dan menuju kesana. Tak lama setelah mereka tiba disana. Mereka melihat gedung yang sebentar lagi jadi, sekitar  80%, mereka berkeliling cukup lama dan sekarang mereka sudah ada di restoran yang tidak jauh dari anak perusahaannya.

"Pah, aku ga tau lagi harus gimana? Aku cinta sama Alna. Tapi untuk menyerahkan perusahaan aku ga bisa. Perusahaan itu bagaikan jantung aku pah"

"Iya papah tau. Lantas kita harus bagaimana? Salah kamu sendiri malah terperangkap dalam cinta. Katanya mau bebasin adik kamu dan buat perhitungan sama Alna. Bukannya untung malah buntung"

Mereka tak sadar jika sedari Alvaro menguping pembicaraan Putra dengan Ayahnya.

"Dim gua punya cara buat balikin image gua" ucapnya dengan senyum miringnya.

Dimas yang penasaranpun mendekat ke Alvaro, Alvaro membisikan sesuatu tentang rencananya.

***

"Bagus saya puas dengan hasil kerja kamu, saya yakin pasti akan banyak reporter di perusahaan Alvaro" ucap Alexander sambil tersenyum miring dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Sedangkan Farel hanya diam, pikirannya berkecamuk kemana-mana. Di satu sisi ia senang jika pembalasannya pada Alvaro berhasil, tapi di sisi lain ia sangat memikirkan Alna. Setelah nanti ia mendapatkan uang dari Alexander dan membangun kembali perusahaan ayahnya yang telah bangkrut, apakah ia akan sanggup mengorbankan perasaannya pada Alna? Melepaskan Alna pergi dari hidupnya begitu saja? Apakah tidak terlalu jahat bagi Alna? Istilahnya menjual Alna pada kakeknya sendiri hanya demi balas dendam dan memperbaiki perusahaannya. Tapi ia juga tak bisa menolak tawaran Alexander karena di satu sisi juga ia kasihan melihat orang tuanya, terlebih lagi pada ibunya.

"Nah Farel, ini ceknya jumlahnya 5 milyar. Eits... tapi jangan lupa perjannjian kita, jauhi Alna setelah satu minggu dan perusahaan milik ayahmu harus bekerja sama dengan ku. Aku tau perusahaan ayahmu satu-satunya saingan yang paling sulit dikalahkan pada zamannya. Sayangnya perusahaan ayahmu terlalu lengah, sehingga tidak menyadari jika salah satu orang kepercayaannya menggelapkan dana yang begitu besar" sindir Alexander sambil menyerahkan cek tersebut.

"Aku tau janji ku sendiri dan kau tak perlu mengingatkan akan hal itu. Dan ya, tolong jangan bahas soal kebangkrutan perusahaan ayah ku lagi, itu membuatku muak"

"Waw waw tenanglah anak muda, sensitif sekali kau ini" ucap Alexander santai dan masih di beri tatapan tidak suka dari Farel.

"Ah baiklah-baiklah, jangan memberi tatapan seperti itu. kau tau tatapan mengintimidasi mu itu sangan mirip dengan ayah mu dan itu mampu membuat ku tak bisa berkutik hahaha" lanjut Alexander sambil tertawa canggung.

"Baiklah aku permisi dulu, tolong jangan beri tahu Alna. Biar aku aja yang memberi tahunya nanti, sampai jumpa Kakek Alexander" ucap Farel dengan nada penekanan diakhir kalimat.

***

"Al kamu harus percaya sama aku, kalo Putra punya rencana busuk. Dia mau jatuhin kamu dan perusahaan yang kamu kelola" ucap Alvaro.

"Varo, udah berapa kali aku bilang sama kamu kalo itu ga mungkin" bantah Alna.

"Bagaimana kalo itu mungkin?" tanya Alvaro.

"Apa kamu punya kau bukti Varo?" tanya Alna balik.

"Kamu ingat dengan penghianat yang dulu kamu masukan ke penjara?" tanya Alvaro lagi.

"Ya, lalu?" tanya Alna heran.

"Dia adiknya Putra"

"Apa?!" kaget Alna.

"Ga, itu ga mungkin, pasti kamu bohongkan? Pasti kamu lagi ngada-ngada. Orang jelas-jelas waktu di wawancara dia bilang kalo dia anak tunggal" lanjut Alna.

"Itu cuma siasat dia aja Alna, bukti perusahaan kamu hampir kolepskan?" ucap Alvaro terang-terangan.

"Tapi kamu ga punya bukti kuat kalo Putra emang mau hancurin perusahaan aku"

"Kalau aku punya buktinya gimana?"

"Aku....."



Hmm kira-kira Alna bakal jawab ya? Penasaran ikuti terus ya ceritanya.

Hai guys maaf banget ya baru update, soalnya aku kehabisan ide nih, jadi aku refresh otak dulu tapi kelamaan sepertinya hehehe maaf ya jangan lupa tinggalkan jejak.



Falna? [End]✔Where stories live. Discover now