21. Sour

46 5 1
                                    

"Seiring berjalannya waktu, keadaan berubah, entah itu menjadi baik atau buruk"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seiring berjalannya waktu, keadaan berubah, entah itu menjadi baik atau buruk"

•••

Pagi ini Milu sudah menunggu lama kehadiran Alta. Cowok itu benar-benar menyebalkan. Alta, dia tidak membalas pesan Milu sejak tadi malam, padahal cowok itu tidak tau dimana alamat rumahnya ini.

Milu yang tadinya menunggu di depan rumah kini sudah berada di depan halte. Menunggu kendaraan umum. Milu tau dia sudah sangat-sangat telat.

Mau tidak mau harus memancing bu Jana lagi karena pagi ini adalah jam pertama beliau masuk.

Sibuk mengecek handphonenya, cewek itu mendapatkan notifikasi pesan dari Raya.

Raya
Lo ga sekolah?
Masih sakit?

Kemudian cepat-cepat Milu membalas.

Milu
Aduh, gue telat Ray! Bilangin dulu sama bu Jana gue lagi ada kejutan buat dia

Raya
Seriusan lo? Emang kejutan untuk apa woi?

Milu
Ini alasan aja biar ntar pas masuk gue ga dihukum, kan dia mau lahiran tuhh, Plis Rayyy yah yahh??

Raya
Dah dulu, bu Jana masuk kelas nih, bye

"Anjir!" Pekik Milu pada sendiri.

Milu mengalihkan pandangannya dari handphone, kemudian melihat berbagai kendaraan umum yang lewat. Tidak ada satupun angkot yang menuju ke arah sekolah cewek itu.

Kalaupun Milu naik taksi atau ojek online, sayang duitnya. Mending buat beli seblak di kantin.

Mendadak Handphone Milu kembali bergetar, dia melihat siapa yang menelfon dan ternyata itu Alta.

"Altaaa! Lo jahatt!"

"Maaf, Mil. Ban Suci bocor, baru aja gue tambal ni. Lo sekarang di mana? Gue lupa nanya alamat lo tadi malam."

"Terus kenapa ga balas chat gue? Gue di halte dekat komplek perumahan gue, Komplek Mawar yang ada di jalan-"

"Oh tau tau, gue kesana sekarang. Oh ya, gue lupa tadi ngidupin data, pantes chat gue ga masuk dan chat lo juga ga masuk."

"Bego si, yaudah buruan datangg."

"Ini gue udah nyampe."

"Hah? Mana?"

Otomatis Milu langsung melihat sekeliling, hingga matanya menangkap seorang cowok dengan vespa birunya sedang menatap ke arah nya.

Milu langsung mendekat pada Alta yang lagi senyum-senyum. Entah kenapa Alta senang melihat Milu kembali.

"Kita udah telat tauu!" Kata Milu sambil meninju pelan bahu Alta.

"Dah tau telat malah nungguin gue."

"Dih, yaudah yuk!"

"Kemana?"

Milu yang sudah duduk di dibelakang Alta memutar matanya kesal, "sekolah lah, Alta!"

Alta tertawa, "Yaudah iya, bawel."

"Eh ya, Al, siniin tas lo, buat batas."

Alta sambil melajukan vespanya tersenyum seketika, "gausah, ribet."

"Lah?"

"Udah diem."

•••

Jam istirahat, Raya dan Jeje yang ada di kantin sedari tadi tidak melihat kehadiran Milu. Kalaupun cewek itu terlambat, ia pasti akan sembunyi di aula teater.

Tapi kali ini, pada jam istirahat, cewek itu tidak muncul. "Apa si Milu bolos ya, Je?"

"Gatau juga gue, itu si Alta di kelas juga ga datang." Jeje langsung menyeruput es teh nya.

"Jodoh tu emang berdua, kompakan banget."

Mereka berdua kembali hening, tidak ada bahan pembicaraan. Mereka tidak memikirkan hal negatif pada Milu, makanya tidak terlalu khawatir.

Tanpa diundang, tiba-tiba Robi, Aron dan Gama datang dan duduk di meja Raya dan Jeje. Melihat kehadiran para manusia itu, Raya langsung menatap sinis.

"Galak amat ih, neng Raya." Kata Robi.

"Ngapain lo bertiga ke sini?!" Tanya Jeje.

Gama menjawab, "suka-suka kita dong, lagian ga ada yang ngelarang."

Aron dan Robi terbahak. Kemudian si Aron menyambar batagor Raya dan memakannya tanpa merasa bersalah.

"Woi Aron! Batagor guee!"

"Laper, Ray."

"Oh ya, Milu belum sembuh ya? ga keliatan dia dari tadi." Tanya Robi.

Kemudian dengan malas Raya menjawab, "udah, tapi gatau sekarang tu anak dimana, gak nyampe dari tadi."

Lalu, Gama menyahut, "iyalah orang sama Alta."

"HAH?!" Kaget Jeje. "Maksud lo apa?" Tanya Raya.

"Alta tadi barusan ngechat, dia lagi sama Milu, trus minta izinin deh." Jelas Gama singkat.

"Oh ya, wajar aja si, mereka satu apartemen." Kata Raya.

Yang lainnya hanya mengangguk paham. Keadaan kembali hening, dua cewek itu pada sibuk sama gadget mereka masing-masing.
Sedangkan, ketiga cowok absurd itu mulai membuka laptop untuk mengecek hasil rekaman saat ecsporkarta.

"Raya, Milu hari ini dateng ga?"

Mendengar sosok yang baru datang itu, membuat perhatian Raya dan yang lainnya tertuju pada orang itu. Alfi, cowok itu berdiri di samping meja dimana para teman Milu dan Alta duduk.

"Eh Alfi, Milu hari ini nggak dateng, emm ada yang mau disampaikan?" Kata Raya.

Alfi menggaruk tengkuknya, bingung. Padahal hari ini ia berniat untuk mentraktir cewek itu sebagai permintaan maaf atas kejadian kemarin. Namun, nyatanya keberuntungan tidak berpihak pada cowok itu.

"Milu masih sakit?" Tanya Alfi.

Pertanyaan itu membuat Raya dan yang lainnya saling tatap. Raya tau kalau Alfi itu suka sama Milu. Kalau dia jujur hal itu pasti akan menyakiti perasaan Alfi.

Dan dengan santainya, Aron langsung menjawab, "nggak sakit, tapi bolos sama Alta woi."

Alhasil Aron langsung mendapatkan tatapan membunuh dari Raya. Aron yang tidak sadar hanya memberikan senyuman yang memperlihatkan jejeran giginya.

"Bolos? Bolos kemana?"

"Engga tau deh, lo tanya aja sendiri sama orangnya." Kali ini Jeje yang menjawab.

Alfi langsung meninggalkan kantin dan mengecek hapenya. Raya yang masih menatap Aron dengan sinis kini berdiri untuk menjambak rambut cowok itu.

"ADUH RAYA! SAKIT WOI! GUE BARU KERAMAS JANGAN DITARIKK!"

•••

TBC~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AllureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang