10. Masalah cincin

12.4K 769 14
                                    

"Arka!" panggil Qia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arka!" panggil Qia.

Arka menoleh, dirinya sudah lelah karena banyaknya mata pelajaran hari ini yang masuk di otaknya, ia sangat ingin tidur.

"Cincin gue hilang! Cincin tunangan kita!" ujar Qia menggebu-gebu, ia takut bahwa cincin itu terjatuh di sekolah dan ada yang menemukannya. Bukan apa, di lingkaran cincin itu terdapat nama Arka & Qia yang membuatnya lebih was-was, takut jika banyak yang tahu bahwa status mereka lebih dari sahabat.

Arka menghela nafasnya, "Gue capek, nanti aja dipikirin. Gue pengen tidur," balas Arka sembari kembali melangkahkan kakinya kearah kamarnya, tanpa menghiraukan Qia lagi.

Decakan mulut Qia terdengar begitu saja, ia ceroboh. Bahkan ia lupa bahwa kapan terakhir kali ia memakai cincin itu? Akh, ia jadi pusing sendiri karena hilangnya benda berharga itu.

Qia mencoba untuk tenang sebentar, kemudian ia melangkahkan kakinya keatass, ke kamar barunya berada, tepat disamping kamar Arka. Sebelum benar-benar masuk kedua mata Qia melirik kearah pintu kamar Arka yang tertutup, apa Arka benar-benar lelah?

-MFS-

Ceklek

Arka membuka pintu kamar Qia dengan pelan, tadi ia sudah mengetuknya berkali-kali namun tak ada jawaban dari dalam kamar tersebut, akhirnya ia segera membuka pintu itu.

Pandangannya teralihkan kearah Qia yang sedang tertidur pulas dengan menggunakan piyama panjang berwarna navy. Arka tersenyum tipis, ia segera mendekat kearah Qia, berniat untuk membangunkan gadis itu.

"Bangun Qi,"

Arka menggoyang-goyangkan tubuh Qia pelan, namun yang dibangunkan malah menggeliat pelan untuk mencari posisi yang lebih nyaman, rasa kantuknya benar-benar menggrogoti tubuhnya sekarang.

"Ck, bangun Qi! Kata bi Yul lo belum makan tadi siang," decak Arka. Ia tak mau jika Qia akan sakit nantinya, bisa-bisa ia akan diomeli oleh Salma karena lalai dalam menjaga Qia.

Qia membuka satu matanya dengan sangat berat, kemudian tak lama ia menutup mata itu kembali, mengabaikan tubuhnya yang sedang digoyangkan oleh Arka.

Tangan Arka tak berhenti, ia menggoyang-goyangkan tubuh Qia dengan keras, sengaja, agar gadis itu bangun lebih cepat. Arka menggeram kesal, "Kalo lo gak bangun sekarang, gue bakal buang semua biskuat lo," ancam Arka.

"Buang aja, biskuatnya udah habis," balas Qia dengan suara parau.

Arka terdiam, sudah habis? Seberapa banyak Qia memakan biskuat itu dalam sehari? Baru saja dibelikan lima bungkus masa sudah habis dalam waktu sekejap?

"Ck! Lo belum makan Qi! Bangun cepet!" geram Arka.

Qia mengangguk pelan, tiba-tiba saja tubuhnya ditarik oleh Arka agar duduk. Qia berdecak malas, "Lima menit aja Ka," rengeknya.

"Gak! Ini udah jam tujuh! Lo gak makan siang dan sekarang udah malem. Lagian lo udah tidur lebih dari tiga jam," tolak Arka, sebenarnya ia khawatir jika nanti Qia akan sakit perut karena melewatkan makan siangnya, namun gengsinya lebih besar.

Dengan pelan, kedua mata Qia terbuka, ia menatap Arka jengah, "Gue mager,"

Arka diam tak peduli,ia segera menarik Qia kearah kamar mandi, "Cepet sikat gigi, cuci muka, gue tunggu disini," ujarnya sembari mendorong tubuh Qia pelan kedalam kamar mandi dan menutup pintu itu.

Qia segera melakukan perintah dari Arka, ia segera mencuci mukanya dan sikat gigi, jujur, ia ingin kembali tidur lagi sekarang. Setelah dirasa selesai, Qia membuka pintu kamar mandi, "Gendong," rengek Qia.

Kedua mata Arka menatap Qia jengah, namun ia tetap membalikkan badannya dan berjongkok, mempersilahkan Qia untuk menumpangi tubuh kekarnya.

Sesampainya di ruang makan, Arka segera menurunkan Qia dan mengambilkan gadis itu makan. Untuk porsi makan, jangan ditanya lagi, Arka sudah hafal porsi makan Qia diluar kepalanya.

Dirasa cukup, Arka segera memberikannya ke Qia, ia menatap Qia lekat, "Cincin lo gue simpen," ujarnya.

Qia sontak menatap Arka dengan kedua bola mata yang lebar, terkejut pastinya. Sejak kapan cincin itu berada di Arka? Apa Arka yang mengambilnya sendiri atau ia yang lupa?

Arka menghela nafasnya sejenak untuk kembali menjelaskan perihal cincin itu kepada Qia, "Sengaja gue ambil waktu lo tidur kemarin. Gue gak mau satu sekolah tau kalau kita tunangan. Biar waktu dan keadaan aja yang menjelaskan, untuk saat ini, gue gak bisa ubah status sahabat menjadi ke jenjang yang lebih serius. Karena gue tahu, kita sama-sama gak punya perasaan, tunangan kita terpaksa, jadi, kenapa harus pakai cincinnya kan? Maka dari itu, gue bakal simpan cincin itu." jelas Arka.

Qia yang tadinya mengunyah, ia sontak berhenti, entah mengapa, penjelasan dari Arka membuat hatinya sedikit ngilu. Sebaliknya, Arka-pun juga begitu, setelah mengatakan alasan itu, ada perasaan yang mengganjal, seperti penyesalan. Namun mereka menepis rasa itu jauh-jauh.

My Fiance's Secret {NEW VERSION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang