「1」

39.9K 3.2K 1K
                                    

Menikah adalah suatu hal yang membahagiakan, terutama jika menikah dengan seseorang yang sangat kita cintai. Tapi jika kau menikah dengan seseorang yang kau benci, apakah kau merasa bahagia? Tentu tidak. Inilah yang dirasakan oleh yuta saat ini.

Marah.

Ya, yuta sangat marah kepada kedua orang tuanya. Karena telah menjodohkan dirinya dengan seseorang yang sangat ia benci. Yuta muak melihat wajahnya, dan seseorang itu tengah duduk di pinggir ranjang yang dibagian tengahnya telah dihiasi bunga mawar merah dengan bentuk indah.

Dong sicheng atau lebih akrab dipanggil winwin, menatap yuta yang tengah berdiri membelakanginya.

Hampir sejam pria tampan itu membelakanginya, membuat winwin bosan dan berdiri mendekati yuta.

"Kau berdiri terlalu lama yuta, ayo duduk. Kakimu pasti pegal" sebuah sentuhan lembut menyentuh bahunya, membuat yuta menoleh. Menatap winwin dengan sorot matanya yang tajam.

"Jangan menasehatiku" yuta menjauhkan bahunya dari tangan winwin.

"Aku tidak seperti dirimu"

"Yang berdiri beberapa menit saja sudah roboh" ucap yuta disertai tawa mengejeknya pada winwin.

Sepertinya ada kepuasan tersendiri bagi yuta, api amarahnya sedikit reda setelah melontarkan ejekan pada sosok manis yang ada di hadapannya. Terlebih setelah melihat wajah winwin yang sedikit murung setelah mendengar ucapannya. Ah! Ia sangat senang melihat winwin seperti ini.

Kemudian yuta melangkahkan kakinya keluar kamar, tidak memperdulikan winwin yang kini menatap punggungnya dengan tatapan sayu. Ia masa bodoh, mau winwin menangis atau apa itu bukan urusannya.

Yuta pergi menuju dapur. Membuka kulkas dan menyambar dua kaleng bir lalu meneguk salah satunya dengan kasar. Ia merebahkan tubuhnya di sofa. Mengangkat satu kakinya layaknya seorang bos. Seharusnya ia masih bersama kedua temannya saat ini. Bersenang senang di club dan ditemani oleh gadis gadis cantik. Hah! Ia akan merindukan suasana ini di kemudian hari, karena sepanjang harinya akan ia lalui bersama si sialan winwin. Tentu saja yuta tidak bisa bebas, karena ayahnya akan mengunjunginya suatu saat.

"Ayah, ibu, aku benci kalian" gumamnya.

"Tidak! Tidak!" Yuta menggelengkan kepalanya.

"Aku membencimu winwin"

Genggaman yuta pada kaleng bir yang ditangannya mengerat. Jika saja orang itu tidak datang kerumahnya, orang tuanya tidak akan menjodohkan dan menikahkannya dengan winwin.




Flashback




Yuta melangkahkan kakinya ke dalam rumah sambil bersiul kecil. Ia baru saja selesai bermain futsal dengan anak anak yang usianya sangat—jauh lebih muda darinya. Samar samar telinganya mendengar percakapan saat menuju dapur, yang kebetulan harus melewati ruang tamu terlebih dahulu. Setibanya di ruang tamu, yuta melihat ayah dan ibunya sedang berbicara dengan seseorang yang sangat ia kenal wajahnya.

Rude •yuwin•Where stories live. Discover now