「5」

20.5K 2.6K 1.5K
                                    

Beberapa hari kemudian, keadaan yuta mulai membaik, mungkin ini efek dari kegiatan ranjangnya dengan winwin waktu itu. Karena setelah melakukan hubungan badan, keesokan harinya pria berdarah jepang itu mulai melakukan aktifitasnya seperti biasa.

Winwin tentunya senang melihat keadaan suaminya yang telah membaik. Tapi tetap ada rasa sedih didalam hatinya, karena yuta kembali bersikap dingin dan kasar padanya.

"Oh tuhan, bolehkah aku berharap jika yuta membalas cintaku?" Ucapnya pada diri sendiri.

Saat ini winwin tengah melamun, menatap langit sore dari jendela kamarnya. Ia bermonolog, berharap jika suatu saat nanti yuta akan membalas cintanya. Tapi—apakah itu mungkin?

BRUG!

Sebuah baju mendarat mengenai wajah manisnya, membuat winwin tersadar dari lamunan. Winwin mengambil baju itu, kemudian menoleh, ia melihat yuta sudah berdiri di sampingnya.

"Cepat setrika bajuku"

"Aku ingin malam ini baju ini sudah rapi"

Untuk saat ini winwin hanya mengangguk. Ia menuruti perintah yuta, setelah yuta meninggalkan kamar,  winwin mulai menyetrika baju milik suaminya itu. Tidak sama sekali ia berpikir, mengapa yuta menyuruhnya menyetrika baju.

Menyetrika satu baju tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya perlu beberapa menit bagi winwin untuk merapikan baju milik yuta.

"Apa bajuku sudah rapi?" Yuta memasuki kamar, berjalan mendekati winwin yang sedang menggantungkan bajunya menggunakan hanger.

Winwin mengangguk, membuat yuta tersenyum puas.

"Bagus"

"Sekarang keluarlah, aku ingin mandi"

Winwin menuruti perintah yuta, ia keluar kamar, lalu melangkahkan kakinya menuju dapur, memasak makan malam untuk dirinya dan yuta.

Menyalakan kompor, winwin memasukkan bahan makanan ke dalam wajan. Ia kembali melamun, winwin merasa dirinya bukanlah istri dari nakamoto yuta. Mulai dari membersihkan seisi rumah, serta memasak hingga menyetrika, winwin merasa dirinya hanyalah seorang pembantu.

"Ah tidak tidak!" Dengan cepat winwin menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran buruk yang ada di otaknya.

"Aku tidak boleh berpikir buruk. Aku yakin, suatu saat nanti yuta pasti luluh dan mulai mencintaiku, hum!"

Langit mulai gelap saat ia selesai memasak. Winwin menyajikan makanan itu di atas meja makan, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar.

Ketika tangannya membuka pintu, winwin melihat yuta sudah rapi. Dalam hatinya ia menjerit, terpesona dengan penampilan yuta malam ini.

Tapi tunggu! Dahinya mengernyit, mau kemana suaminya dengan penampilan seperti ini?

"Kau mau kemana?" Tanya winwin seraya mendekati yuta.

"Bukan urusanmu" jawab yuta dingin.

"Kalau kau mau pergi, setidaknya makan dulu. Aku sudah membuatkan makan malam" bujuk winwin, mencegah yuta untuk tinggal sebentar, ia hanya ingin yuta makan malam dengannya.

"Bukankah sudah ku bilang kau tidak perlu memasak?" Suara yuta berubah menjadi agak tinggi.

"Lagipula untuk apa kau memasak?! Masakanmu itu tidak layak untuk dimakan"

"Minggirlah! Jangan khawatirkan aku, aku akan makan diluar"

Yuta mendorong tubuh winwin, lalu pria itu melangkahkan kakinya keluar rumah. Meninggalkan winwin yang mulai terisak di dalam kamar.

---

Setelah dua jam berkendara menggunakan mobilnya, yuta tiba disebuah bar yang dulu sering ia datangi.

Melangkahkan kakinya masuk ke dalam, lalu mendekati seorang gadis yang sudah menunggunya sambil menyilangkan kedua tangannya di dagunya.

"Hey nayoung, lama menunggu?" Yuta menarik kursi, lalu duduk di sebelah nayoung—gadis yang telah lama yuta sukai.

"Ya! Lama sekali" gerutunya.

"Para pria genit itu menggodaku yuta! Mereka mencubit pipiku beberapa kali" adu nayoung sambil memanyunkan bibirnya.

"Salahkan pipimu yang terlalu gembul" yuta terkekeh, tangannya ia gunakan untuk mencubit pipi nayoung, hingga membuat si gadis berdecak kesal.

"Hentikan yuta! Kau bisa membuat pipiku melar" protes nayoung, lalu menuangkan wine ke dalam gelasnya.

"Kau semakin cantik nayoung"

"Aku semakin menyukaimu"

Pujian yang dilontarkan yuta membuat nayoung mendengus. Gadis itu memutar bola matanya sebelum menatap yuta.

"Kau sudah menikah, katakan saja hal itu pada istrimu!"

Yuta meringis mendengarnya, ia merapatkan kursinya untuk lebih dekat dengan nayoung, lalu merangkul pundak gadis itu.

"Aku tidak pernah menganggapnya sebagai istri" bisik yuta di telinga nayoung, lalu mencium telinga si gadis.

"Mau mampir kerumahku?" Tawar yuta.

"Boleh. Tapi bagaimana dengan istrimu?" Tentu saja nayoung mau, tapi ia tetap memikirkan nasib orang yang berstatus sebagai istri dari pria berdarah jepang di sampingnya ini.

"Tidak usah diperdulikan, anggap saja tidak ada orang selain kita berdua"

Nayoung mengangguk, gadis itu tersenyum senang. Mereka berdua melanjutkan kegiatan minumnya hingga berjam jam. Tepat pukul 10 malam, yuta mengajak nayoung kerumahnya.

"Apa istrimu sudah tidur?" Tanya nayoung saat tiba di dalam rumah yuta.

"Tentu saja, aku yakin dia sudah berada di alam mimpi"

Yuta mendekati nayoung, memojokkan gadis itu hingga tubuhnya menyentuh dinding. Yuta mengangkat dagu si gadis, mengusap pipinya, nayoung hanya terdiam, menikmati usapan yang yuta berikan pada pipinya. 

"Kau cantik" puji yuta.

Nayoung menunduk, pipinya memerah karena malu. Yuta mengangkat dagunya lagi, perlahan yuta mendekatkan wajahnya ke wajah nayoung, ia mencium bibir gadis itu, melumatnya, sesekali mengigitnya.

"Apa yang kau lakukan yuta?"

Suara winwin membuat keduanya menghentikan ciuman panasnya, nayoung menatap winwin takut sedangkan raut wajah yuta terlihat kesal.

"Kau!" Tunjuk yuta pada winwin.

"Kau tunggu disini nayoung, aku akan bicara pada si sialan ini" setelah menasehati nayoung, yuta mendekati winwin, menarik tangannya kasar, lalu membawanya ke dalam kamar.

"Apa maksudmu huh?!" Bentak yuta, ia menghempaskan tangan winwin dengan kasar.

"Aku yang harusnya bertanya itu padamu!" Winwin membentak balik, nada suaranya sama tingginya dengan yuta.

"Kau membawa seorang gadis tanpa seizinku?" Airmata mulai menetes di wajah manisnya.

Yuta mendengus, kemudian tertawa mengejek.

"Untuk apa aku harus minta izin padamu?"

"Kau bukan istriku! Kau hanya menumpang dirumah ini!"

.
.
.

TBC

Rude •yuwin•Where stories live. Discover now