「9」

19.2K 2.4K 1.2K
                                    

Saat ini nayoung sudah resmi menjadi istri dari nakamoto yuta. Mereka berdua melaksanakan pernikahannya di Hawaii. Dekorasi pernikahannya lebih mewah dari pernikahannya dengan winwin.

Namun hal itu tidak cukup membuat yuta bahagia saat acara pernikahan berlangsung. Ia sangat kesal hari itu.

Bagaimana tidak? Tamu yang datang hari itu cukup sedikit. Kurang lebih dari 50 orang.

Tapi bukan itu penyebab utama dari kekesalannya. Penyebab utamanya adalah, kedua temannya—johnny dan jaehyun tidak hadir. Bukan karena tidak tau, tapi keduanya enggan datang.

"Kau tidak mencoba mengunjungi mereka?"

Nayoung menatap yuta yang tengah menonton acara bola diruang tamu. Yang dimaksud gadis itu adalah johnny dan jaehyun. Karena semenjak ia dan yuta menikah, suaminya itu tidak pernah lagi menemui keduanya. Yuta hanya menghabiskan waktu dengannya dirumah.

"Hah! Persetan dengan mereka! Aku tidak membutuhkan keduanya lagi"

Yuta mematikan televisinya. Lalu bangkit dari duduknya, ia menghampiri nayoung, melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu.

"Yang aku butuhkan sekarang hanya kau"

Yuta mengeratkan pelukannya pada tubuh gadis itu, ia mendekatkan wajahnya ke leher nayoung, lalu menciumnya serta menghisapnya penuh nafsu sehingga menimbulkan tanda kemerahan di leher gadis itu.

"Nnhh... Yuta hentikan!" Gerutu nayoung, lalu mendorong pelan tubuh yuta.

Yuta hanya memaklumi penolakan nayoung tadi. Ia paham, ini baru beberapa hari, mungkin nayoung masih malu.

Kakinya pun melangkah mengikuti nayoung yang saat ini berada di dalam kamar. Yuta melihat gadis itu tengah duduk melamun di pinggir ranjang.  

"Hey cantik, kau kenapa?" Tanya yuta, tangannya ia gunakan untuk mengusap rambut nayoung.

"Aku baik yuta" jawabnya sambil mengukir senyum di bibir.

"Okee... Baiklah kalau begitu"

Yuta memasang senyum miring di wajahnya. Lagi lagi ia menggerayangi tubuh nayoung, kembali tangannya bermain di leher gadis itu, seakan candu baginya, yuta melakukan hal yang sama, mencium serta sesekali menghisapnya.

"Kau tau apa mimpiku kan cantik? Aku sangat ingin mempunyai anak darimu. Maka dari itu, ayo kita lakukan lagi nanti malam"

Nayoung menatap yuta sendu. Gadis itu menggeleng pelan. Ia menyingkirkan tangan yuta dari lehernya, kemudian menggenggam tangan yuta erat.

"Maafkan aku yuta. Aku tidak bisa" ucap nayoung lirih.

"Kenapa?" Raut wajah yuta terlihat khawatir.

Nayoung menghela nafas panjang. Sejujurnya ia ingin menyimpan hal ini, namun keinginan yuta membuatnya tidak bisa untuk menyimpannya.

"Kemarin, saat kau pergi keluar, aku memutuskan untuk melakukan check ke dokter"

"Dokter bilang... Aku tidak akan pernah menjadi seorang ibu. Aku tidak bisa memberimu keturunan"

Tangis nayoung pecah saat mengucapkan kalimat terakhir. Gadis itu memeluk yuta dan mengucapkan beribu maaf.

Sedangkan yuta? Ia membalas pelukan nayoung. Namun ekspresi di wajahnya tidak bisa dibaca.

---

Winwin tengah membersihkan seluruh ruangan di apartment yang ditinggalinya. Jangan kira winwin hanya menumpang disini tanpa melakukan apapun.

Menunggu lucas pulang bekerja sungguh membuatnya bosan. Tidak ada teman untuk diajak bicara. Bahkan teman barunya—yangyang, jarang mampir.

Pikiran winwin kembali pada tujuan awalnya. Dimana seharusnya ia kembali kepada kakak sepupunya, qian kun.

"Aku tidak bisa tinggal lebih lama disini" gumamnya.

Hal ini membuat winwin bingung. Jika ia kembali dan menceritakan semuanya, kun pasti tidak akan diam. Winwin memikirkan nasib yuta yang mungkin akan babak belur dihajar oleh kakak sepupunya itu.

"Ugh!"

Winwin memijat pangkal hidungnya. Memikirkan yuta membuatnya sedikit pusing. Dan lagi, perutnya tiba tiba terasa mual.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu membuat winwin mengurungkan niat istirahatnya. Karena di pikirannya, bisa jadi itu yangyang atau kerabat lucas yang lain.

Dengan pelan winwin melangkahkan kakinya menuju pintu. Berharap orang yang hendak bertamu tidak lama, sehingga ia bisa istirahat untuk meredakan pusingnya yang semakin menjadi.

CEKLEK

"Hai winwin!"

Itu yangyang, dengan semangat ia menubruk tubuh winwin dengan pelukan erat.

"Um... Hai juga" sapa winwin balik dengan senyuman kecil.

"Maaf karena lama tidak berkunjung. Aku sangat sibuk dirumah, jadi tidak sempat mampir kesini"

Yangyang melangkahkan kakinya menuju ruang tamu. Ia menaruh paperbag yang sedari tadi dibawanya. Kemudian mengeluarkan isi dari tas mini tersebut.

"Duduklah winwin, jangan hanya berdiri layaknya patung" suruh yangyang, seolah olah ia adalah tuan rumahnya di apartment ini.

"Ah... Baiklah"

"Hey, kau baik baik saja? Wajahmu terlihat sedikit pucat" tanya yangyang khawatir saat ia melihat wajah winwin.

"Aku sedikit tidak enak badan. Mungkin efek kurang tidur"

Yangyang mengangguk, ia mengambil satu botol jus jeruk, lalu menyodorkannya pada winwin.

"Ini, minumlah. Siapa tau kau merasa lebih baik setelah meminumnya"

"Terima kasih—uhh!" Winwin mencengkram perutnya, sedikit meringis saat merasakan tekanan dari dalam perutnya.

"Kau baik?!" Tanya yangyang lagi, kali ini wajahnya terlihat panik.

"Y-ya, jangan khawatir. Perutku hanya kram" ucap winwin menenangkan, rasa sakit itu sedikit membaik ketika ia mengusap perutnya.

Diam diam winwin tersenyum kecut. Ia mulai berpikir aneh. Bagaimana jika ia terkena penyakit berbahaya? Oh bagus sekali! Mempunyai masalah dengan suami, lalu mati karena penyakit, hidupnya benar benar kacau.

.

.

.

TBC

Rude •yuwin•Where stories live. Discover now