14. Sepasang Sepatu

810 89 16
                                    

"Sepasang sepatu memang nggak bisa jalan beriringan, tapi mereka selalu satu tujuan. Sepasang sepatu selalu saling membutuhkan. Karena jika salah satunya pergi, yang ditinggalkan sudah tidak berarti." - Zikri Rafasya

--------------

Bel masuk sudah dibunyikan sejak 10 menit yang lalu tetapi koridor kelas 11 masih ramai. Mereka menanti sang kembang sekolah yang katanya baru saja ditembak oleh pengagum rahasianya.

Tangan Zena penuh dengan coklat batangan yang baru saja ia dapatkan dari seorang cowok yang notabenenya adalah adik kelasnya. Rencananya coklat itu akan ia bagikan pada teman-teman sekelasnya. Lima untuk mereka, dan lima untuk Zena.

"Kila, Hemi, bantuin dong!" teriak Zena pada kedua sahabatnya.

Kila dan Hemi bergegas menghampiri Zena yang sedang kesusahan membawa sepuluh batang coklat berukuran medium.

"Gila Na, ini banyak banget!" seru Kila histeris.

"Iya makannya bantuin," balas Zena sambil menyerahkan beberapa batang coklat pada Hemi dan Kila.

Hemi dan Kila menerimanya dengan senang hati.

"Kalian mau?" tawar Zena pada kedua sahabatnya.

"Nggak!" jawab mereka serempak.

"Tumben," cibir Zena.

"Nggak nolak maksudnya," lanjut mereka lagi sambil cekikikan.

Zena menatap mereka tak percaya lalu memutar bola matanya malas. Dasar ada-ada saja kelakuan dua cecurut ini!

Wihh Zena dapet coklat banyak ni

Nasib orang cantik yaa banyak fans nya

Dia gak cuma cantik bro, tapi baik dan cerdas

Emang cocok udah jadi kembang sekolah kita

Senyumnya buanjir mengalihkan duniaku

Mau dong neng Zena coklatnya

Zena mendengar semua celotehan siswa-siswi yang ia lewati. Ini masih koridor anak Ipa, dan fansnya sudah sebanyak itu. Bisa dibayangkan bukan bagaimana popularitas Zena di SMA Houten?

"Woy temen-temen gue semuanya!" seru Zena ketika sudah sampai di koridor kelas Ips. "Kalian mau coklat nggak?" lanjut Zena lagi.

Mauuu

Bagi dongg

Sini Zena mau

Banyak sekali yang menyahut, Zena sampai bingung dibuatnya.

"Nih kalian bagi-bagi aja, ya," ucap Zena sambil menyerahkan empat batang coklat.

"Btw, Na, lo beneran ditembak adik kelas?" tanya Reno yang juga ada di gerombolan anak Ips.

"Iya."

"Lo terima?"

"Nggaklah."

"Terus yang semalem gimana?" tanya Reno mengalihkan objek pembicaraan.

"Gimana apanya?"

"Kelanjutannya atuh Rayaku sayang," ujar Reno gemas.

"Nggak tau. Gue ke kelas dulu, byee!" pamit Zena main nyelonong saja meninggalkan Reno yang masih butuh penjelasan.

"Jadi gimana?" tanya Reno masih penasaran. Sekarang cowok itu sedang bertanya kepada Hemi dan Kila.

"Apanya?" jawab mereka serempak.

ZENATAWhere stories live. Discover now