Bag. 7 : Brown Cafe

101 60 5
                                    

Sudah cukup sering rumah Katya menjadi tempat mereka untuk berkumpul dan mengerjakan tugas sekolah.

...

16.00

Seusai bel pulang berbunyi, Amira, Katya, dan Selvi bergegas pulang kerumah mereka masing-masing.

Sesampainya di rumah, Amira segera menyiapkan tugas yang akan dikerjakannya, dan memasukkannya dalam tas.

Setelah mengisi perut, dan berganti baju, Amira lalu meminta izin kepada ibunya, "Mahh.. Amira pergi ke rumah Katya dulu yaa.. Biasaaa. Mau ngerjain tugas bareng".

"Iya. Jangan pulang malem ya Mir", sahut ibunya dari dapur.

"Iya mah".

Usai berpamitan, lantas Amira segera pergi ke rumah Katya menggunakan sepeda kesayangannya. Sepeda ini merupakan sepeda pemberian ibunya sebagai kado ulang tahun ke 13. Sepeda berjenis MTB dan berwarna hitam ini, dulunya sering ia gunakan untuk bersepeda saat sore hari, sekedar berkeliling komplek untuk refresh dari tugas dan pelajaran.

Jarak antara rumah Amira dan Katya pun tidak terlalu jauh. Maka dari itu, Amira pun diizinkan orangtuanya untuk pergi ke rumah Katya. Jika pergi ke rumah teman yang jaraknya agak jauh, Amira akan diantar oleh ayah atau ibunya.

Katya sendiri adalah teman Amira semenjak SMP. Kala itu, Katya sering meminjam bolpoin padanya. Terlalu sering meminjam, membuat mereka berdua saling mengenal satu sama lain. Yang tadinya hanya sekedar meminjam bolpoin atau pensil, kedua anak itu akhirnya berteman baik.

Saat lulus SMP, Amira pikir akan berpisah dengan sahabatnya itu. Namun, dugaannya salah. Katya ternyata juga mendaftar di SMA Jayabangsa, sama seperti dirinya. Menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi dirinya.

Amira sebenarnya punya banyak teman, ia adalah anak yang pintar dan cukup ramah pada siapapun. Sebelum mengenal Selvi, hanya pada Katya lah dia dapat berbagi cerita, begitupun sebaliknya....

Sesampainya didepan rumah Katya, Amira segera memanggil-manggil nama temannya itu. "Kettt Katya Kett Katya". Panggilan 'Ket' itu sendiri sudah dipakainya semenjak mengenal Katya.

Tak perlu lama menunggu, sang pemilik rumah pun menyahut, serta bergegas membukakan pagar.

"Eh Mir, itu si Selvi dateng duluan. Lagi kerasukan apa ya dia, tumben amat", ucap Katya yang keheranan, karna biasanya Amira datang mendahului Selvi, namun ini malah sebaliknya.

"Lagi dapet ilham kali. Tapi baguslah, mungkin sekarang dia lagi rajin", balas Amira sembari memarkirkan sepedanya.

•••

Biasanya Amira akan pulang sebelum jam 18.30 karna tidak ingin membuat orangtuanya khawatir.

Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 18.15, dia bersiap-siap untuk pulang. Amira memasukkan kembali alat tulisnya, seperti buku, pensil, bolpoin kedalam tas.

"Ehh, besok jadi ngga nih ke cafe?", tanya Selvi.

"Cafe yang mana?", balas Katya

"Yang itu loh, yang baru buka, Brown Cafe namanya kalo nggasalah".

"Oohh yang itu. Jadii dong", ucap Katya setelah mengingat sebelumnya, mereka bertiga berniat mencoba menu di cafe itu. "Amira Ananda bisa ngga nih?? Bisa kan Mir??", sambungnya dengan ekspresi memohon kepada temannya itu.

"Bisa ko.. Bisa banget", jawab Amira diikuti dengan senyuman.

"OKEEE besok ya.. Jam nya kita omongin lagi di grup, berhubung Sang Putri udah mau pulang", ledek Katya. Selvi tertawa, dan Amira tersenyum lebar saat Katya berkata 'Sang Putri', disertai dagu nya yang menunjuk kearah Amira.

Halo! AmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang