Part 30

286 19 5
                                    

"Lapor Kapten! Sinyal darurat berhasil dikirim ke Heathrow Airport dan mereka akan segera mengirimkan bantuan secepatnya kemari tanpa menimbulkan kecurigaan para pembajak pesawat ini."lapor Aero setelah beberapa saat berkutat dengan laptop milik salah seorang penumpang.

"Lapor Kapten! Jumlah pembajak di pesawat ini ada 5 orang dan ke lima-limanya kini tengah berada di kokpit dengan menyandra co-pilot didalam. Mereka berasal dari The Jerde dan mereka disini untuk membawa kita langsung menuju wilayah Asia jika kita lihat dari rute yang mereka ambil."lapor Alzra singkat setelah beberapa saat melakukan penyelidikan.

"Bawa pilot ini ke bagian belakang pesawat, disini tidak aman untuk dijadikan tempat untuk berkumpul."ujar Rissa sesaat setelah melepas selang transfusi.

"Yes Capt!"jawab ketiganya bersama sebelum membawa sang pilot pindah ke arah belakang dan yang pastinya melewati para penumpang yang tengah melakukan aktivitasnya masing-masing.

"What's wrong with him?"tanya seorang penumpang kepada Rissa yang memang berjalan paling belakang.

"He is not feeling well."jawab Rissa seadanya tanpa membuat sang penumpang panik dibuatnya.

"He is a pilot right?"tanyanya lagi dengan kerutan bingung tercetak jelas di wajahnya.

"Yes he is."jawab Rissa lagi sambil menganggukkan kepalanya ringan.

"Excuse me, what can I help you ma'am?"tanya seorang pramugari yang melihat Rissa yang tengah mendapatkan pertanyaan oleh seorang perempuan dewasa.

Melihat seorang pramugari yang datang membantunya, Rissa dengan segera menyusul ketiga sahabatnya yang telah membawa sang pilot ke belakang terlebih dahulu.

"Aero, kamu jaga mereka disini sambil terus mengamati radar udara! Alzra, William, ikut aku menyergap mereka! Dan untuk beberapa pramugari, kalian jika bisa bawa arahkan penumpang untuk tidak panik jika nanti terdengar suara tembakan dari arah kokpit!"perintah Rissa kepada mereka semua.

"Yes Capt!/Yes!"jawab mereka bersamaan.

Sesaat setelah mereka menjawab perintah Rissa, mereka dengan segera melaksanakan tugas yang telah mereka dapatkan.

Dengan hati-hati, Rissa, Alzra dan William mulai berjalan memimpin para pramugari dengan langkah tenang namun pasti.

"Ambil senjata kita terlebih dahulu!"perintah Rissa sambil terus berjalan kearah kursinya dan mengambil beberapa senjata dan beberapa alat yang mungkin dapat membantu mereka melakukan penyergapan.

Melihat apa yang tengah dilakukan oleh Rissa dan team-nya, beberapa penumpang mulai panik dan bingung melihat itu.

Dengan cepat dan tangkas, para pramugari mulai menjelaskan situasi mereka saat ini dengan penuh pengertian dan memberikan beberapa instruksi yang dirasa oleh mereka perlu untuk para penumpang lakukan dalam menghadapi situasi yang tengah mereka alami.

"Let's we start the game."ujar Rissa dengan nada menahan kegembiraan dan senyum yang terukir menyeramkan diwajahnya.

Rissa, Alzra dan William mulai berjalan ke arah kokpit dengan seorang pramugari di belakang mereka guna melaksanakan rencana yang tadi sempat mereka buat beberapa menit sebelumnya.

Sesuai rencana, sang pramugari membawa tray-table yang telah terisi makanan untuk co-pilot yang kini tengah menjadi sandera di dalam dengan wajah tampak biasa.

"Sir Lucas, ini makan an- siapa kalian?!"ucap sang pramugari memulai aktingnya.

Merasakan seseorang memasuki ruangan kecil yang terletak di bagian depan pesawat, 3 pria dengan senjata lengkap itu dengan segera menodongkan senjatanya ke arah sang pramugari dengan wajah penuh ancaman.

"Jangan teriak atau kamu akan saya tembak!"ancam salah satu pria dengan bekas luka yang memanjang antara mata kanannya hingga pipi kirinya.

"Si-siapa ka-kalian? A-apa yang kalian inginkan?"tanya sang pramugari yang kini dengan kedua tangan berada di atas kepalanya sambil menangis ketakutan. "Diam! Atau pesawat ini kami jatuhkan!"

"Ja-jangan! Bu-bukankah anda sudah berjanji untuk ti-tidak melukai para penumpang maupun para awak kabin pesawat ini ji-jika saya menuruti keinginan anda."ujar co-pilot yang bernama Lucas itu penuh dengan ketakutan mengingat sebuah senjata api yang sejak tadi telah bertengger masih di pelipis kanannya.

"Perjanjian itu akan batal jika kalian melapor dan berteriak!"

Rissa yang mendengar hal itu hanya bisa menekan rasa emosi yang berada di dalam hatinya. Genggamannya pada pistol yang telah diberi peredam suara itu semakin mengencang melihat keadaan pramugari dan co-pilot yang berada dalam keadaan yang mengancam nyawa mereka.

"Siapkan senjata kalian! Dalam hitungan ke tiga, kalian tembak pada titik vital mereka! Usahakan untuk meleset beberapa inci dari organ vitapnya!"perintah Rissa dengan nada yang sedikit berbisik kepada Alzra dan William. Dan dibalas anggukan oleh keduanya.

"Satu."

Terdengar sebuah pesawat lain yang mulai mendekat meskipun samar. Radar pesawat pun mulai menunjukkan tanda-tanda beberapa pesawat yang mulai mendekat kearah pesawat yang kini tengah mereka tumpangi.

"Sialan! Ada yang melapor rupanya!"umpat salah satu pria lainnya dengan tato yang terukir panjang dari tangannya hingga menyentuh dagu miliknya.

"Dua."

"Naikkan ketinggian pesawat sekarang juga!"perintah pria dengan bekas luka memanjang itu yang kini semakin menempelkan pistolnya kearah pelipis Sir Lucas tanpa menghiraukan wajah penuh ketakutan miliknya.

"Tapi ini sudah batas ketinggian pesawat ini."jawab Sir Lucas penuh dengan rasa cemas dan ketakutan.

"Satu."

"Sekar-"

Tepat ketika pria yang tengah menempelkan pistolnya kepada sang co-pilot membuka suara. Bertepatan juga ketika Rissa dan kedua anggota tim-nya menarik pelatuk pistol milik mereka.

Ketiga pria itu dengan cepat jatuh ke lantai dengan darah yang mulai menggenang di sekitar tubuh mereka meskipun kesadaran ketiganya masih ada.

"Segera amankan senjata mereka dan tahan pendarahan mereka! Sekarang!"perintah Rissa yang mulai membantu sir Lucas mengendalikan pesawat yang mulai menurunkan ketinggiannya sesuai standar yang telah ditentukan. "Siap."

"Segera laporkan keadaan pada tower untuk menyiapkan landasan darurat! Dan mulai operasi pengamanan pesawat!"perintah Rissa kepada Sir Lucas sambil mulai mengatur kecepatan dan tekanan udara di pesawat ini. "Siap."

Bertepatan dengan itu juga, empat pesawat angkatan udara milik Britania Raya yang sudah berhasil mengepung berbagai sisi pesawat komersial ini.

"Dengan Kapten Clarissa disini. Mulai lakukan pengawalan! Para tersangka sudah berhasil kami amankan. Kami akan mendarat di bandara kalian dan siapkan keperluan disana."ucap Rissa yang memerintah pesawat yang berada di depannya dengan nada dan aura intimidasi yang kuat disana.

"Siap Capt! Semua sudah kami siapkan sesuai keadaan yang terjadi kini. Terima kasih atas bantuan anda Kapten Clarissa."ujar sebuah suara yang sudah Rissa kenal sejak ia terjun ke dalam dunia ini.

"Baik Komandan Fredrick. Terima kasih atas kesiapsiagaan anda dan anggota anda."

"Itu sudah tanggung jawab kami."

Bersambung...

The Secret (Complated) - Full version Webnovel, Mangatoon, Kubaca, IcanNovelDove le storie prendono vita. Scoprilo ora