SURVIVED | 07

2.6K 229 31
                                    

Previous chapter:
Bagaimana bisa Jimin akan fokus bekerja saat di Gwangju nanti? Saat Vally tidak ada disisinya? Membayangkannya saja membuat Jimin merasa kesepian. Hidup Jimin kini sudah bergantung pada Vally—istrinya yang ia cintai melebihi dirinya sendiri. Berharap waktu akan terus berjalan dengan baik dan sesuai keinginannya, bersama dengan Vally. Hingga kematian yang memisahkan mereka.

***

Vally menatap layar ponselnya yang menampakkan pesan dari Jimin. Pria itu baru saja berangkat ke Daegu tiga puluh menit yang lalu. Helaan napas terdengar dari Vally yang sedang membaca pesan Jimin. Isinya sama seperti yang Jimin ucapkan sebelum berangkat.

Istriku yang cantik, selama aku di Daegu
jangan nakal, ya. Simpan nakalmu sampai aku
pulang nanti, paham? Jaga kesehatanmu,
selalu makan tepat waktu, dan jangan sampai
kelelahan bekerja. Selalu ijin padaku
kemana pun kau pergi.
Kalau kau melanggar, siapkan dirimu untuk
menghadapi hukuman dariku.
Tunggu suamimu yang paling tampan ini pulang,
aku mencintamu.

Itulah pesan panjang yang dikirim oleh Jimin, jangan lupakan foto narsis yang ia sisipkan di akhir pesan. Mampu membuat Vally terkekeh gemas. Kepergian Jimin karena urusan kantor kali ini bukanlah yang pertama kali untuk Vally, sebelumnya pernah saat mereka belum menikah. Mungkin terkadang Vally merasa sebal dengan tingkah Jimin yang menjengkelkan dengan jutaan rayuan dan kemesumannya, tapi Vally menyukainya. Ketimbang harus berjauhan seperti ini selama seminggu.

Ia merasa sepi saat Jimin tidak ada di sisinya.

Tangannya memasukkan kembali ponsel ke dalam tasnya sebelum mengetikan pesan untuk membalas pesan Jimin, "aku mengerti, Tuan Hwang. Kau juga harus jaga kesehatan, jangan terlalu pusing memikirkan pekerjaan, okay? Cepatlah pulang karena aku menunggumu. Love you more." Setelah sudah ia memencet tombol kirim yang berada di pojok kanan bawah layar ponsel.

Kini pandangannya beralih pada sebuah strawberry milkshake yang ada di depannya. Hari ini ia memiliki janji temu dengan Lea di kafe seberang kantornya. Vally mulai menyeruput minuman manis itu juga dengan perasaan manis yang ia rasakan beberapa hari belakangan ini. Juga hari ini ia senang bisa bertemu dengan Lea setelah sekian lama.

Senyuman yang terukir di wajahnya tidak kunjung surut, bahkan beberapa pengunjung kafe yang lain aneh memandangnya. Untung saja semua orang tau bahwa dia adalah seorang wanita yang dipersunting oleh pengusaha kaya dan terkenal yaitu Jimin, jika tidak mungkin Vally sudah dicap sebagai orang gila dan kemungkinan yang lebih buruk ia akan diusir dari kafe. Bisa saja 'kan? Mengingat pada abad ini manusia semakin kejam, walaupun pada yang serupa.

Pertemuan Vally dan Lea bukan hanya sekadar melepas rindu, melainkan Vally mengajak Lea ke suatu tempat untuk memastikan suatu hal. Vally sedikit merasa bersyukur, kepergian Jimin ke Daegu selama seminggu membuatnya leluasa untuk menjalankan misi yang tengah ia buat. Dia juga sudah bekerja sama dengan semua pekerja rumah dan para supir agar merahasiakan misinya ini dari Jimin. Sangat sulit sekali awalnya Vally bisa bekerja sama dengan semua orang yang dipekerjakan Jimin. Mereka semua orang-orang yang memiliki tingkat loyalitas sangat tinggi pada Tuannya.

Seperti saat ini, Vally mematikan sebuah aplikasi pelacak di ponselnya yang tersambung langsung pada Jimin, juga telah bernegosiasi pada Pak Shin untuk memberi tahu jika Jimin bertanya, ia cukup mengatakan bahwa Vally masih berada di kantor dan ponselnya mati. Supaya Jimin tidak tahu kemana ia akan pergi nanti bersama Lea. Bisa gagal total misinya.

SURVIVED [end]Where stories live. Discover now