Sebulan sudah berlalu dari penangkapan Pak Wiratman yang terlibat kasus penggelapan dana perusahaan. Mbak Ratna kembali beraktifitas di kantor.
" Gimana kandunganmu Zahra?" Tanya Mbak Ratna pada saat aku mengantarkan laporan ke ruangannya.
" Alhamdulillah sejauh ini baik." Jawabku sambil memegang perutku sudah mulai terlihat membesar.
" Apakah suamimu selalu memperlakukanmu dengan baik?"
" Iya Mbak."
" Ya sudah kembalilah keruanganmu. Jaga kesehatanmu selalu, jangan terlalu capek." Ucapnya sambil tersenyum.
" Makasih Mbak. Saya permisi"
Sesampai di ruanganku, aku kembali melanjutkan pekerjaanku.
Setelah Mbak Ratna kembali lagi bekerja sikap Mbak Ratna kurasakan sangat berbeda, dia lebih perhatian, nggak jarang dia membawakanku buah-buahan sebagai cemilanku.
Kalau di rumah Mas Jaya yang begitu perhatian, disini ada Mbak Ratna yang juga begitu perhatian dan perduli denganku. Apakah yang dikatakan Bi Ijah memang benar.
Berarti Mbak Ratnapun membohongiku, bukankah dia pernah bilang dia nggak tau tentang keluarga Mas Jaya.
Sebenarnya mereka itu siapa sih, kenapa harus seperti ini.Kurasakan sesuatu jatuh di atas mejaku, dan membuatku sadar dari lamuananku.
" Lu mikirin apa Za, nggak baik Ibu hamil ngelamun" Tegur Ika.
" Nggak, gue lagi mikirin laki gue."
" Ya elah, macam lu jauh aja, tinggal lu telphon, dia nyamper kemari."
Ucapan Ika hanya kubalas dengan senyuman aja.
Udah tiga hari Mas Jaya keluar Kota, seperti biasa hanya dia yang bisa menghubungiku, tapi aku sama sekali nggak bisa menghubunginya.
🌹
🌹
🌹
Sesampai di rumah dan membersihkan diri, aku turun untuk menonton TV, tapi tetap aja fikiranku masih tertuju dengan Mas Jaya dan Mbak Ratna. Lagi-lagi aku mencoba menepis pikiran yang membuatku harus selalu mencurigai mereka.
Ku ajak Bi Ijah untuk menemaniku ke MiniMarket yang ada dekat komplek. Syukurnya aku nggak harus mengantri untuk membayar, karena memang keadaan saat itu sangat sepi.
Pada saat aku selesai membayar, Mbak kasirnya menegurku dengan ramah." Maaf, ini Zahra ya?"
"Iya."
Aku yang nggak terlalu memperhatikan sikasir cuma bisa menjawab singkat, sambil coba mengingat-ingat dia siapa.
" Kamu nggak ingat aku, kita dulu satu Sekolah, cuma memang beda kelas. Ini aku Rina."
Dia menghampiriku dan mengajakku untuk ngobrol di bangku yang ada diluar Mini Market.
Setelah aku coba mengamati aku baru ingat." Maaf ya Rin, aku bener lupa. Apa kabarnya kamu? " Ucapku setelah mengingatnya.
" Aku baik. Aku denger-denger kamu udah nikah? tinggal dimana kamu?"
" Alhamdulillah udah, aku tinggal dua blok dari sini. Rumah yang bercat Putih yang tamannya banyak bunga mawarnya. itu rumah aku. Eh, bukannya kamu aku dengar juga udah nikah?"
" Udah, tapi juga udah cerai. Suamiku punya istri dua, dan aku istri keduanya."
" Kenapa nggak dipertahanin aja."
" Aku nggak sanggup diteror sama istri tuanya. Aku nikah juga nggak tau kalau dia punya istri dan anak. lagian aku kasihan sama anak istrinya, mereka hidup susah sementara aku disenangin, kalau dia bisa seperti itu dengan istrinya, besok-besok di aku dia juga bisa seperti itu, sebelum dia ninggalin jadi aku putusin pisah aja."

YOU ARE READING
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...