PART 29

4.9K 223 4
                                    

" Sayang, bangun udah sore." Samar-samar kudengar suara Mas Jaya  membangunkanku.

" Kamu ganggu aja sih Mas." Tiba-tiba kurasakan ada yang mencium bibirku.

" Kamu apaan sih, aku masih ngantuk Mas."

" Ini udah mau Magrib sayang, kamu belum mandi. Mama juga nunggu kamu."

" Ya udah, aku mandi dulu." Kubongkar isi koperku untuk ngambil handuk dan pakaian.

" Mas, kamu nggak salah bawakan aku pakaian?" Karena hanya ada beberapa daster batik pendek diatas lutut, dan semua tanpa lengan.

" Kan kamu sering pakai itu." Ucapnya seperti orang tanpa beban.

" Kamu ajak aku tinggal di pegunungan, dengan udara dingin begini, trus kamu suruh aku pakai baju seperti ini?" Kubulatkan mataku memandangnya.

Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Begitu aku mau menutup pintu Mas Jaya memanggilku.

" Sayang, kamu nggak mau ajak aku mandi bareng?"

Kunaikkan alisku, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.

" Aku tambah masuk angin kamu buat nanti. Jadi maaf ya suamiku, muach" Langsung kututup pintu dan tak lupa aku menguncinya.

Selesai mandi aku keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kimono handuk. Kulihat Mas Jaya masih duduk diatas sisi tempat tidur.

" Nggak mungkin aku keluar pakai inikan. Kamu pinjam baju Mama atau Wulan deh."

" Cium aku dulu" Ucapnya sambil memajukan bibirnya.

Bukan menciumnya, aku malah duduk dipangkuannya,melingkarkan tanganku dilehernya dan mengecup lembut pipinya.

" Sayanggg... aku tau kamu pasti ingin lebih dari itukan?" Ucapku lembut ditelinga sebelah kirinya serta mengecup telinganya.

" Bolehkan?" Diarahkannya wajahku percis di depan wajahnya.

" Boleh, tapi sekarang carikan aku baju ya." Dianggukkan kepalanya dengan pelan. Lalu kukecup dan kucium kembali bibirnya.

Sebelum aku kehabisan oksigen, kutarik wajahku menjauh dari wajahnya.

" Kenapa?"

" Kamu terlalu menggairahkan sayang, jangan buat aku mandi dua kali sore ini." Sambil kusentuh ujung hidungnya dengan hidungku.

" Yaudah aku tanya Wulan dulu." Dan akupun turun dari pangkuannya.

Terkadang kau memang menyebalkan Tuan Heru Sanjaya. Tapi bodohnya aku bisa menyukaimu. Rutukku dalam hati.

Sambil menunggu Mas Jaya membawakan baju, kugunakan waktu untuk memakai pelembab dan bedak.

" Zahra, kamu dah bangun Nak?" Ku dengar suara Mama Mertuaku sedang memanggil.

" Udah Ma." Sambil membuka pintu. " Ma, Mama ada daster yang bisa Za pakai?" Tanyaku pada saat berhadapan dengan Ibu Mertua.

" Ada bentar ya." Segera beliau meninggalkanku. Nggak seberapa lama, kudengar pintu kamarku kembali diketuk, dan kembali suara Mama mertuaku yang memanggil, dan menyerahkan apa yang kuminta.

Pada saat aku membuka pintu mau keluar kamar, Mas Jaya sudah ada didepan pintu.

" Kamu dah ganti?" Tanya Mas Jaya.

" Udah dong.. kamu telat sayang." Kukembangkan senyum padanya.

" Lagi-lagi senyuman licik itu yang kau tunjukkan!" Ucapnya dengan sedikit kesal.

Kutarik kerah bajunya, dan mendekatkan wajahku ketelinganya.

" Sayang, aku mau yang lebih hot lagi, tapi tunggu beberapa hari ya." Ucapku dengan sedikit manja, lalu mengecup telinganya.

SUAMIKUTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon