Selesai makan malam Remon baru pulang, begitu dia masuk rumah, langsung merebahkan kepalanya dipangkuan Mama.
"Kamu udah makan Nak?" Tanya Mama padanya.
"Aku lupa makan dari siang tadi" Jawabnya.
'Sebegitu dekatnya dia dengan Mertuaku.' Bisik hatiku.
Mas Jaya yang duduk di lantai tepat disebelahku hanya tersenyum melihat tingkah remon.
"Kamu nggak cemburu Remon bermanja sama Mama seperti itu?" Tanyaku menyelidiki pandangan mata suamiku.
"Nggak buat apa?, nggak penting cemburu" Jawabnya.
Remon memanggil Queen, setelah bocah itu mendekat, dia meletakkan Queen diatas perutnya.
Dia mengeluarkan satu batang coklat, dan memberinya pada Rindu, tapi tidak dengan Queensha.
Queen yang melihat kelakuan Remon, langsung menabok muka Remon. Tawa Remon pecah mendapat perlakuan dari Queen.Setelah menurunkan Queen dan memberikan coklat yang sama seperti diberikan pada Rindu, Remon bangun, dan duduk diantara Mama dan aku.
"Aku ingin menikah Ma, carikan wanita yang pantas menjadi istri buatku" Ucap Remon yang menghadap wajah Mama.
"Wanita yang sabar membimbingku mendalami ilmu agama" pada saat dia mengucapkan kata terakhirnya, kurasakan tangannya meremas hangat jemariku.
Aku segera bangun dari dudukku, mendekati Queen yang mulutnya sudah sedikit belepotan karena coklat yang diberi Remon tadi.
Mama memandangi Remon dan mensusuri wajah lelaki tampan yang ada disebelahnya, dengan bola mata indahnya.
"Setidaknya seperti Mama yang mampu menyayangiku, dan seperti Zahra, yang menerima Heru apa adanya" Ucapnya lagi dengan suara yang pelan.
" Kamu kesambet apa, tiba-tiba minta kawin gini" Ucap Mas Heru.
" Aku bertemu seseorang yang memintaku untuk beribadah kepada Tuhan, disore hari aku mendatangi Mesjid dimana ada anak-anak yang belajar ngaji." Ucap Remon.
" Aku sedikit bercerita pada Ustadz yang mengajar ngaji tersebut, Pak Ustadz itu bilang, orang yang menyuruhku beribadah adalah orang yang sayang dan perduli, karena dia menginginkan kebaiakan untukku."
'Semoga kau nggak mengartikan kata-kata Ustadz itu, adalah bentuk rasa cinta padamu, aku lakukan itu agar kau bisa ikhlas menerima kehidupan yang Allah gariskan dijalan hidupmu' Bisik hatiku.
"Yang menasehatimu seperti itu laki-laki apa perempuan? kalau dia perempuan kita cari tau alamatnya, sapa tau bisa kita lamar buatmu" Ucap Mas Jaya semangat.
'Hey, Heru sanjaya kau kalau bicara memang suka-suka mu saja, yang bicara seperti itu padanya aku, istrimu' kembali hatiku berucap.
"Yang menasehatiku, kakek tua, nah.... Pantasnya kita jodohkan sama Mama, biar Mama nggak kesepian, sendiri itu nggak enak Heru" Ucapnya sambil tertawa, aku sempat beradu pandang dengan Remon.
Mama langsung mencubit lengan Remon, dan Mas Jaya memukul perutnya. Setelah puas tertawa Remon langsung pamit menuju kamarnya, Mas Jaya memilih naik ke kamar, sedangkan aku, Mama dan Bi Ijah masuk ke kamar anak-anak.
"Zahra!"
Ku dengar suara Remon, yang mengejutkanku, yang sedang duduk di teras belakang rumah, disaat aku hendak naik ke kamar.
"Kau mengagetkanku, ada apa?" Tanyaku pada Remon.
"Terimakasih sudah mengingatkanku akan suatu kebaikan, Aku nggak menyesal mencintaimu, dan nggak menyesal juga tidak memilikimu, melihatmu bisa tersenyum dan merasa bahagia itu udah cukup bagiku."

YOU ARE READING
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...