Rencana (15)

2.9K 185 6
                                    

Ballpoint itu terus menerus diputar ditangan seorang pemuda yang menatap kosong buku didepannya, kelasnya begitu ramai tapi masih saja ia merasa kesepian padahal 4 kawannya terus mengajak bicara dan bercanda tapi ia masih enggan menanggapi candaan ke'empat kawannya.

"Apa yang kau pikirkan, teme?" tanya Naruto yang duduk dipinggir meja Sasuke yang masih melamun.

"Naruto, dimana Suigetsu?" tanya Sai yang tengah merapikan buku-bukunya.

"Ke perpustakaan. Katanya Karin minta bantuan untuk merapikan buku-buku disana karena sekarang gilirannya piket diperpus" jawab Shikamaru yang duduk diatas meja guru sedang bermain gadget.

Ketiga pemuda itu kini menatap kearah satu kawannya yang sedari masuk sampai istirahat sekarang hanya diam melamun dimejanya enggan untuk pergi kekantin atau kehalaman belakang dimana mereka biasa berkumpul, mereka kemudian saling pandang seakan saling memberikan isyarat untuk menegur pemuda emo itu.

Shikamaru berjalan mendekati meja Sasuke dan sedikit menggebraknya membuat Sasuke mendelik kearah Shikamaru, "Apa kau masih memikirkan Sakura?"

Sasuke mengambil gadgetnya dari saku celananya dan memainkannya, "Tadi malam dia memaksaku untuk masuk sekolah, mau tidak mau aku turuti. Sebenarnya aku tidak ada niat untuk sekolah selama dia sakit"

"Tentu saja Sakura-chan menyuruhmu masuk sekolah, sudah dua minggu lebih kau tidak masuk!" celetuk Naruto.

"Sudahlah Sasuke, disanakan ada suster yang menjaga Sakura dan lagi nanti malam kami juga akan menjenguknya" ujar Sai dengan senyumannya.

Sasuke meletakan gadgetnya diatas meja dan menongakan kepalanya lalu memejamkan matanya mencoba menghilangkan rasa cemas berlebihan pada kekasihnya yang sedang sendirian dirumah sakit, "Berapa jam lagi bel pulang?"

"4 jam lagi" jawab Naruto yang melirik jam tangannya.

"Cih! Terkutuklah sekolah ini!" desis Sasuke sinis membuat Naruto tertawa kencang, Shikamaru dan Sai tersenyum geli atas tingkah kawannya yang tak bisa jauh dari sang kekasih.

.
.
.
.
.

Langkahnya dipercepat saat ia sudah sampai lantai yang ia tuju, kini tujuannya hanya kamar bernomor 101 yaitu tempat dimana kekasih pinknya berada.

Kriiieettt

"Sakura..." panggil Sasuke saat pintu itu sudah ia buka.

Deg!

Tak ada. Tak ada satu orangpun dikamar gadisnya bahkan gadisnya pun tak ada! Dimana dan kemana Sakura pergi?

Sasuke memundurkan langkahnya untuk kembali mengecek nomor pintu serta papan nama disamping pintu, tapi itu memang benar kamar kekasihnya. Lalu kemana penghuni kamar ini?

"Shit!" Sasuke berlari kearah lift turun menuju lantai satu dan mengecek ketaman rumah sakit namun lagi-lagi nihil.

Ia terus mencoba menanyakan pada suster-suster yang bertugas tapi tak ada satu pun dari mereka yang tau dimana Sakura sampai ada salah satu petugas pengantar makanan yang menjawab pertanyaan Sasuke, "Memang tadi Haruno-san pergi keluar, dia bilang mau cari udara segar dengan kursi rodanya sambil menunggu anda katanya" ujar petugas itu.

"Terimakasih" Sasuke kemudian berlari kembali kelantai 5 tapi melalui tangga karena ia berharap bisa bertemu Sakura ditiap lantai tapi tetap saja ia tidak menemukannya.

Sasuke bersandar pada tembok disamping kamar inap Sakura lalu mengambil gadgetnya untuk menelpon seseorang, "Kalau tau begini...aku tidak akan menurutinya untuk masuk sekolah..." gumam Sasuke frustasi.

🍅LoVe🍒ChAnGe🚭ThE JeRk⚠️Where stories live. Discover now