21 - :(

20.3K 1.7K 169
                                    

"Bang gi-gimana ini?"

Bang Farid memandangku bingung sambil memandangku yang sedang jalan mondar-mandir di kamar.

Tamparan Mas Bayu barusan mungkin tidak sesakit tamparan Keke, tapi tamparan kali ini sakitnya sampai ke ulu hati dan rasanya, kalo bisa, aku ingin nangis aja sekarang.

"Ji, udah, lo tenang dulu oke?"

"Gimana Panji bisa tenang, Bang! Mas Bayu kelihatan marah banget sama gue!" balasku malah menyemprot Bang Farid, sekaligus kesal sih karena dia gak bisa diajak kompromi orangnya! Aku kan dah bilang jangan kasih tahu Mas Bayu soal aksiku siang tadi, eh malah dia bocorin kayak ember bocor. "Mas Bayu ke mana?"

"Loh elo kok malah marah sama gue sih, Ji?" tanya Bang Farid.

"Gimana gue gak marah, Bang! Lo kan udah sanggup untuk nggak bilang soal tawuran itu sama Mas Bayu. Ah lo mah gitu, gak bisa pegang janji."

"Ya habisnya, kalo gue gak jujur, bisa bahaya ke si Bayunya, Ji. Dia kan habis pulang dari rumah sakit, emosi dia lagi gak di fase manik."

Kuhampiri Bang Farid sambil memegang pundaknya. "Mas Bayu habis pulang dari rumah sakit? Sekarang Bang Farid tolong jujur sama gue. Sebenernya, ngapain Mas Bayu ke rumah sakit?"

Matanya membulat. Tiba-tiba saja Bang Farid cengengesan lalu bilang, "Aduh, Ji, gue lupa banyak kerjaan hari ini. Workshop gue di atas belum pada kelar, dan ini pesenan temennya Tante Rara, Ibunya si Bayu. Udah ya, gue ke atas dulu."

Bang Farid pun ngibrit ke atas. Aku ikuti dia sambil berlari juga. Sialnya setelah aku sampai di depan pintu, Bang Farid langsung menutup pintunya membiarkanku keluar sendirian. Sumpah, ada apa sih dengan dia? Yang lebih membingungkan lagi, memangnya kenapa kalo aku tahu Mas Bayu habis ngapain di rumah sakit? Meskipun aku orang asing di sini, tetap saja aku berhak tahu!

"Bang! Buka pintunya! Buka atau gue ...," kataku menggantung. Kuancam apa ya supaya Bang Farid mau keluar. "Atau gue keluar rumah! Dengan begitu lo gak bisa pegang janji untuk menjaga gue malam ini sesuai perkataan Mas Bayu!" Padahal Mas Bayu tadi cuma bilang jaga rumah ini hehe.

Namun beberapa detik kemudian pintu terbuka. Aku masuk ke dalam dengan perasaan dongkol. "Ji mendingan elo tidur se-"

"Sekarang kasih tahu gue apa yang lo sembunyiin dari gue, Bang! Terus di mana Mas Bayu sekarang? Gue mau jemput dia, gue mau minta maaf. Anterin gue ke saya."

"Gue gak tahu dia ada di mana. Si Bayu kan gak bilang, Ji."

"Telepon dong terus tanya Mas Bayu di mana!"

"Ogah, Ji, nanti gue disemprot sama dia."

"Ya sudah terserah!"

Ayo, Ji, lo harus tenang. Pahami situasi sekarang terus lakuin hal yang menurut lo benar.

Baiklah ... aku akan mencari Mas Bayu entah di mana pun itu.

Segera aku mengambil jaketku yang menggantung di dinding kemudian langsung kupakai tanpa melepas seragamku terlebih dahulu.

Karena motor sama mobil Mas Bayu masih ada di garasi, kurasa dia belum pergi jauh dari sini. Tapi ke mana arah yang harus kutuju? Kiri? Kanan? Dan bingo! Ternyata Mas Bayu masih ada di sekitar sini! Dia sedang merokok sambil menyandarkan punggung ke pagar rumahnya.

Wait ... Mas Bayu merokok?

Sejak kapan dia merokok? Sekalipun aku gak pernah melihat Mas Bayu seperti itu.

Dengan langkah kikuk, sekuat tenaga aku berusaha menghampirinya.

"Mas Ba-yu, u-udah malam, ayo ke rumah."

Guru Seksi [MxM] [Re-make]Where stories live. Discover now