Maya, masuk ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhnya diatas kasur, ada suatu perasaan yang sangat mengganjal dalam hatinya."Kenapa hatiku nggak seperti biasanya, kenapa aku harus memikirkan Ibu pemilik rumah ini" Bisik hati Maya.
Rendi masuk ke dalam kamar, membawa sepiring makanan. Maya melihat Rendi langsung bangun dan duduk disisi tempat tidur, menghadap Rendi yang juga duduk di kursi dekat meja rias.
Maya menundukkan kepalanya dan memainkan jari-jarinya diatas pahanya.
"Buka mulutmu, aku tau kamu pasti lapar." Ucap Rendi yang sudah menyodorkan sendok, yang berisi makanan didepan mulut Maya.
Maya menengadahkan kepalanya menyunggingkan senyum dan melahap makanan yang ada dihadapannya."Kau tau aja aku lapar" Ucap Maya begitu makanan dimulutnya habis.
"Aku suamimu, tentu aku tau" jawab Rendi.
"Manis sekali bahasamu"
"Sayangnya aku nggak tergoda dengan pujianmu"dengan tetap menyuapkan makanan kemulut Maya.
Maya yang mendengar ucapan Rendi jadi kesal. Melihat Maya yang sedang cemberut sambil mengunyah makanan dalam mulutnya membuat Rendi tersenyum tipis. Dia senang melihat istrinya bisa bermanja seperti itu, tapi bibir dan hatinya memang jarang sekali singkronnya.
Bibir dan hati Rendi seperti musuh bebuyutan dalam menilai Maya.
" Nggak usah bertingkah seperti seorang Princes gitu, kamu nggak pantes tau"
Maya yang mendengar ucapan Rendi langsung terdiam, menarik piring yang ada ditangan Rendi dia tidak ingin lagi disuapi oleh laki-laki menyebalkan itu.
Melihat itu, Rendi hanya mengangkat kedua bahu sambil memajukan sedikit bibir bawahnya.
Jauh di dalam lubuk hatinya, dia senang akan kemanjaan istrinya.🌺
🌺
🌺
Sejak siang Bu Lastri tidak keluar dari kamarnya, kalaupun ke luar kamar hanya mandi, dan mengambil wudhu.
Maya meskipun berpenampilan sexy untuk mengerjakan yang lima waktu dia tidak pernah lupa. Rendi? jangan ditanya lagi, disaat istrinya sedang melakukan ibadah subuh, dia masih asik dengan mimpi.Disaat istrinya mengingatkan dia akan berkata " Bukankah untuk menyembah Illahi tidak boleh dipaksakan? harus ikhlas" Jika sudah begitu maka Maya akan diam. Berdebat dengan Rendi akan percuma, ujung-ujungnya Rendi akan meminta Maya melakukan kewajibannya.
(Untuk ucapan Rendi Author jangan dibully, kalimat itu bukan karangan Author tapi pernah mendengar dari ucapan orang-orang)."Ren, panggillah Bu Lastri, aku rasa beliau juga belum makan" Ucap Maya, sambil membelai rambut pria yang sedang meletakkan kepalanya dipaha sang istri.
"Kenapa nggak kamu saja yang manggil, ajak beliau makan" Ucap Rendi santai lalu mengecup perut datar istrinya.
"Kamu bisa serius nggak sih Ren, aku nggak lagi bercanda"
"May, hidup jangan terlalu serius, serius aja udah bubar sakin seriusnya" Digigitnya kecil perut istrinya.
"Rendi, geli,sakit juga tau!!" Refleks Maya memukul wajah lelaki yang ada dipangkuannya itu.
"Aku senang, kalau kau galak begini, singa betina itu selalu menunjukkan reaksi untuk mendapatkan aksi dari sang pejantan" Ucap Rendi, seraya bangkit dari paha istrinya dengan tersenyum nakal.
Dia berjalan meninggalkan Maya dan berhenti didepan pintu kamar Bu lastri lalu mengetuk pintu kamar beliau.
Bu Lastri keluar dari kamarnya. Maya sempat salah tingkah melihat beliau. Ada rasa bersalah dan ketidak nyamanan saat mata mereka saling bertemu.

YOU ARE READING
WANITA-WANITA SUAMIKU
RomanceRendi adalah seorang laki-laki muda yang sangat mencintai Istrinya. Meskipun begitu, tetap saja jiwa liarnya tidak bisa mengendalikan dirinya. Sementara Maya, Wanita cantik dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi lawan jenis, yang menjadi istri Re...