Rendi yang baru pulang, mendekati sang istri yang masih sibuk berkutat dengan kertas kerjanya.
"Kamu dari mana aja sih, kerjaan kamu terbengkalai semua, mana seharusnya aku ke salon hari ini" Ucap Maya dengan rasa kesal.
Rendi berjalan kearah Maya dan berhenti dibelakang Maya.
"May, Jalan-jalan yuk."
"Kamu baru aja pulang, mau pergi lagi?!"
"Nanti malam May, aku ingin ngajak makan diluar" Ucap Rendi serasa merapikan lembaran yang Maya pegang.
"Kamu apa-apaan sih, aku...."
Ucapan Maya terputus karena Rendi sudah menyatukan bibir mereka.
"Kamu dari mana?" Tanya Maya setelah ciuman itu berakhir.
"Kamu kalau seperti ini biasanya habis kencan dengan perempuan."
"Iya, aku tadi habis jalan dengan cewek, tapi tetap aja pikiranku ada dikamu" Ucap Rendi dengan tertawa.
"Kamu nggak pernah berubah."
"Terkadang, perlu sedikit percikan-percikan api dari luar untuk tetap menghangatkan kehidupan rumah tangga May."
Rendi yang duduk diatas meja segera menarik Maya dalam dekapannya.
"Itu kamu, berbeda dengan laki-laki yang setia diluar sana."
"Kamu meraguka kesetiaanku?" Tanya Rendi dengan mengarurkan keningnya.
"Ya, untuk kesetiaan nilai mu memang jeblok, dan itu bisa sedikit dibantu dengan kejujuranmu" Ucap Maya sambil mengelus lembut pipi pria itu.
Pandangan mata keduanya saling menyusuri tiap-tiap inci wajah yang ada didepan masing-masing, suasana menjadi heninf sesaat sampai satu tamparan mendarat diwajah Rendi.
"Kau memang Mayaku" Rendi mempererat pelukannya pada tubuh ramping Maya, dan ciuman-ciuman kecil dia daratkan dipipi wanita itu.
Makan malam mereka kali ini nggak perlu tempat mewah, warung makan tenda biru adalah tempat pavorite Maya dan Rendi, soal rasa tidak perlu diragukan.
Ditengah menikmati makanannya, ponsel Maya berdering. Dia segera mengangkat panggilan dari asisten sekaligus sahabatnya itu.
Setelah berbicara dengan Yani, Maya melanjutkan makannya. Dia tidak ingin menyebut nama sang ayah dihadapan wanita yang sedang ikut menikmati makan malam bersamanya, meski Rendi berkali-kali bertanya apa yang Yani katakan.
Disaat Bu Lastri selesai makan, dan kembali ke kendaraan mereka, barulah Maya bercerita apa yang disampaikan Yani padanya.
"Om Satrio ingin bertemu aku besok pagi Ren jam 6, Yani bilang dia ingin menyampaikan hal penting."
Rendi diam sesaat, menimbang apa yang dibicarakan oleh Maya.
"Temui saja, aku antar." Rendi meyakinkan istrinya kalau Satrio tidak akan berbuat macam-macam.
Sejauh ini, setelah tau Maya adalah anaknya, memang Satrio tidak berbuat apapun, apalagi mengganggu, namun rasa khawatir Maya tetap saja ada.
******
Memenuhi permintaan Satrio, Maya dan Rendi sudah ada disalon miliknya sepagi mungkin.
Satrio sudah tiba sebelum Maya datang.
"Dingin banget wajahnya May" Ucap Yani sedikit gusar.
"Boleh kita bicara di dalam? Hanya dengan kamu Maya, tidak dengan suamimu." Ucap satrio dengan sorot mata tajam kepada Rendi.

YOU ARE READING
WANITA-WANITA SUAMIKU
RomanceRendi adalah seorang laki-laki muda yang sangat mencintai Istrinya. Meskipun begitu, tetap saja jiwa liarnya tidak bisa mengendalikan dirinya. Sementara Maya, Wanita cantik dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi lawan jenis, yang menjadi istri Re...