22

11.3K 1.7K 117
                                    

Habis nangis-nangis lebay, siangnya gue ikut Kak Jano sidang di PN (Pengadilan Negeri). Fyi, Kak Jano itu jarang ngurusin kasus yang ranahnya ke PN. Katanya dia lebih suka ngurusin kasusnya orang berdasi.

Hahaha, sombong banget.

Bercanda guys, jadi Kak Jano kan advokat yaa... Dan di law firm termasuk anggap aja yang paling tinggi kedudukannya. Jadi biasanya dia dikasih kasus yang stratanya lebih tinggi.

Kak Jano juga punya punya wilayah kerja yang lebih luas dibanding dengan pengacara. Pengacara wilayah kerjanya terbatas dan perlu izin ke pengadilan kalau ngurusin kasus di luar wilayah kerjanya.

Kalian pasti sering denger istilah pengacara, lawyer dan advokat. Kalau dilihat dari kacamata orang awam mereka sama, sama-sama orang yang main sama hukum. Mereka sama-sama bisa beracara sesuai dengan wilayah kerjanya.

Ber-acara apaan?

Sebut saja sidang.

Paham kan teman?

Sebenernya ada 4 orang di kantor gue yang punya advokat semua. Tapi kalau urusan yang nyangkut pengadilan tata usaha negara, tipikor, atau kasus yang dianggap besar lainnya, larinya ke Kak Jano sama Kak Daril. Kasus-kasus yang punya tingkat dibawahnya di handle sama Advokat dan pengacara yang lain.

Mereka juga biasanya punya keahlian khusus di kasus-kasus tertentu. Kayak Kak Jeni yang spesialisasinya di kasus pidana, sementara Kak Sam spesialisasinya di kasus perdata. Kalau ada kasus masuk, nanti klien akan diberikan advokat atau pengacara yang sesuai dengan bidang keahlian mereka, nggak cuma asal aja. Dan hal ini tentunya jadi kelebihan firma hukum kami. Kami punya orang-orang yang memang ahli.

Kebetulan beberapa kasus yang masuk belakangan ini ke PN semua. Kak Jano handle satu karena lagi kosong.

Oh iya yang bikin gue excited adalah hari ini gue bakalan liat Kak Jano pakai toga.

Toga apaan?

Itu loh jubah hitam yang panjang.

Kalau di acara pidana, penasehat hukum wajib pakai toga. Kecuali di pengadilan anak. Warna toga kalau buat penasehat hukum warnanya hitam. Nah kalau hakim warnanya beda-beda. Tergantung hakim pengadilan apa, kalau PN warnanya merah, PTUN biru, pengadilan agama hijau .

"Ih cocok banget jubahnya!" pekik gue tersenyum melihat Kak Jano keluar dari kamar mandi dengan toga-nya. Karena Kak Jano tinggi, waktu pakai toga begini nggak kepanjangan dan kelihatan pas bahkan menggantung.

Gantengnya jadi nambah.

"Toga!" koreksinya.

"Kak, bawa tongkat Harry Potter udah kayak murid Hogwarts!"

Dia jalan sambil bawa berkas dia di tangan kiri. Sementara gue sibuk liatin dia. Ya Tuhan keren banget please. Apalagi wajah dia kan selalu tenang dan nggak berekspresi berlebihan.

Aduh. Cowok cool gue nih...

"Kak mau foto dong!"

Kak Jano mengerutkan dahi.

"Hmmmm. Kayak gak pernah liat gue aja sih?" tanyanya sambil ngeliat ke arah kamera.

"Huhuhu, keren banget." Gue narik-narik lengan dia karena gemes. "Ini bisa dipamerin ke seluruh dunia kalau pacarnya Sharefa Yushrin itu keren!" lanjut gue memperbesar foto yang ada di layar ponsel.

"Udah ya, lo duduk sana. Gue mau briefing," pamitnya berjalan menuju klientnya.

Orang-orang di ruangan langsung ngikutin pergerakan Kak Jano. Asli sih, pantes dia per ha ngomong kalau nggak jadi pengacara dia mau jadi model. Emang spek model betulan no play-play. Dia jalan santai sambil bawa berkas aja keliatan seperti cowok di atas rata-rata dan nggak perlu pura-pura sok keren. Kak Jano dengan dirinya sendiri yang nggak perlu macem-macem udah cukup.

Senior [1] : Finding Mr. RightWo Geschichten leben. Entdecke jetzt