37 (Last)

18K 1.8K 453
                                    

Kak Jano menggandeng tangan gue memasuki ballroom hotel yang besok bakalan kita pakai buat wedding party. Pintu berukuran besar itu terbuka dan menampakkan orang-orang yang sibuk nata property. Banyak artificial tree berdiri disana, gak lupa bunga-bunga yang ditata sedemikian rupa yang menghiasi setiap sudut ballroom.

Oh iya, kita gak ada pingit-pingitan. Jadi gue masih bisa keluyuran sama Kak Jano. Bahkan tadi kita masih makan nasi goreng kaki lima langganan Kak Jano.

"Gausah ditahan, gue tau lo pasti excited." Kata Kak Jano yang ngajak gue keliling ballroom.

Kemudian gue mendekat kelengan Kak Jano dan sambil mainin tangannya, "Cantik banget kak! Aaaaa!"

"Suka?"

"Banget!"

"Jadi pengen rumah kita didekor begini kak!"

"Gila, rumah di design begini sesek ya Fa."

"Tapi cantik kak! Menurut kakak gak cantik?"

"Cantikan calon gue sih."

Gue langsung memerah sambil gelayutan dilengan Kak Jano. Rasanya jantung gue berdesir gak karuan.

"Kak,"

"Hmm?"

"Hehe."

"Apaan?"

"Sayang Kak Jano." Kataku.

Dia meliriku malas, kemudian kembali berjalan mengitari Ballroom.

***

Gue udah siap dengan wedding dress warna broken white yang emang designnya simple, gak terlalu mengumbar kulit karena kata designernya kalau mau disesuain sama look gue bagusnya yang gak terlalu ekspos kulit.

"Ini Jano yang milihin? Gue kira bakal tipe ball gown." Kak Rila merapikan bagian bawah gaun gue supaya gak keinjek.

"Dia minta disesuain sama look gue kak."

"Tapi tetep cantik kok." Imbuh Kak Jeni

Makin deket ke jam acara, jantung gue udah gak karuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makin deket ke jam acara, jantung gue udah gak karuan. Gue duduk gak tenang. Kak Jeni sama Kak Rila mencoba menangkan, tapi gue tetep grogi.

"Yang grogi bukan cuma lo doang Fa, paling Jano juga lagi mondar-mandir gak jelas." Kata Kak Rila.

"Mau gue telponin Jano apa?" Tanya Kak Jeni, tapi gue menggeleng.

"Refa siap-siap ya." Seseorang memasuki ruangan.

Kak Rila dan Kak Jeni ngebantu ngangkat bagian bawah gaun gue yang menyapu lantai lalu ikut berjalan di belakang gue.

"Ini, gue masuk sama Rila gak apa-apa?" Tanya Kak Jeni setelah.

"Iya kak, gapapa." Kata gue kemudian dua orang senior gue itu masuk dari pintu samping.

Gak lama pintu terbuka, jantung gue kembali berdetak gak karuan. Kaki gue mencoba melangkah perlahan. Tamu undangan bertepuk tangan dan sebagian ikut berdiri menyambut gue.

Senior [1] : Finding Mr. RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang