O5. Hampir dilecehkan

5K 707 62
                                    

VOTE DAN KOMENNYA GAESS HEHE

VOTE DAN KOMENNYA GAESS HEHE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Hampir setiap sepuluh detik, Renjun menatap Yoorin yang sibuk video call dengan seseorang. Yap, orang itu adalah Guanlin, yang katanya TEMEN sekelas Yoorin. Dalam hatinya, Renjun merutuki nama Guanlin berkali kali. Dia merasa kesal, masa tadi pagi mereka udah ketemu, tapi sore ini cowok jangkung itu mengajak untuk video call juga?

Sesama cowok, Renjun tahu betul perasaan Guanlin terhadap Yoorin seperti apa. Dari matanya saja sudah terlihat bahwa cowok jangkung itu menyukai Yoorin. Pada dasarnya, gak ada pertemanan diantara dua jenis kelamin yang berbeda. Pasti salah satu diantara mereka ada yang menaruh rasa.

Disini yang bagus adalah sikap Yoorin, dia sama sekali nggak peka dengan kode kode yang diberikan oleh Guanlin. Bahkan setiap ucapan Guanlin yang seakan mengajak 'pacaran' pun tak pernah Yoorin tanggapi. Mungkin Guanlin ngomongnya pade sandi pramuka, jadi Yoorin gak paham

"Lin, gue mandi dulu, ya! Bye!" Telepon ditutup secara sepihak, kasian banget Guanlin belom juga balas bye, udah ditutup aja teleponnya. "Bang, lanjutin dulu aja ngerjain kimia nya, gue mau mandi!!" teriak Yoorin meninggalkan kamar abangnya.

Punya adek kok berani beraninya bikin gue jadi babu, Renjun.

Mengenai tugas fisika dan kimia, Yoorin pasti selalu bertanya ke Renjun. Ralat, lebih tepatnya tugas itu dikerjakan oleh Renjun. Kalo tugas seni rupa mungkin Yoorin hanya meminta bantuan untuk teknik mewarnainya. Yoorin juga pinter gambar kok, hanya saja dia gak sejago abangnya. Udah hampir setahun dia nggak gambar, tangannya jadi kaku gitu. Dia juga gak pintar memadukan warna. Pokoknya kalo gambaran Yoorin diwarnain pasti jelek.

Tak lama kemudian, tugas kimia nya sudah selesai. Begitu pun dengan Yoorin, dia baru saja selesai mandi. Bagi cewek, kalo mandi sepuluh menit mah kehitung cepet.

Yoorin balik lagi ke kamar abangnya dengan pakaian sweater jumbo dan hotpans serta rambut dicepol yang mengekspos leher jenjang miliknya. Memang sudah biasa baginya kalau lagi di rumah.

"Gimana? Udah selesai bang?" Bukannya menjawab, Renjun malah meraih cepolan ydi rumbut Yoorin dan melepasnya dengan kasar, "Gerai aja rambutnya."

"Ihhh Renjunn!!" rengek Yoorin. Mata nya yang melotot berubah menjadi sendu, "Sakit kejambak.." lirihnya.

"Maaf, Rin."

Wow, baru kali ini dia mendengar kata maaf dari seorang Huang Renjun, tapi kok mukanya datar gitu ya, keliatan kayak gak ikhlas. Renjun menyodorkan buku tugas milik Yoorin, "Nih, tugasnya udah selesai, sana keluar!" bibir Yoorin manyun dan dia merampas bukunya secara kasar.

Sebelum keluar, Yoorin mengucapkan terimakasih kepada abangnya. Walaupun terdengar gak ikhlas karena dia pundung, merasa diusir oleh abangnya.

 Walaupun terdengar gak ikhlas karena dia pundung, merasa diusir oleh abangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita gak bisa pulbar. Lami butuh gue,"

Kalimat itu berhasil membuat Yoorin kesal. Bisa bisanya ini orang membatalkan janji? Yaudah lah ya, namanya juga orang PDKT. Padahal dia udah nunggu sekitar setengah jam sampai sekolah ini sepi. Sebetulnya tadi Guanlin udah ngajak pulbar tapi Yoorin malah nolak. Somi juga udah pulang bareng Haechan. Mana ponselnya lowbatt.

Kalo naik bus? Yoorin belum terbiasa. Katakan lah dia anak manja, yang selalu diantar-jemput keluarga nya, baik itu Papa, Bunda, maupun Abangnya.

Daripada gak balik ke rumah dan bikin bunda khawatir mending naik bus aja deh, Yoorin.

Ketika hendak pergi dari sekolah ini, tiba tiba datang tiga orang cowok dengan pakaian yang nggak rapi. Mereka menjadikan seragam sebagai outer, ada juga yang mengikat seragam itu di pinggang (kebayang gak?). Masalah seragam mungkin hal sepele ya, kayaknya kalo ini agak parah. Salah satu orang dari mereka memegang rokok dan botol amer. Ini anak sekolah lho, tapi Yoorin nggak tau mereka dari sekolah mana.

"Eh cantik, mau gak main sama kita?"

"Lu siapa? Kenal aja kagak!"

"Yaudah kalo gitu kita kenalan dulu. Tak kenal maka tak sayang."

"Ogah! Gak sudi!"

"Wah, boleh juga nih nyalinya."

"Sikat aja langsung."

Yoorin mencoba kabur tapi sayangnya ada dua orang di belakang yang menahan kedua tangannya. Dia berusaha tetap tenang, kalau teriak bisa jadi lebih bahaya. Seandainya aja dia bisa bela diri pasti udah k.o nih preman sekolah..

"Bawa dia ke tempat sepi!" suruh ketua geng. Mata Yoorin melotot, dia menggerakan tubuhnya dengan brutal. Dengan cara itu, mungkin saja dia bisa lepas dan kabur.

"Diem! Kalo lo gak diem, nanti gue cium bibir manis lo!"

Ketua geng itu melangkah maju ke arah Yoorin. Wajah mereka sangat dekat. Tanpa permisi, dagu Yoorin dibelai dengan sensual, tapi dengan cepat dia melengos, "Bangsat!" umpatnya.

"Apa lo bilang? Lo maksa gue buat ngelakuin hal lain ya? Semacam ini?"

Oh shit tangannya menyentuh kancing pertama dan membukanya.

"LEPASIN TANGAN KOTOR LO ANJENG!!" teriak Yoorin.

"Bacot!"

Abang, kalo gue gak perawan lagi awas lu bangg!! Bunda, Papa maafin adek, adek gak bisa jaga diri, Yoorin

Kancing ketiga hampir terbuka bertepatan dengan air mata Yoorin yang menetes. "AAAAAA TOLONGGGG!!! RENJUUUUNNN!! GUANLINNN!!"



































"Lepasin dia atau gue habisin lo?"

.

TO BE CONTINUED

[Sedang Revisi] abang +renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang