O7. Penjelasan

4.5K 634 35
                                    

Chapter inilah alasan kenapa Lami butuh Renjun:)

Lami menjalani operasi selama kurang lebih dua jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lami menjalani operasi selama kurang lebih dua jam. Operasinya lancar. Sekarang dia ditemani oleh seorang wanita paruh baya, entah siapa dia. Renjun pamit pulang karena tugasnya disini hanya menemani Lami sampai operasinya selesai.

Ketika berada di jalanan kosong, ada sebuah motor gede yang tiba tiba berhenti di depannya. Hal itu membuat Renjun mengerem secara mendadak. Helm yang dipakai si pengendara motor gede itu pun dilepas, menampakan wajah tampan Hyunjin. Dia berjalan menuju mobil Renjun, kemudian mengetuk kaca jendela mobil, "Keluar dulu, gue mau ngomong."


Renjun pun setuju, dia membuka pintu mobilnya. Namun, apa yang dia dapat? Kerah bajunya ditarik dengan brutal oleh Hyunjin.







"Renjun! Ini buat lo yang ninggalin Yoorin!"

BUGH













"Ini buat lo yang mementingkan cewek lain dibanding adek lo sendiri!"

BUGH














"Ini buat kelalaian lo sebagai abang!"

Sebelum Hyunjin mendaratkan pukulannya, Renjun dengan cepat menangkis pukulan itu. Tak mau kalah, dia pun membalaskan pukulan dari Hyunjin. "Maksud lo apa?!"

"Adek lo hampir di perkosa gara gara lo yang ninggalin dia!"

Mata Renjun melotot, dia terkejut bukan main. Buru buru dia masuk ke dalam mobil dan melajukan kendaraannya itu dengan cepat. Selama perjalanan menuju rumah, dia merutuki dirinya sendiri. Kalimat yang dilontarkan Hyunjin benar, dia lalai sebagai abang.

Begitu sampai di rumah, Wendy menghampirinya dan hampir saja dimarahi karena pulang malam. Dilihat dari wajah Wendy, sepertinya Yoorin tidak memberitahunya. Renjun bergegas naik ke lantai atas. Dia mengetuk pintu kamar Yoorin dengan kencang, "Buka! Gue mau ngomong!"

Tidak ada jawaban sama sekali. Renjun mengacak rambutnya dengan frustasi, "Lo buka atau gue dobrak?"

Yoorin mengalah, dia memilih untuk membukakan pintu kamar ini. Pintu pun terbuka, menampakkan sosok abang yang wajahnya lebam seperti terkena pukulan. Yoorin hampir saja bertanya, kenapa Renjun terlihat bonyok seperti itu. Akan tetapi, rasa kesalnya itu lebih besar daripada rasa khawatirnya. "Cepetan ngomong!" tegas Yoorin.

Renjun tersadar, "Lo diapain aja sama mereka? Lo baik baik aja kan? Lo-," belum selesai ngomong tapi Yoorin malah memotongnya.

"Udah ngomongnya?" ketus Yoorin. Baru saja Renjun mau membuka mulutnya, gadis itu menutup pintu kamarnya lagi. "Jangan ngerusak pintu! Mending lo pergi!"

 "Jangan ngerusak pintu! Mending lo pergi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Entah dorongan dari mana, Yoorin tiba tiba datang ke kamar Renjun sambil membawa kotak P3K. Dalam kegelapan yang hanya mengandalkan cahaya dari lampu tidur, dia masih bisa melihat lebam di wajah Renjun.

Yoorin duduk di pinggir ranjang dan meletakkan kotak P3K itu di atas nakas. Secara perlahan, dia membuka kotak P3K. Kemudian dia mengeluarkan salep khusus luka. Sepelan mungkin dia mengobati lebam itu agar sang empunya tak bangun.

Grep!

Ada sebuah tangan yang tiba tiba memegang tangan Yoorin membuat kegiatannya terhenti. Pelakunya adalah Renjun. Dia bangun dari posisi tidurnya dan mengambil posisi duduk menyender pada headboard. Kini Renjun dan Yoorin duduk berdekatan.

"Maafin gue, Rin. Gue gak tahu bakalan jadi kayak gitu. Waktu tadi sore gue denger kabar kalo Lami mau operasi jantungnya dan gak ada yang nemenin dia karena ayahnya lagi dinas ke luar negeri," ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Renjun katakan.

Yoorin terkejut bukan main. Bukan karena Renjun yang ngomong panjang lebar, tapi terkejut mendengar Lami yang memiliki kelainan jantung, "Harusnya lo bilang. Gue kan jadi salah paham. Maafin gue juga, ya, bang."

Sebuah senyuman tipis terukir di bibir Renjun, sudah lama Yoorin tidak melihat senyuman abangnya yang lebar banget.

Yoorin menyodorkan jari kelingkingnya ke hadapan abangnya. Kemudian, abangnya membalas dengan cara menautkan jari kelingking yang ia punya dengan Yoorin. Setelah itu, Yoorin memeluk abangnya.

"Untuk sementara waktu gue pasti sibuk sama Lami, dia butuh seseorang," tutur Renjun yang kembali membaringkan tubuhnya, "Gue mau tidur, kalo keluar tutup lagi pintunya".

Yoorin hanya berdecak kesal, dia tidak mendengarkan abangnya yang mengucapkan terimakasih, "Bilang makasih kek udah ngobatin!" sindirnya sambil manyun sebelum menutup pintu kamar Renjun. Hal itu yang membuat Renjun gemas sama Yoorin.

.

.







.

TO BE CONTINUED

Makasih -Rj

Maaf, part ini pendek banget:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf, part ini pendek banget:(

[Sedang Revisi] abang +renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang