Page 3

1.4K 109 10
                                    

"Baiklah Mina, kamu ingin pesan apa?" ia mulai mengeluarkan notenya bersiap ntuk mencatat.

Aku langsung mengambil menu nya dan dahiku berkerut ketika melihat isinya.

"Ermm..." aku melirik ke arahnya, berharap ia mengerti.

Melihat ku yang seperti itu, ia pun langsung tersadar dan mendekati ku.

"Ahh..maaf kamu pasti tak tau makanan ini ya hmm"

Aku mengangguk.

"Hehe, kebanyak masakan yang ku buat adalah masakan Taiwan, karena aku berasal dari Taiwan. Jika tak ada yang menarik perhatian kamu bisa memesan makanan Korea..." jelasnya panjang lebar.

"Ani...kamu bisa membantu ku.."

Alisnya menaut, tak mengerti dengan ucapanku.

"Aku mau mencoba masakan negri asalmu, tolong pilihkan yang terbaik.." pintaku malu-malu.

Mendengar itu ia pun tersenyum.

"Karena kamu adalah pelanggan pertama aku akan membuatkan makanan spesial khusus untukmu, " ia pun memasukan note nya, kemudian pergi ke dalam.

Mataku terus menatap lekat dirinya sampai menghilang dari arah pandangku.

Pipiku terasa panas sekali ketika mengingat ucapannya tadi.

"Spesial? Un-untukku?" Gumamku.

Beberapa menit kemudian ia pun kembali dengan membawakan nampan penuh dengan makanan.

"Tada...selamat menikmati.."

Aku melirik makanan yang ia bawa, jika dilihat langsung makanan itu terlihat sangat lezat.

"Ini apa?" tunjukku pada sebuah mangkok berisi mie kuah.

"beef noodle soup, makanan ini lumayan terkenal di Taipei, kota kelahiranku.." jawabnya.

"Dan ini?" ku tunjuk lagi ke makanan lain.

"Ini bonus untukmu, Xiao Long Bao. Dumpling dari Taiwan..."

"Woah ini terlihat enak, sepertinya kau sangat mahir dalam masak memasak makanan daerahmu.." ucapku sambil meletakkan dagu di tangan, menatapnya kagum.

"Ahhaha ne...ketika memasak makanan-makanan seperti ini aku jadi mengingat kampung halamanku..."

"Oh...sepertinya kamu sudah lama di sini.."

"Hehe begitulah, sekitar enam tahun?"

"Pantas saja ia mahir berbahasa korea" batinku.

"Pasti kau sangat merindukan rumahmu.." kataku.

Mendengar itu ia hening sejenak.

"Ah kalau itu sudah pasti..." ia mulai tersenyum kikuk, dan sorot matanya mulai menyiratkan sesuatu.

Ok, this is awkward...

"Ehmmm aku akan makan, terimakasih atas hidangannya.." aku langsung menyambar makanan di depanku untuk menghilangkan atmosfer canggung di antara kami.

Ia kemudian tersenyum lebar dan meninggalkan ku makan.

Saat makanannnya menyentuh lidahku aku dapat merasakan sensasi yang berbeda, kuah soupnya langsung menghangatkan tenggorokanku, tekstur mienya begitu kenyal sehingga membuat ku senang tuk mengunyahnya, dan daging sapinya begitu kaya akan cita rasa.

Beginikah rasa kampung halamannya? Aku rasa Tzuyu begitu mencurahkan perasaannya ketika memasak, ini sangatlah unik.

Dalam hitungan detik aku sudah menghabiskan makanan tersebut sampai licin, sehingga menyisakan hidangan penutup di sebelah.

CraZy 4 ¡u! [ MiTzu ] - ContinueWhere stories live. Discover now