part 2| tempat khusus

384 257 18
                                    

Mungkin kita mencintai seseorang tapi justru orang lain yang bisa membuat kita nyaman bukan orang yang kita cintai begitu rumitnya hati-Mila Saras Kay
                        

                            ***********
" Mama? Mamaa? “
Saras memanggil Mamanya seperti anak kecil mengajak temanya untuk bermain, di depan sang Mama, Saras seperti anak kecil saja kelakuannya, ketika dia sedang berdua dengan Mamanya, karna menurut Saras, Mamanya adalah Mama terbaik dan terkuat di dunia, mungkin alasan ini umum seorang anak ke Ibunya.

" Kenapa? Mama diam aja aku panggil-panggil!!" Saras duduk di sebelah Mamanya, yang berada di teras.
" Saras! anak Mama, kamu ini sudah dewasa, masa kaya gini terus.”

" Ihh! Mama mah! tapi Saras sayang sama Mama, dan gak mau ninggalin Mama titik. “
" Iya Mama juga tau, Mama juga sayang sama kamu, oh ia gimana dengan teman kamu itu?”
" Yang mana Ma? teman saras banyak?”
" Itu si Firaz!!"
" Oh dia! ya gak gimana-mana Ma!!"

" Tapi kamu udah kenal dia lamakan? masa statusnya cuman teman doang?”
" Ihh! Mama mah! aneh? “ Saras pun salah tingkah di depan Mamanya.

" Mama! liat Firaz baik orangnya dan setia, buktinya dia selalau antar jemput kamu, ke kampus.”
" Udahh!! ah Ma, Saras ngantuk, mau tidur."
" Kamu malu ya, ke Mama, bahwa kalian itu udah pacaran.”

" Apaansih Ma!, udah ah saras mau ke kamar dulu  Mama mah gak asik!" ucap saras dan beranjak menuju kamarnya.
Watipun ketawa melihat putrinya sudah dewasa, rasanya baru kemarin Saras menangis, pengen ketemu Ayahnya, dan sekarang mungkin Saras telah melupakan sosok Ayahnya, yang meninggalkan mereka begitu saja. Watipun sudah melupakan Ayah Saras, dan mengubur ingatan itu sedalam dalamnya.

Setelah selesai mengobrol dengan Mamanya, dan pergi begitu saja, di karnakan Mamanya selalu menggodanya, tentang Firaz, Saras pun masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar saras masih mengingat-ingat ucapan  Mamanya tentang Firaz, yang membuatnya malu di depan  Mamanya, tapi dia juga merasakan hal aneh, kenapa Firaz mau jadi teman dekatnya dan mau menemaninya ke manapun ia minta, apakah firaz suka ke gue, mana mungkin dia suka ke gue, meskipun penampilannya biasa-biasa saja, kan dia anak orang kaya, berwibawa, pintar lagi, sedangkan gue. berbeda dengan dia, gumam saras dalam hatinya.

Hampir satu jam Saras memikirkan perkataan Mamanya, dan bertanya tanya soal Firaz ke dirinya sendiri, sampai akhirnya saras tertidur dengan pertanyaan yang jawabannya belum dia ketahui.

Pagi ini, Saras sarapan sendiri di rumah, karena Mamanya, sudah pergi ke kantor untuk bekerja, Wati harus berangkat pagi karna ada meeting mendadak, tapi dia tidak melupakan harus memasak terlebih dahulu untuk sang putrinya, Saras yang kini sedang meningmati makanan buatan sang mamanya.

Bi Suti pembantu keluarga, menghampiri Saras, memberi tahunya kalau ada temannya yang sudah menunggunya di depan. Saras pun segera menyelesaikan sarapannya Setelah selesai sarapan Saras segera memakai sepatunya dan menyandang ranselnya, berjalan menuju pagar rumah.

" Lo kepangian tau Fir!, sarapan gue belum kelar!! " sahut saras sambil mendekatinya.
" Pagi Mila Saras Kay. " Saras terdiam. ia terkejut di depan pagarnya ternyata bukan Firaz, yoga sudah berdiri persis di pinggir jalan depan rumahnya. " Ehh... kamu Yog.”
“  Hari ini aku yang jemput kamu, tadi sih ada Firaz, sudah aku usir, karna aku yang mau jemput kamu. “
" Hah! lo usir Firaz!! ko bisa sih ,”
" Bukan ngusirsih, tapi dia yang pergi sendiri ketika dia tau aku mau jemput kamu.”

Cinta Tanpa KataWhere stories live. Discover now