Part 18 | Awal Hubungan

9 3 0
                                    

Cinta bisa datang, ke siapa saja di mana saja, karna cinta itu pitrah yang di berikan olehnya kepada kita yang hanya manusia biasa.- Mila Saras kay.

***************

" Hah, bertanggung jawab emangnya gue abis ngapain lo,"

" Abis memperkosa hati gue" tembal Saras ketus, dan mengikuti Firaz menuju parkiran.

" Ada juga lo, hmm, mau pulang naik taksi, angkutan umum, apa gue anterin, dan lo juga tau kalau gue anterin pasti naik mobil dengan sopir gue, dan lo pasti gak mau," ucap Firaz, dengan terus berjalan.

" Gue belum jawab pertayaan dari lo, jadi lo jangan so tau,"

" Nebak-nebak aja,"

" Dan tebakan lo salah, gue mau pulang
bareng sama lo,"

" Yaudah ayo,"

" Fir janji ya, tar malam ke rumah gue dan jawab pertanyaannya,"

" Iya bawel," ucap Firaz dengan mencubit pipinya Saras, yang lagi berjalan berdua dengannya.

Setelah sampai di parkiran, dan sopirnya Firaz telah menunggunya di parkiran, dan mereka langsung, naik dan mengantarkan Saras pulang kerumahnya.

" Janji ya Fir, malam ke rumah gue" ucap Saras, yang sudah sampai di gerbang rumahnya.

" Iya kita liat nanti aja, hmm gur pergi dulu ya, hati-hati."

" Seharusnya gue yang bilang itu tadi, bukan lo, hati-hati ya, gue tunggu tar malam di rumah gue,"

Saras berlari dengan semangat tidak seperti saat dia keluar sangat sedih sekali, karna telah membaca isi surat dari Rijal, dan surat itu dia telah membuanggnya di tempat sampah di kampus, ia memasuki rumahnya dan mencari keberadaan Mamanya, dia tau pasti Mamanya sudah pulang, dan ia melihat Mamanya sedang masak di dapur berdua dengan pembantunya, ia menghampirinya dengan penuh semangat di wajahnya, seperti tidak menerima surat perpisahan dari Rijal.

" Mama dan Bi Izah lagi masak apa?" tanya Saras lalu memeluk Mamanya dari belakang.

" Kamu gak liat Mama lagi masak, kayanya kamu lagi seneng banget ni," tanya Wati ke anaknya yang sedang memeluknya dengan erat.

"Mama, masak yang banyak ya Ma?" Saras melepaskan pelukannya dan memandangi Mamanya.

" Emangnya, bakal kamu abisin semua, liat tu badan kamu tambah gede aja," ucap Mamanya yang melihat anaknya sangat bersemangat sekali, Bi Izah yang berada di sana, dan melihatnya cuman tersenyum-senyum sendiri melihat tingkah lakunya seperti anak kecil.

" Enggak Ma, tar malam ada teman aku yang mau kesini, dan menurut Saras kita ajak makan bareng aja Ma," ia tersenyum ke arah Mamanya.

" Pasti pacar kamu ya, emangnya kamu ada teman cowo lain, selain Firaz di kampus" ucap Wati dan melanjukan memotong sayurannya, yang tadi sempet terhenti karna Saras mengajaknya untuk berbicara.

" Udah sekarang Mama dan Bi Suti masak yang banyak," ucap Saras lalu pergi menuju kamarnya.

Matahari telah terbenam, bulan pun menyinari malam itu dengan cahayang yang sangat terang, tiba-tiba hati Saras tidak karuhan, karna dia akan mengetahui sesuai kalimat dari Firaz, yang munkin tidak bisa ia tebak, mata Saras tertuju kepada orang yang turun dari mobil, di depan pagar rumahnya, ia melihat Firaz turun, dia saat itu juga hatinya mulai terguncang entah apa yang telah membuat hatinya terguncang.

Firaz menghampirinya, Saras tersenyum kepadanya, Saras mengajak Firaz masuk, dan mengajaknya untuk makan bareng, di sana juga Wati Mamanya Saras, telah menunggu kedatangan orang yang Saras maksud, Wati sebenarnya tidak mengetahui bahwa orang yang Saras maksud adalah Firaz.

" Assalamualaiku, Mama," Firaz menghampirri Wati dan bersalaman kepadanya.

" Ayo duduk, Firaz, kita makan bersama, ini semua idenya Saras, Mama suruh masak yang banyak, katanya akan ada tamu spesial, kira Mama siapa ternyata Firaz orangnya, ayo duduk"

mereka duduk di ruang makan rumahnya Saras, mereka bertiga, Saras, Firaz, dan Mamanya Saras, sedang asik menikmati makanannya, tiba-tiba Wati berbicara membuat Saras gugup," sebenernya kalian berdua ini, teman biasa, apa sudah pacaran, kok Mama merasa ada yang di rahasiakan oleh kalian," ucap Wati, yang telah menyelesaikan makanannya, Firaz dan Saras juga, telah selesi makannya, Firaz menatap Saras, yang kelihatan gugup.

Akhirnya Firaz berbicara, yang membuat Saras semakin gugup, karna dia pasti akan mengatakan sesuatu yang membuatnya malu di depan Mamanya," kalau menurut, Mama kami cocoknya temenan apa pacaran?" ucap Firaz lalu menatap Saras lagi, di ikuti Saras juga mentapanya dengan tersenyum malu.

" Kalau menurut Mama, selama ini Mama liat kedekatan kalian, bahwa kalian ini layak menjalani hubungan," ucap Wati, lalu menatap anaknya yaitu Saras. Saras hanya diam, tidak seperti biasanya yang rewel.

" Kalau misalnya Firaz, pacaran Sama Saras, apakah Mama setuju," perkataan itu membuat Saras semakin gugup, ini di luar rencananya Saras.

" Ya Mama, terserah kalian aja kalian yang lebih tau yang terbaiknya gimana, dan Mama liat kamu bisa jagain Saras," Wati melihat Saras, seperti patung yang diam bahkan tidak bergerak sama sekali.

" Tadi di kampus, Saras ngajak Firaz pacaran," ucap Firaz lalu tertawa. Saras merasa ia, sudah di permainkan oleh Firaz, dengan ucapannya tadi, sehingga ia mulai bicara," tapi gak harus mengatakan yang sebenarnya juga kali ke Mama gue," ucapan Saras terbanta-banta. Mamanya yang mendenger perkataannnya tertawa, melihat mereka berdua.

" Kan lo Ras, yang menyuruh gue jawab di depan Mama lo,"

" Tapi gak, gini juga kali, maksud gue, setelah kita pacaran baru lo ngasih tau Mama, bukan jawab nerima apa tidak menerimanya di hadapan Mama," Wati yang melihat mereka, mulai ikut bicara dalam permasalahna mereka," oh, jadi anak Mama ini, tunjuknya kepada Saras, tadi siang di kampus, nembak kamu gitu Fir, ngajak kamu pacaran, terus kamu menerimannya tidak,"

" Firaz sebenernya dari dulu sayang sama Saras, tapi tidak pernah berpikiran kalau Saras ternyata ngomong gitu, aku gak tau harus mengatakan apa," ucap Firaz, yang membuat Saras terkejut dengan perkataannya.

" Yaudah kalau kamu lebih nyaman dengan pertemanan yang berteman aja gapapa, tapi kalau kamu ingin lebih dari itu silahkan kalian jalani dulu aja." ucap Wati, untuk menasihati keduanya.

Firaz menatap Saras," Ras, kalau kamu mau tau jawabannya, aku kasih tau, jawaban aku," Saras tiba-tiba memotong perkataan Firaz," lo yakin Fir lo, akan jawab dengan serius." Firaz melanjutkan perkataannya yang terhenti tadi karna Saras," kita jalani dulu aja ya,"

" Maksud lo, Fir, jalani gimana gue belum paham,"

" Ya kalau misalnya, lo mau jadi pacar gue, gue terima kok," ucap Firaz, dengan sangat berhati-hati karna takut salah menggatakannya.

" Berarti lo, mau jadi pacar gue," ucap, Saras, untuk meyakinkannya sekali lagi.

" Iya," jawab Firaz dengan terseyum, sepontan Saras kala itu, memeluk Mamanya yang dari tadi hanya mendengarkan mereka, ia memeluk Mamanya dengan sangat gembira sekali karna ia suda mengetaui jawabannya, " Kalau gitu aku mau ke kamar dulu ya, Saras mulai beranjak dan berjalan menuju kamarnya, sampai ketemu besok Firaz pacarku, sekarang nyebutnya harus aku kamu, biar romantis ok,"

lalu Saras berlari menuju kamarnya dengan sangat gembira, meninggalkan Mamanya dan Firaz berdua di sana.

Dan jangan lupa vote dan comen supaya kalian meninggalkan jejak buat aku,  supaya seperti mantan meninggalkan kenangannya🤗🙈



Cinta Tanpa KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang