Sugar and Gold (Viktor x Yuuri)

Last Love

Maaf lama, tetapi mumpung ada waktu saya bisa selesaikan cerita ini uwu.

Warning: no beta, typo, bahasa salah-salah, dub-con, dll.

Mohon perhatikan tag dan bila tidak suka jangan dibaca ya, banyak cerita lain yang lebih bagus dari punya saya. 

Untuk versi R18 only for people who buy me ko-fi (link in my profile) atau transfer lokal via ovo (PM via email). Untuk membatasi pembaca di bawah umur. Harap sadar diri atas apa yang dibaca, tidak ada yang memaksa, dan saya tidak menerima komplain. Terima kasih atas pengertiannya uwu.

-----

Aroma laut dan suara ombak berdebur mendominasi suasana di pinggir pantai yang sepi. Langitnya terlihat cukup mendung dengan kilasan sinar matahari yang tersembunyi di balik gumpalan awan di akhir musim gugur. Dua sosok pria terlihat sedang berjalan di tepi pantai, menikmati segarnya angin laut di pagi hari. 

Viktor mengajak Yuuri berjalan disini sebelum makan pagi. Udaranya cukup dingin, Yuuri sedikit membungkuk untuk menghangatkan tubuhnya. Sorot matanya terlihat penuh rindu. Ia teringat musim panas 12 tahun yang lalu, disaat Yuuri kecil dan Mari sibuk mencari kerang dan membangun istana pasir, ayah ibunya duduk di bawah payung pantai tersenyum melihat mereka bermain.

"Apa kau menyukainya?"

Suara Viktor menyadarkan Yuuri dari lamunannya. Pemuda itu menoleh ke arah pria di sampingnya, membuat Viktor tersenyum lebar. Yuuri tidak langsung menjawab pria itu, matanya kembali menatap laut dengan pandangan sendu. 

Walau puas namun entah kenapa ia merasa...tidak baik-baik saja. Pertanyaan itu membangkitkan kenangan manis yang tidak pernah bisa ia dapatkan lagi. 

Yuuri memberi senyum pada Viktor, "Aku...menyukai pantai. Tapi tak pernah punya kesempatan untuk mengunjungi tempat ini lagi."

Anak itu menghela nafas saat mengingat sebagian besar waktunya ia habiskan untuk bekerja dan membantu restoran ibunya. Hampir tidak ada waktu untuk bermain. Kalaupun ada pasti ia gunakan untuk istirahat. Sudut bibirnya terangkat sedikit, walau begitu entah kenapa ia merasa senang bisa membantu keluarganya. Yuuri tidak pernah menyesali masa mudanya yang seperti ini. Namun saat rasa puas dan penyesalan muncul secara bersamaan, ia tak bisa menggambarkannya secara pasti...

Alis Viktor berkerut sebelum tiba-tiba menarik pinggang Yuuri mendekat, membuat kedua mata pemuda itu membelalak kaget karena ditarik mendadak.

Kedua alis Viktor masih berkerut saat menatap wajah Yuuri dari dekat. Refleks, wajah Yuuri perlahan mundur dari jangkauan leher Viktor.

Pria itu menghela nafas sebelum melepaskan Yuuri dengan senyum lembut. "Bila kau menyukai pantai, aku bisa membawamu ke rumah pantai milikku, dan kalau kau tidak suka yang itu, aku akan membelikan yang kau suka. Kau hanya perlu memilih yang kau suka, Yuuri. "

Remaja tanggung itu mengambil satu langkah mundur dan Viktor menyadarinya. Ia menahan diri untuk tidak menariknya ke lingkup tubuhnya lagi. Ia melihat Yuuri menggelengkan kepalanya dengan cemas.

"Bukan-maksudku bukan itu. Aku...bukannya ingin rumah pantai, aku hanya teringat liburan musim panas bersama ayah ibu dan Mari."

"Ah..." Viktor terdiam sejenak sebelum mendekat ke arah Yuuri lagi, "Tapi kau menyukai pantai bukan? Aku punya resort di kepulauan Bahama, bila kau mau, kita bisa ke sana dalam waktu dekat-"

"V-viktor, aku-bukannya aku harus mempersiapkan bahan kuliah? A-apalagi sudah hampir setahun aku absen sekolah. Aku harus mempelajari beberapa mata pelajaran lagi—" jantungnya berdegup kencang, tiba-tiba merasa canggung di depan Viktor. Ia sudah menandatangani kontrak sebagai "baby" pria itu, tapi bila tiba-tiba diperlakukan seperti ini Yuuri masih kebingungan apa yang harus ia lakukan. Apa ini pantas? Apakah perlakuan Viktor sudah sewajarnya dalam kontrak ini? Tapi bila sampai membelikan rumah pantai bukankah itu berlebihan? Lagipula Yuuri tidak memerlukannya. Ia tidak tahu batasan sewajarnya menjadi peliharaan orang kaya seperti ini. Ia harus memberi batasan agar ia tidak berakhir terlalu dekat dengan pria ini.