Nona Muda Rin(2)

206 18 1
                                    

Tokyo, 10 April 2002

Kakashi menghela nafas lega setelahnya. Sesuai janji. Anjing kecil itu tidak terlihat sama sekali sejauh mata memandang. Dia benar-benar bisa menikmati waktunya tanpa khawatir akan ada jebakan di sepanjang jalan. Teriakan cemburu, atau kesan dirinya seperti kuman yang harus di jauhi. Biasanya yang terjadi adalah, anjing kecil itu akan mengekor di radius satu meter setidaknya memonitor siapa saja yang membuat kontak dengannya.

Seminggu pertama dia lah yang sudah menjadi wabah.

Hari ini semua berjalan sangat normal. Mungkin inilah yang sebenarnya akan terjadi jika tidak ada anjing kecil itu sejak awal. Beberapa murid baik laki-laki maupun perempuan menyapanya. Meski beberapa gadis masih bersemu merah jika menatapnya dan terlihat sedikit agak ragu mengangkat tangannya.

Tapi itu sungguh kemajuan pesat. Apa berita takluknya Inuzuka Rin menjadi trending topik?

Guru lab kimia, Mitarashi Anko menyapanya canggung. "Merasa hidup kembali Hatake Sensei?"

Kakashi tertawa pelan. Mengangguk dengan canggung, tapi memang itulah yang dia rasakan. "Yah, aku tidak tahu apa yang terjadi hari ini. Tapi aku merasa bahagia." Akunya.

Mitarashi Anko tertawa dan memukul lengannya. Sementara dia mengusap lengannya sambil meringis. Yah pertama kali dia menjalani kehidupan normalnya tanpa anjing kecil yang menyalak mengekorinya. Ah ... Sudahlah. Mulai dari sekarang sampai enam bulan ke depan dia akan menjalani hari normalnya.

Guru lab kimia cukup cantik untuk di jadikan teman kencan. Mungkin setelah dia 'bebas', wanita ini bisa menjadi salah satu kandidat teman kencan yang ideal. Dewasa, tubuh yang proporsional, bahkan mungkin seksi di balik kemeja ungu yang sewarna dengan rambutnya. Yah, meski tidak ada lesung pipi. Itu tidak jadi masalah.

"Tidak apa-apa Sensei. Ini bukan salahmu, aku tahu."

Kakashi memukul dahinya spontan. Refleksnya membuat Anko menatapnya bingung. "Ada yang kau lupakan Sensei?"

Kakashi meringis menatapnya bingung. "Ah ya. Aku melupakan sesuatu. Aku harus pergi."

Pamitnya. Meski setelahnya menggeram jengkel. Kakashi menghentikan langkahnya dengan tidak percaya. Kemudian mengepalkan tangan dan berbalik.

"Ah ... Anko. Aku memerlukan beberapa perabotan. Bisakah kau mengantarku membelinya di akhir pekan?"

Anko mengangkat alisnya. "Apa ini ajakan kencan Sensei?"

Kakashi meringis. "Ya. Kau bisa mengatakannya seperti itu."

"Baiklah. Akhir pekan kalau begitu. Kuharap kau tidak melupakannya lagi."

"Ya, tidak akan ada yang kulupakan lagi. Aku janji." Kakashi berbalik dan pergi.

Tidak pernah dia melupakan sesuatu seumur hidupnya. Ya, dia selalu mengingatnya. Kecuali satu hal.

Mengeluarkan Inuzuka Rin dari otaknya.

Beberapa hari berlalu semakin baik, meski ada sesuatu yang mengganjal. Dunianya terlalu normal. Tidak ada serangan kejut di pagi hari, tidak ada intimidasi sepanjang hari, tidak ada jeritan aneh memekakkan telinga. Tidak ada Inuzuka Rin.

Akhir pekannya berjalan normal. Berkencan dengan wanita dewasa, makan siang di restoran. Membeli beberapa perabotan.

Saat melintasi pet shop. Dia melihat dari etalase seekor anak anjing berkulit campuran coklat putih menatapnya sedih. Anjing jenis pittbull yang menyeramkan tampak seperti makhluk lemah yang butuh perlindungan. Dia ingin memaki kakinya yang dengan lancang berbelok masuk tanpa bisa di cegah.

RapunzelKde žijí příběhy. Začni objevovat