|1| Korban Iklan

55.2K 4.5K 865
                                    


Yoyoyo kembali lagi di cerita terkece, tersuper, terkeren, terunik ala Saniyyah.

Wkwk gapa jadi kayak open channel😂

Btw, Happy Reading guys❤❤

Btw, Happy Reading guys❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau aku jemput gak?"

"Huum jemput dong, aku lagi kangen sama kamu beib."

"Kan kita di karantina beib, gak boleh keluar harus di rumah aja, ada corona."

"Iih di sini gak ada corona beib, mau kamu nangis darah pun corona kagak bakalan sampai di dunia orange kita, gimana sih!"

"Kalau ada gimana?"

"Dibilang gak ada ish, corona gak bakalan ada karena corona gak mau menghalangi kita berdua yang saling rindu eaakk haha."

Bima terkekeh mendengar suara bosnya, alias sang pujaan hati. Selama dua minggu ini mereka fokus pada ujian nasional dulu dan juga sibuk untuk menenangkan pikiran masing-masing.

Dan pagi ini Bima mengajak Caca untuk quality time. Apalagi dia tau jika kekasihnya itu tengah bersedih karena keberadaan sepupunya yang belum ditemukan.

"Oke deh beib, setengah jam lagi aku berangkat."

"Hati-hati."

"Iya sayang, bye Cacaku muach."

"Muach Bimbim."

Bima bersenandung kecil saat menuruni tangga satu per satu. Hatinya sangat bahagia karena hari ini adalah hari pertamanya bertemu sang pacar setelah berakhirnya ujian.

Saat mencapai anak tangga terakhir, sebuah senyum jail muncul saat melihat papa botaknya berada di meja makan sambil membaca koran menggunakan kacamata dan menikmati secangkir kopi.

"Pagiku cerahku matahari bersinar, ternyata papaku sudah bangun!"

Bima bernyanyi menyindir sang papa, karena kepala botaknya sudah bersinar di pagi hari saking kinclongnya. Karena merasa diabaikan, Bima kembali bernyanyi.

"Lihatlah matahariku ternyata sudah bangun, pantas saja kamarku sudah muncul sinarnyaaaaa!" Bima bernyanyi dengan lirik lagu Agnez Mo.

Pak Haka menurunkan sedikit kacamatanya saat melihat Bima bernyanyi mengejeknya.

"Bima Bima, papa heran sama kamu, kenapa gak pernah kena karma yah kalau ngejek papa," ucap Pak Haka menggelengkan kepalanya.

"Kan keturunan durhaka pah, ngapain kena karma kalau udah durhaka," jawab Bima santai.

"Entar kualat lo sama orang tua Bima bin Durhaka!" Sahut emak sambil menata sarapan pagi.

"Engga dong mamaku sayang, ini tuh fakta mak fakta, liat aja tuh kepala papa udah bersinar di pagi hari, papa olesin minyak rambut yah sampai kinclong gitu?" Tawa Bima sambil mengunyah roti.

"Gimana mau ngasih minyak rambut kalau papa lo kagak ada rambutnya Bima? Gimana sih," sahut Renata terkekeh melihat kepala botak sang suami memang selalu bersinar, kalau bisa kepala suaminya itu pun pantas dijadikan cermin.

"Bisa aja kan mak, iya kan pah? Hayo jawab yang bener papa kasi minyak rambut yah?"

Pak Durhaka menatap Bima datar "Papa kasi kit biar kinclong, puas?" Jawab Pak Durhaka membuat Bima tertawa.

"Motor kali pah dikasi kit haha!"

"Ketawa aja terus, sampai lalat masuk ke mulut kamu yang bau itu," ucap Pak Haka menutup hidungnya.

Bima langsung menutup mulutnya dan menatap papanya datar.

"Apa? Marah? Begitu juga perasaan papa kalau kamu jailin, sakitnya tuh di sini Bima," tunjuk Pak Haka di dadanya saat menyadari Bima tersinggung.

"Heii papaku botak kembarannya Dodi Buldoser, sorry menyori yeu, Bima itu wangi, mana ada nafas Bima bau," ucap Bima.

"Hilih bicit!!" Ucap Pak Durhaka melemparkan koran tepat mengenai wajah Bima.

"Astaghfirullah!!"

Bima mengusap dadanya sabar, kini gantian dia yang menghadapi papanya yang bacot. ini pasti akibat Renata alias mamanya yang menularkan virus itu pada papanya.

"Pah kenapa sih suka botak?"

"Suka aja, gak ribet, gak perlu pakai sisir, kalau mandi airnya langsung meresap dan segar, kenapa? Mau botak juga?"

Bima menggeleng tegas "Gak ah, kalau Bima botak entar Caca gak suka lagi."

"Elleh calon mantu tuh udah klop sama lo, mau gimana pun bentuk muka lo, calon mantu tetap suka," sahut Renata.

"Pokoknya gak mau, seram mak, entar Bima sama papa dikatain upin ipin."

Renata terkekeh "Dan gue jadi kak Ros haha!"

"Apasih mak, gak lucu, sana masak," usir Bima mengibaskan tangannya pada Renata membuat wanita bar-bar itu mencibir.

"Astaga wanita kalem diusir anaknya sendiri, bisa jadi sinetron gak yah?" Batin Renata di dapur.

"Papa gak pernah pakai shampo dong? Kan gak ada rambutnya," Tanya Bima kembali fokus pada Durhaka.

Pak Durhaka memegang dagunya dan menerawang "Papa? pernah pakai shampo? huhahaha. Dulu pernah-"

"EMAK SUAMIMU KESURUPAN KORBAN IKLAN!"

Belum sempat papanya selesai bicara, Bima sudah terlanjur kesal dan berteriak, papanya tertawa kencang karena berhasil mengerjai sang putra.

Renata berlari tergopoh-gopoh sambil membawa spatula "Hah kenapa? Papamu maag? Langsung sikat sakit maag."

"ALLAHU AKBAR KENAPA JADI KORBAN IKLAN SEMUA!"

Bima berdecak dan langsung keluar meninggalkan mama dan papanya yang tiba-tiba jadi demen iklan. Mending dia segera bertemu Caca sebelum otaknya ikut korslet juga.

Sementara Renata dan Durhaka tertawa terbahak-bahak karena berhasil menjaili putra semata wayangnya.



17 September 2021

Saniyyah Putri Salsabila Said
ig : saniyyahputrisaid
Tiktok : saniyyahputrisaid

Bimca [Spin Off Lilin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang