II. Sesak Terpendam

3K 331 163
                                    

.




.





.

"Maaf harus mengatakan ini sebelumnya, tapi mau tidak mau saya harus menyampaikannya."

"Anda akan melahirkan seorang putri yang kemungkinan besar memiliki kelainan genetik, Nyonya Min."

Rentetan kalimat itu mengiangi kepalanya. Bagai teror yang tidak pernah padam.

Hati Letnan Kim dicerai-beraikan hari ini. Biarkan kali ini kita geser sebentar posisi Letnan Kim maupun embel Nyonya Min. Mari kita sebut posisinya sebagai seorang calon ibu.

Kim Taehyung merasa hatinya dirampas paksa, dibantingkan kesana kemari dengan brutalnya. Membuat pikiran dan tubuhnya tidak bekerja dengan sinkron.

Ibu mana yang tidak rusak hatinya mendengar berita ini?

Ibu mana yang tahan melihat kesedihan anaknya di kala berbeda dari bocah seusianya?

Ibu mana pula yang akan bersikap tenang saat anaknya mengutarakan rasa iri, protes ketidakadilan saat tau bahwa ternyata orang tuanya lah akar masalah dari semua ini?

Saat dimana Yoongi pergi ke Afrika, dan Taehyung yang egois mempertahankan jabatan.

Hasil pemeriksaan kandungan nya di usia ke-6 bulan kali ini sangat bertentangan dengan ekspetasi.

Niat Taehyung adalah ingin memeriksa perkembangan bayinya, penasaran seperti apa aktifnya si kecil di dalam sana, sedang apakah?

Menenggelamkan wajah ke setir kemudi mobil yang kedap dari luar, Taehyung menangis sesegukan tanpa suara yang keluar.

Terkutuklah. Ini tangisan lirih kehancuran seorang calon ibu.

Diusap perut bawahnya berkali-kali, Taehyung menelan air mata pahit.

Isaknya tidak mau berhenti. Senantiasa mengalir bak muara air yang tak bakal surut.

.

.

.

Sudah sebulan rutinitas baru ini terlewati. Menetap dalam lingkungan baru, dan juga nuansa rumah yang baru.

Kim Taehyung sengaja pulang awal.

Dikirimkan pin pesan pengumuman email resmi kemiliteran bahwa pelatihan hari ini diganti ke hari Minggu.

Hingar-bingar memimpin pelatihan lenyap, turun drastis.

Melihat gerbang utama terbuka lebar, Taehyung tak segan-segan memarkirkan mobil di pekarangan saja.

Biar jadi jatah Yoongi yang memindahkan ke garasi, pikir Taehyung.

Lebih efektif berkendara dengan motor MOGE / ninja, tapi apa boleh buat? Ketangkep berkendara dengan itu, maka Taehyung akan dicengklak oleh ayahnya hidup-hidup.

BAPAK MAUNG BERAKSI.

"Cocok gak ya taroh sini kira-kira?" Taehyung menyeka bulir keringatnya yang jatuh, mengamat jeli letak bingkai foto ukuran 32 inchi itu supaya sempurna.

Terpajang tegak di samping lemari kaca furnitur. Foto epic kelangsungan pernikahannya setahun lalu.

Dirasa puas, Taehyung duduk di sofa.

Menyandar diri, dan melamun kosong. Sendirian di rumah luasnya. Hunian ini bersih tentu saja, kebetulan Yoongi sedang tidak di rumah.

Mungkin lagi ke warung belanja gula sama kopi.

istriku | YOONTAEWhere stories live. Discover now