Dua Cinta Yang Tak Bisa Dipilih

1K 39 0
                                    

   Srikandi gusar malam ini, dia gusar karena Pandawa akan menginap di Panchala, karena Drupada meminta bantuan Pandawa untuk memerangi sebuah kerajaan. Srikandi sebenarnya senang, tapi ia takut kalau Drupadi akan terus mendandaninya seperti boneka saja. Srikandi, yang sudah berganti baju seperti biasa, duduk dibangku taman istana. Dilihatnya Drupadi berlari-lari.
  "Kak Srikandi, aku mencarimu." Drupadi menggerutu, dan dia tambah kesal ketika melihat Srikandi sudah berganti baju, walau riasannya belum dihapus.
   "Kakak! Nggak boleh ganti baju lagi. Oh, Dewa tolonglah! Kakak ini perempuan, bukan pria." Drupadi menarik Srikandi ke ruang wanita.
   Srikandi menghela nafas, "Sudahlah, Drupadi! Inilah jati diriku! Dan bila aku berpakaian seperti tadi, semuanya melihatku seperti aku terlihat buruk!" Srikandi jadi kesal, "Dan tadi Arjuna melihatiku seperti aneh!' Kata-kata itu tak sengaja keluar.
  "Kak Srikandi, mungkin karena kau sangat cantik, suamiku saja berpaling pada kau!" Drupadi tersenyum. Srikandi malah kesal mendengar kata-kata Drupadi tadi.
  Drupadi melihat gelagat kesal Srikandi. "Kak, mungkin saja kalau kakak keluar dengan pakaian tadi, ada pangeran atau raja yang melamar!" Ujar Drupadi. Srikandi menghela nafas saja.

   Srikandi terpaksa didandani lagi, aduh..kok Drupadi jadi membuat Srikandi kesal sendiri. Srikandi lebih memilih untuk dikamar, daripada keluar dan diliatin lagi. Tapi Srikandi juga ingin ikut berperang membantu Ayahnya melawan kerajaan lain. Srikandi mengambil pedangnya, berganti baju, menghapus riasannya dan melepas kepangan rambutnya. Dia keluar dari kamarnya dan berjalan ke ruangan aula. Saat itu Pandawa dan Drupada sedang membicarakan srategi untuk menyerang musuh.
  "Ada yang bisa aku bantu, Ayah?" Tanya Srikandi dengan tegas seperti biasa.
Drupada yang sudah kenal baik sikap putrinya ini pun bersikap biasa.
  "Aku mau kau membantu Arjuna untuk menghadang musuh." Ujar Drupada.
  Srikandi berkata, "Jadi aku harus membantu Arjuna?" Drupada mengangguk, "Tentu saja, Srikandi." Sriandi kesal, ia mau menghadang musuh sendiri, tanpa bantuan Arjuna. Bila Arjuna adalah ksatria hebat, untuk apa memerlukan bantuanku? Pikir Sriandi.

   Semua prajurit bersiap-siap. Drupadi berlari ke kemah. "Kak Srikandi, ini gila!" Ujar Drupadi. "Drupadi, apa yang kau maksudkan?" Srikandi sibuk merangkai senjatanya.
  "Kakak, tidak boleh ikut perang ini? Kau ini perempuan." Drupadi menangis.
  "Perempuan? Dewa Siwa telah memberikan aku kekuatan untuk membunuh musuh termasuk Bisma! Itulah janjiku!" Srikandi menegaskan keinginannya.
  Srikandi pergi keluar dan menaiki kudanya.
Drupadi tak berdaya untuk melawan keinginan Srikandi sama sekali. "Aku hanya berserah, Dewa Siwa." Doa Drupadi. Drupadi hanya bisa pasrah saja.
   Arjuna naik ke kereta kudanya. Dia sudah membawa panah Gandiwa-nya.
  Srikandi naik ke kudanya, berjalan dibelakang Arjuna.
 Pasukan musuh sudah bersiap-siap dan jumlahnya sangat banyak. "Seraaang!" Teriak Arjuna, inilah permulaan perangnya. Arjuna menembakkan panah saktinya yang langsung menghancurkan beberapa ratus prajurit.
   Srikandi pun juga membunuh beberapa prajurit. Tapi tentunya Arjuna membunuh prajurit lebih banyak. 

   Tanpa disadari, Srikandi yang kurang konsentrasi itu diserang oleh panah musuh. "Awas!' Nakula mendorong Srikandi.
  "Eh.." Srikandi terjatuh dan baru sadar. Nakula membantu Srikandi berdiri.
  "Srikandi, apakah kau lelah? Sebaiknya kau pulang ke kemah dulu." Nakula berkata.
  "Tidak," Jawab Srikandi singkat sambil berlalu.
   Surya sudah terbenam, perang harus dihentikan dan dilanjutkan esok hari. Hari ini tak ada yang sukses, semua prajurit habis dalam jumlah yang sama. Ini merupakan sebuah kegagalan, dan tentunya pasukan musuh cukup kuat.
   Srikandi sudah kelelahan, belum lagi beberapa luka di tubuhnya, namun ia tak peduli. "Srikandi, ada baiknya kau bersihkan lukamu." Sebuah suara dikemah membuat Srikandi terkejut.
  Ternyata itu suara milik Arjuna. 

Friends, baca lanjutannya, ya. Dan ada tebakan, siapakah cinta segitiga Srikandi itu?
  

Kisah SrikandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang