Dilemma Untuk Srikandi

2.8K 30 1
                                    

   Arjuna gundah dan gusar hatinya, dirinya sudah dimabukkan oleh asmara cinta yang membuat dirinya jadi tak berkonsentrasi, mengapa Srikandi membuatnya jadi begini, ya? Arjuna pun merencanakan lamaran untuk Srikandi. 
   Sementara itu makin hari Srikandi makin dekat saja dengan Nakula. Tapi Arjuna tak mengetahui hal itu sama sekali. Di lain sisi Nakula juga mau melamar Srikandi.

   Srikandi dipanggil oleh Arjuna, Arjuna ingin bertemu Srikandi di tempat mereka biasa bertemu. Srikandi datang menemui Arjuna. "Pangeran Arjuna, kenapa kau memanggilku? Ada masalah? Atau kau butuh bantuanku?" Srikandi menyodorkan pertanyaan-pertanyaan pada Arjuna.
  "Tidak, Putri Srikandi." Jawab Arjuna. Arjuna bingung mau mulai dari mana? Masa Arjuna tidak bisa melamar wanita, itukan keahliannya. "Srikandi, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Ujar Arjuna.
  "Apa itu, Pangeran Arjuna?" Srikandi menunggu-nunggu.
  "Maukah kau menikah denganku?" Arjuna berkata. Srikandi terkejut, hampir saja dia jatuh dari batu yang ia duduki.
  "Kau bercanda..." Srikandi berpura-pura tertawa.
  Arjuna menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak, Srikandi, Aku serius padamu." Srikandi pun dibuat bingung.
  "Begini saja, akan aku pertimbangkan hal ini." Srikandi menjawab.
  "Baiklah, Srikandi. Aku menunggu jawabanmu." Ujar Arjuna penuh dengan harapan.

   Ketika Arjuna sudah pergi, Srikandi merenung sendirian dipinggir sungai, jujur saja dia tak pernah mau menikah sebelum membunuh Bisma. "Tuan Putri Srikandi!" Terdengar suara yang tak asing memanggil Srikandi.
  "Pangeran Nakula," Jawab Srikandi pelan. Nakula menghampiri Srikandi.
  "Srikandi, aku ingin berkata sesuatu padamu." Ujar Nakula.
  "Apa yang ingin Nakula katakan?" Batin Srikandi dengan takut-takut.
  Nakula berkata, "Putri Srikandi, maukah kau menikah denganku?"
  Deg! Jantung Srikandi berhenti tiba-tiba, bayangkan dua pria melamarnya dalam satu hari! Sedangkan Srikandi tak pernah berharap ada yang mau melamarnya selama ini.
   Srikandi menenangkan dirinya. "Pangeran Nakula, kau bercanda padaku?" Tanyanya, persis seperti yang ia tanyakan pada Arjuna tadi.
  "Tidak, aku serius." Jawab Nakula, tak beda jauh dari jawaban Arjuna tadi.
   Srikandi jadi merasa bingung. "Akan aku pertimbangkan hal itu, Pangeran Nakula." Jawabnya.
  "Baiklah, Srikandi." Jawab Nakula sambil tersenyum.
   Srikandi berdoa, "Apa-apaan ini, Dewa Siwa." Batinnya.

   Saat pulang ke Kampilya, perasaan Srikandi tak menentu dan penuh kebingungan, apa yang harus ia lakukan? Bahkan dia tak pernah berpikir untuk mencintai Arjuna atau Nakula sama sekali.
  "Kak Srikandi?" Drestadyumna berkata, "Kakak kelihatan murung, kenapa?" Tanya Drestadyumna pada Srikandi.
  "Tidak, apa-apa, Drestadyumna." Srikandi pura-pura tersenyum pada Drestadyumna. Tapi Drestadyumna tahu kalau ada yang salah dengan Srikandi, tapi Srikandi selalu menyimpan isi hatinya. "Bila ada yang salah. Beritahu aku, kak." Srikandi mengangguk dan tersenyum, dia senang ada yang memperhatikannya, dia kira Drestadyumna itu orangnya dingin.

   Srikandi memutuskan untuk ke kuil Dewa Siwa, pasti Dewa Siwa selalu memberikan jawaban padanya. Srikandi dengan sungguh-sungguh berdoa pada Dewa Siwa. Tiba-tiba ada seorang resi tua datang.
  "Resi.." Srikandi dengan sopan menunduk.
  "Pasti kau Tuan Putri Srikandi, kan?" Tanya Resi itu, Srikandi mengangguk.
  "Srikandi, aku tahu apa yang kau pikirkan, nak." Ujar Resi itu sambil duduk.
  Srikandi melonjak, "Benarkah, Resi? Bisakah kau membantuku?" Pinta Srikandi.
  Resi itu tersenyum, "Aku tak bisa membantumu, karena hanya dirimu yang bisa membantumu. Aku hanya memberimu nasehat."
  Srikandi mengangguk, "Tak apa-apa, Resi. Tolong nasehati aku, aku tak bisa berpikir dengan baik." Resi itu tersenyum, "Nak, setiap manusia harus mempunyai pasangan."
  "Tapi aku harus membunuh Bisma dulu baru aku bisa bernafas lega!" Srikandi dipenuhi amarah.
  "Aku tahu, Srikandi. Tapi kau tahukan kalau kau hanya penuh akan dendam. Kau memang tegas dan kuat, tapi bukan begini caranya kalau kau tak memperhatikan dirimu." Nasehat Resi itu.
  "Apa maksud Resi?" Srikandi tak mengerti.
  "Siapa tahu pasanganmu nanti bisa membantumu membunuh Bisma." Resi itu tersenyum.
  "Tapi, Resi. Kepada siapakah aku akan memberikan cintaku?" Tanya Srikandi.
  "Aku tak tahu, Srikandi. Tapi cinta mempunyai jalan. Cobalah untuk memilih, cobalah cari negatif dan positifnya kalau kau menikah dengan orang yang melamarmu itu." Nasehat Resi itu, "Jangan sampai kau menyesal dikemudian hari."
  Srikandi setuju dengan perkataan Resi itu. "Terima..." Srikandi melihat Resi itu sudah tak ada lagi, apakah itu jawaban yang diberikan oleh Dewa Siw?

   Dikamarnya Srikandi, dia sedang memikirkan siapa yang akan dia pilih. Tapi dia sulit memilih, apakah ini artinya Srikandi mencintai kedua pria itu?
  "Tidak mungkin!" Bantah Srikandi pada dirinya sendiri. Lagian Arjuna dan Nakula adalah suaminya Drupadi, apakah nanti Drupadi tak akan marah dengannya. Srikandi merasa pusing, lebih baik dia istirahat saja. Biarlah Dewa Siwa yang memutuskan takdir Srikandi.

Kisah SrikandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang