15

2.4K 300 13
                                    

***

"Baik, kalau kau memang mencintainya. Tapi nanti, kalau Yoona datang dan memintamu melepaskan suaminya, pastikan kau akan melepaskan Jiyong untuk seseorang yang sudah pasti lebih berhak darimu, kau bisa melakukan itu?" tanya Ten, tanpa tahu seberapa mengerikannya Yoona. Ten tidak tahu kalau Yoona yang lemah lembut itu sebenarnya pernah menyiram Jisoo dengan kopi. Dalam pikiran Ten, Yoona cocok sekali menjadi gadis menyedihkan yang akan dikasihani semua orang. Gadis polos yang tidak berdaya menghadapi dunia penuh masalah.

Malam itu, Ten menyuruh Jiyong pulang. Ia belum siap melihat teman dekatnya bercengkrama dengan suami orang lain dan dengan dalih kalau ia masih belum menyetujui hubungan mereka, Ten menyuruh Jiyong pulang. Seperginya Jiyong dari rumah itu, Lisa masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu duduk di atas ranjangnya sembari menimbang-nimbang perbuatannya.

"Kalau sedari awal Jiyong oppa tidak mencintai Yoona eonni, apa aku tetap disebut orang ketiga?" pikir Lisa, sepanjang sisa malam itu. "Pernikahan itu tidak didasari cinta, itu hanya bisnis. Kedatanganku tidak merusak rumah tangga mereka. Aku hanya merusak bisnis mereka," oceh Lisa, meyakinkan dirinya sendiri, mencari pembenaran atas perbuatannya sendiri. "Tapi tetap saja aku merusak sesuatu," keluh Lisa di akhir argumen-argumennya sendiri. Gadis itu merasa bersalah, tapi ia ingin melupakan rasa bersalahnya sendiri. Gadis itu merasa tidak tahu malu tapi di saat yang bersamaan, ia merasa tidak apa-apa kalau ia jadi sedikit tidak tahu malu.

Sementara itu, di ruang tengah, Ten sedang sangat kesal karena keputusan Lisa. Tidak semua orang bisa menerima perselingkuhan. Tidak semua orang bisa menerima kehadiran orang ketiga. Tidak akan ada satupun orang menyukai Lisa.

"Apa yang akan terjadi kalau Lisa melanjutkan hubungannya?" tanya Taeyong, membuka percakapan untuk membuat Ten mulai bicara.

"Dia akan dihina orang, disebut pelacur karena merebut suami orang lain,"

"Itu kalau orang lain tahu tentang hubungannya. Bahkan gadis dengan pakaian seksi akan disebut pelacur oleh beberapa orang, gadis-gadis biasa yang berkencan dengan idol juga akan disebut pelacur, gadis yang mencampakkan kekasih kasarnya, akan disebut pelacur oleh pria kasar itu. Gadis yang menyerahkan keperawanannya pada kekasih yang ia cintai juga akan disebut pelacur saat mereka putus nanti. Gadis itu hanya mencintai kekasihnya, kenapa orang-orang melabelinya pelacur hanya karena ia menunjukkan rasa cintanya? Dunia terlalu kejam untuk para gadis,"

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"

"Dunia akan selalu kejam untuk Lisa, bisakah kau sedikit bersikap baik kepadanya? Kau temannya, dia bahkan menerima dan merahasiakan hubungan kita," ucap Taeyong membuat Ten merasa menjadi orang paling kejam sekarang. Membuat Ten merasa menjadi orang paling tidak tahu diri karena menolak memahami Lisa yang selama ini telah memahaminya. "Dia akan baik-baik saja kalau tidak ada yang mengetahui tentang hubungannya, tapi kalaupun suatu saat nanti hubungannya ketahuan, Lisa pasti sudah memikirkannya dan saat itu dia pasti sudah siap dengan konsekuensinya,"

"Apa yang dia tahu? Saat temanmu melakukan kesalahan, kau harus memberitahunya, kalau dia salah,"

"Ya, kau harus memberitahunya, tapi kau tidak berhak memaksanya untuk mengikuti kebenaran yang kau percayai. Apa kau pikir gay dianggap benar disini? Kau tahu kalau gay dianggap sebuah kesalahan disini, kau tahu konsekuensinya, Lisa juga tahu konsekuensinya tapi apa dia memaksamu untuk berhenti? Sehebat apa hidupmu sampai bisa memaksanya untuk mengikuti kebenaran dalam kamusmu? Tugasmu hanya sampai memberitahunya konsekuensi dari perbuatannya, kau tidak bisa memaksanya mengikuti standarmu," oceh Taeyong membuat Ten merasa jadi semakin dan semakin buruk.

Masih di malam yang sama, Lisa keluar dari kamarnya sementara Ten dan Taeyong masih membicarakannya. Gadis itu memakai pakaian olahraganya sekarang. "Kemana kau akan pergi? Menemui suami- menemui Jiyong hyung?" tanya Ten dan Lisa menggelengkan kepalanya. Gadis itu hanya akan pergi mencari udara segar. Hanya di kamar membuatnya merasa sangat sesak.

"Lisa-ya, boleh aku bertanya sesuatu sebelum kau pergi?" tanya Taeyong dan Lisa menganggukan kepalanya, gadis itu tertarik untuk mendengar pertanyaan Taeyong. "Apa kau tahu konsekuensi dari hubunganmu?"

"Ya,"

"Kalau kau di sebut pelacur oleh istrinya?"

"Akan ku terima,"

"Kalau nanti semua orang tahu dan mengganggumu?"

"Akan ku terima, itu harga yang harus ku bayar,"

"Kau akan merelakan harga dirimu untuk Jiyong hyung? Saat kalian ketahuan, hanya kau yang akan dihina, Jiyong hyung akan baik-baik saja," tanya Ten, terdengar sangat realistis walaupun sedikit keterlaluan.

"Kenapa aku merelakan harga diriku untuk Jiyong oppa? Aku tidak berkencan dengannya karena menginginkan hartanya, ini tidak seperti kisah sugar baby dengan sugar daddynya. Aku juga tidak menjual tubuhku untuknya. Aku mencintainya, dan dia juga mencintaiku. Dan siapa bilang hanya aku yang akan terluka? Aku yakin Jiyong oppa akan lebih terluka saat orang-orang melukaiku,"

"Tidak bisakah kau realistis sedikit? Kenapa kau yakin kalau Jiyong hyung begitu mencintaimu?"

"Dia tidak akan memberitahumu kalau dia hanya sedang mempermainkanku. Kau tahu siapa orang yang paling berhati-hati di YG? Jiyong oppa. Dia tidak akan mengakui kalau kami berkencan di depanmu tanpa memikirkannya lebih dulu. Kau pikir dia tidak menduga-duga reaksimu sebelumnya? Kau pikir dia tanpa sadar mengakui hubungan kami di depanmu? Dia bukan orang yang sesederhana itu,"

"Kenapa kau jadi senekat ini? Tiba-tiba? Kenapa kau jadi sangat mencintainya seperti ini? Dia sudah meracuni otakmu?" tanya Ten, yang malam ini merasa sama sekali tidak mengenali Lisa. Padahal mereka sudah berteman sejak kecil, tapi baru kali ini Ten merasa kalau Lisa adalah orang lain.

"Satu-satunya hal yang bisa ku kontrol adalah perasaanku sendiri, satu-satunya hal yang bisa ku kontrol adalah bagaimana aku mencintainya. Aku tidak bisa mengatur miliknya, aku tidak bisa menyuruhnya melakukan ini dan itu. Tapi saat dia melihat apa saja yang ku lakukan untuknya, menurutmu siapa yang akan lebih menyesal saat hubungan kami berakhir nanti? Aku tidak merasa bangga pada perselingkuhan ini, tapi aku juga tidak bisa berhenti sekarang," jawab Lisa. "Bahkan walaupun nanti karma mendatangiku, dia boleh datang. Kalau nanti ada wanita yang merebut suamiku, dia boleh merebutnya. Aku akan bertanggung jawab dengan semua yang ku lakukan."

"Bahkan walaupun karirmu hancur karena masalah ini?"

"Ya, aku akan menerima segalanya. Kalau aku salah dan aku pantas dihukum karenanya, aku akan menerimanya. Kalau aku tahu itu salah, kenapa aku harus melakukannya? Aku tidak tahu kenapa aku melakukannya, tapi di posisiku sekarang, rasanya aku akan sangat menyesal kalau tidak mencoba sampai akhir."

Ten menyebut Lisa gila, dan Lisa bersedia menerimanya. Tapi setelah itu Ten menyuruh Lisa melakukan apapun yang ia inginkan. Seperti kata Taeyong, Ten bukan sutradara dalam hidup Lisa, Ten bukan orang yang berhak mengatur hidup Lisa.

***

WetWhere stories live. Discover now