17

2.1K 294 22
                                    

***

"Kenapa kau tidak menjawab panggilanku?" tanya Jiyong begitu ia bertemu dengan Lisa di agensi. Sekarang pukul sebelas, dan seperti yang Yoona bilang, meeting Jiyong dibatalkan. Pria itu sengaja membatalkan meetingnya karena ia ingin bicara dengan Lisa setelah kejadian semalam. Jiyong ingin memberitahu Lisa tapi gadis itu tidak menjawab panggilannya sejak pagi.

"Aku sudah terlanjur berangkat dan bertemu Yoona eonni pagi ini," jawab Lisa, di dalam studio rekaman, berdua dengan Jiyong. "Supirnya, mengintip ke dalam mobilku. Kurasa dia melihat topimu di dalam mobilku, jadi aku memberikan topi itu pada Yoona eonni, ku bilang aku menemukan topi itu di kantin,"

"Lalu? Dia percaya?" tanya Jiyong dan Lisa menaikan bahunya. Sekarang Lisa sedang duduk di kursi beroda, membelakangi sederet komputer juga keyboard. Sedang Jiyong duduk bersila di atas meja kayunya yang kokoh, di tengah-tengah studio.

"Tidak yakin," jawab Lisa. "Tapi aku menceritakan kejadian saat agensi panik karena handphone Seunghyun oppa hilang di bandara, aku bilang padanya kalau handphone oppa yang hilang waktu itu,"

"Sejak kapan kau pandai berbohong?"

"Sejak dulu," jawab Lisa. "Aku sering membohongimu dan oppa selalu percaya," lanjutnya sembari tersenyum. "Saat malas latihan, aku selalu bilang kalau perutku sakit karena datang bulan dan oppa percaya. Oppa tidak pernah menghitung berapa kali aku datang bulan setiap bulannya, dan oppa juga tidak pernah mengecek aku datang bulan sungguhan atau tidak," lanjutnya, mengakui dosa-dosanya saat traniee dulu.

Jiyong terdiam. Pria itu jadi mengingat-ingat kejadian yang Lisa ceritakan itu. Kalau dipikir-pikir dulu Jiyong memang cukup naif untuk mempercayai ucapan Lisa yang hampir datang bulan setiap minggu.

"Kapan jadwal datang bulanmu yang sebenarnya?"

"Di akhir bulan tapi cenderung maju," jawab Lisa. "Aku tidak sedang datang bulan hari ini, oppa bisa datang kalau mau,"

"Haruskah aku mulai mencatat jadwal datang bulanmu?" tanya Jiyong dan Lisa menganggukan kepalanya.

"Bisa dicoba kalau oppa tidak ingin bermain di waktu yang salah?"

Ditengah-tengah perbincangan itu, Lisa menunjukkan dua buah benda kecil di tangannya. Benda itu berbentuk lingkaran dengan lampu merah kecil di tengahnya– sebuah alat pelacak.

"Siapa yang melakukan itu? Yoona?" tanya Jiyong

"Bisa ya bisa juga tidak," jawab Lisa. "Untung aku menonton Crash Landing On You waktu itu, setelah melihat supir Yoona eonni mengintip mobilku, aku melihat-lihat mobilku, lalu menemukan ini di bagian bawah mobilku. Sepertinya aku cocok jadi detektif? Hehe," canda gadis itu namun Jiyong sama sekali tidak tertawa karenanya. Menurutnya itu sama sekali tidak lucu. "Belum tentu Yoona eonni yang meletakannya, bisa juga fans yang menaruhnya. Tapi satu alat pelacak ini ku temukan di mobil Jisoo eonni beberapa menit yang lalu,"

"Sekarang alat itu menyala?"

"Tidak, aku sudah mematikannya. Dan aku yakin pasti ada satu di mobilmu. Tapi kalau di drama, alat begini tidak bisa merekam suara, alat ini hanya untuk mengetahui kemana saja mobilmu pergi,"

"Beritahu managermu tentang itu,"

"Untuk apa? Aku tidak punya bukti kalau supir Yoona eonni yang melakukannya,"

"Siapapun yang melakukannya, melacak keberadaanmu tanpa izin tetap saja illegal. Aku lebih khawatir kalau yang melacakmu itu anti-fans yang ingin melukaimu, laporkan sekarang, milik Jisoo juga. Suruh managermu lapor polisi," suruh Jiyong membuat Lisa mengerutkan dahinya. Lisa tidak berfikir sejauh itu tadi. Lisa pikir Yoona hanya sedang mencari bukti kalau suaminya berselingkuh, Lisa sama sekali tidak berfikir kalau Yoona– atau orang lain– berencana melukainya.

Mino yang masuk ke studio itu, menyela obrolan Jiyong dan Lisa. Pria itu memang sengaja datang untuk menemui Jiyong. Mino sedikit bingung karena meeting mereka di tunda, namun ia tetap harus menyelesaikan tugasnya sebagai seorang penilai. Mino datang untuk bertanya pada Jiyong apa-apa saja yang harus ia perhatikan sebelum mulai menjadi juri bulan depan. Setidaknya Mino harus belajar sebelum menilai penampilan orang lain.

"Kau tidak belajar juga?" ucap Jiyong, kepada Lisa yang masih duduk santai di tempatnya.

"Apa yang harus ku pelajari? Bukankah aku hanya perlu memilih dua yang paling kusukai? Iya kan?" tanya Lisa membuat Mino langsung menunjukkan wajah prihatinnya, sedang Jiyong menunjukkan wajah kesalnya.

"Kalau penilaian dalam perekrutan ini hanya sebatas selera, aku tidak akan menyuruh kalian jadi juri. Aku akan melakukannya sendiri, akan ku pilih yang paling tampan, yang suaranya paling bagus dan yang bisa menari," ucap Jiyong membuat Lisa langsung duduk tegak di kursinya. Pria yang masih duduk di atas meja itu G Dragon sekarang, bukan kekasihnya.

"Kau harus bisa melihat mana yang bakatnya bisa dikembangkan, mana yang mau bekerja keras, dan mana yang benar-benar serius," ucap Mino, mengutip kata-kata Jiyong kemarin. Mino sudah dimarahi karena menanyakan pertanyaan yang sama dengan Lisa barusan. "Lebih baik sekarang kau pergi mencari buku tentang dasar-dasar menari atau apapun yang mirip seperti itu. Kalau kau tahu dasarnya, kau akan tahu mana yang bisa dikembangkan dan mana yang tidak," tambah Mino, masih mengutip kata-kata Jiyong karena Jiyong sedang menilainya sekarang. Saat sedang menilai sesuatu, tatapan Jiyong terlihat lebih tajam dari biasanya.

"Ya, aku pergi-"

"Ajak Hayi juga, aku tidak ingin mendengar pertanyaan seperti itu lagi dari kalian," potong Jiyong dan Lisa mengiyakannya. "Jangan lupa memberitahu managermu tentang alat pelacak itu!" suruh Jiyong dan Lisa mengiyakannya sembari pergi melarikan diri dari studio rekaman itu. Bahkan walaupun berkencan dengan Jiyong, saat bekerja Lisa tidak mendapat banyak kelonggaran dari pria itu.

"Alat pelacak? Seseorang melacak Lisa?" tanya Mino dan Jiyong menganggukan kepalanya. "Whoa... Mengerikan sekali, bukankah dia harusnya lapor polisi?"

"Aku sudah menyuruhnya melakukan itu," jawab Jiyong. "Sepertinya semua orang harus mengecek rumah dan mobilnya sekarang, ini sedikit mengkhawatirkan, karena bukan hanya Lisa,"

"Siapa lagi?"

"Jisoo juga, tapi sepertinya Jisoo belum tahu,"

Di waktu yang sama, Hayi baru saja datang ke agensi. Gadis itu ingin menemui Jiyong dan menanyakan tentang penjurian yang dibebankan padanya. Mungkin Hayi ingin menanyakan pertanyaan yang sama dengan Mino dan Lisa tadi. Tapi saat tiba di tempat parkir agensi, gadis itu melihat Jisoo tengah mengelilingi sebuah mobil kuning yang sepertinya milik Somi.

"Eonni, sedang apa kau disini?" tanya Hayi sembari menyapa.

"Lisa menemukan alat pelacak di mobilku, aku jadi penasaran apakah alat pelacaknya juga ada di mobil lain dan aku menemukan ini," ucap Jisoo sembari menunjukan dua alat pelacak di tangannya. "Aku menemukannya di mobil Chaerin eonni dan Sungkyung eonni," lanjut Jisoo, menjawab pertanyaan dari wajah terkejut Hayi. "Sepertinya semua mobil wanita di YG di tempeli benda ini. Sekarang Lisa sedang bicara pada Jiyong oppa, ku rasa kita harus lapor polisi,"

"Managermu tahu, eonni?"

"Dia dalam perjalanan kesini sekarang,"

"Augh! Menakutkan! Aku akan mencari di mobilku, siapa tahu di mobilku juga ada yang seperti itu!" seru Hayi yang kemudian pergi kembali ke mobilnya, menemui manager yang kebetulan ada disana kemudian memberitahunya apa yang sedang terjadi pada Jisoo.

***

WetWhere stories live. Discover now