Emergency Call

79 22 13
                                    


Mungkin ini jadi panggilan terakhir, jadi sebelum terlambat...

.

.


Siang ini sibuk seperti biasa, namun karena sudah terbiasa jadinya baik-baik saja. Lelah tentu saja, tidak perlu penjelasan lebih. Namun, jika tidak begini tidak bisa menopang tuntutan kehidupan. Jadi, pekerjaan membosankan ini harus tetap dijalani.

Arca menengok jam di dinding, masih pukul tiga. Dia masih mempunyai waktu satu jam lagi untuk bekerja.

"Haruskah kita jalan-jalan sehabis pulang kerja?" ajak Sari

Arca sudah menyelesaikan review majalah yang akan diterbitkan besok pagi. Sedangkan sari masih menyelesaikan pekerjaannya. Dia tetap harus melakukan review di beberapa bagian bingkai majalah.

"Ide bagus. Bagaimana dengan makan di restoran Jepang yang baru buka? Aku dengar mereka mengadakan diskon di awal pembukaan, Kak. Tertarik?"

Sari terkekeh mendengarnya, diskon terlalu sayang untuk diabaikan oleh mereka. Jadinya, Sari menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Setengah jam berlalu, dia sudah selesai dengan pekerjaannya.

Drrtt

Drttt

"Tunggu, siapa yang menghubungiku?" ujar Arca mengecek ponselnya

Ternyata yang menghubunginya adalah

"Juna?"

Sari melirik Arca yang mendapatkan panggilan telepon dari Juna, pasalnya mereka berdua adalah dua orang yang sedang ramai digosipkan dekat di kantor ini. Tapi, Sari bahagia jika Arca memang serius dengan Juna. Mereka pasangan yang cocok.

"Apa?!"

Sari terkejut pasalnya Arca bergegas membereskan barang-barangnya dan pamit pergi dengan cepat.

"Saya akan segera kesana"

"Ada apa?"

"Aku harus ke rumah sakit, Kak. Pihak rumah sakit menghubungiku jika Juna kecelakaan. Maaf, sepertinya kita gagal untuk makan bersama"

"Tidak masalah. Berhati-hatilah" ujar Sari memperingati.

"Oke. Aku pergi dulu"

Arca langsung menyusul Juna yang sedang berada di rumah sakit tempat Disca bekerja. Tidak terlalu jauh, bahkan bisa sampai dalam lima menit. Dia langsung menuju ke ruang UGD kemudian mencari keberadaan Juna.

Dan-

"Arca" panggil seorang wanita

"Astaga! Apa yang terjadi padanya, Dis?"

Kebetulan memang dokter yang menangani Juna adalah Disca. Jadi, dia tidak merasa sungkan untuk bersikap santai padanya.

"Dia baik-baik saja. Kami sudah melakukan Ct scan. Sederhananya, dia baik-baik saja tidak ada kerusakan organ dalam atau pendarahan. Hanya, bahunya dan tangannya lecet. Beruntung, helm membuat bagian kepalanya aman"

Itulah kenapa keselamatan adalah hal terpenting saat berkendara.

"Syukurlah"

"Dia bisa langsung pulang sesudah suster membungkus lukanya. Kamu bisa menengoknya sekarang"

Disca mengantarkan Arca menuju Juna yang sedang diobati oleh suster bernama Joy. Juna terlihat baik-baik saja.

"Kamu datang" ujar Juna

Buk

Arca memukul lengan atas Juna yang tidak sakit. "Kamu membuatku hampir jantungan!" ujar Arca

Juna tersenyum "Maaf, aku tidak bermaksud"

"Berhati-hatilah saat menyetir. Kenapa kamu bisa terjatuh?" tanya Arca

"Jalanan sangat licin, aku menghindari seorang anak kecil yang tiba-tiba menyebrangi jalan. Jadi, aku berakhir jatuh dari motor. Tapi, aku baik-baik saja. Terima kasih karena sudah mengkhawatirkanku"

Arca menghela nafas lega walaupun dia masih kesal. "Jangan seperti ini lagi"

Juna tersenyum mendengarnya, "Aku akan lebih berhati-hati"

Sebenarnya ada satu hal yang sangat ingin Arca lakukan, dan ia melakukannya saat ini.

"Kenapa kamu jadikan aku sebagai nomor emergency call di ponselmu?"

Juna sempat terdiam sesaat, kemudian dia menjawab, "Aku takut tidak sempat mengatakan cinta padamu disituasi tidak terduga seperti kecelakaan atau detik terakhir aku bernafas. Jadi, sebagai antisipasi, aku menjadikanmu sebagai emergency call supaya kamu tahu kalau kamu itu penting"

Buk

"Aww!" kali ini Juna merasakan sakit di lengan atasnya

"Kenapa memukulku lagi?"

"Jika ingin menyatakan cinta jangan seperti ini caranya! Aku benci menerima emergency call kalau berada di situasi seperti ini. Jangan terluka, aku tidak suka melihatnya"

Seusai mengatakan itu Arca pergi keluar ruang pengobatan untuk membereskan administrasi milik Juna. Lelaki itu terkekeh melihatnya karena secara tidak langsung wanita itu

"Apakah dia ingin pernyataan cinta yang resmi?"

Itu adalah pertanyaan retoris.

.

.

.

Setiap kali mendengar Ct scan, aku teringat dengan dr. Kang Dong Joo di dr. romantic.

Selamat bertemu di chap selanjutnya, selamat malam semuanya...

With Love,

Aisekai

Times New RomanceWhere stories live. Discover now