28.

7.5K 833 49
                                    

Han, yang berada di lapangan, saat itu juga malah mendapatkan ide hadiah untuk diberikan ke Juna. Dia mau memberi Juna wristband saja.

Baginya, wristband itu penting, apalagi untuk menemaninya saat main basket. Han menyadari kalau Juna juga suka main basket.

Jadi, semestinya wristband itu bakal cocok buat dia. Han jadi tersenyum sendiri, merasa idenya brilian.

***

"Han! Kak Ken. Selamat, selamat," kata Fadil.

"Iya, keren banget tadi. Kak Ken apalagi," kata Mae menimpali.

Han dan Ken berterima kasih. Lantas, Ken senyum-senyum mendengar ucapan selamat dari adik-adik kelasnya itu. Dia tahu mereka sahabat Han. Sedangkan, Han mengangguk percaya diri.

Sementara, Juna masih diam saja sambil memperhatikan Han dan Ken yang sekarang berdiri bersebelahan di depannya.

Kegiatan nonton basket dan berkumpul dengan teman seperti ini masih terasa cukup asing bagi Juna.

Dia tidak pernah melakukan aktivitas yang bisa dibilang berisik seperti ini, di mana ada banyak orang juga. Namun, yang paling membuat Juna terdiam, yaitu apa yang dilakukan Ken tadi. Dia itu cowok macam apa? Kenapa dia cium-cium adik kelasnya begitu saja? Orang aneh yang tidak tahu dir--

"Lo Arjuna, kan?" tanya Ken, membuyarkan lamunan Juna.

"Iya," jawab Juna.

"Ooh, jadi lo temennya mereka juga?" tanya Ken sambil mengedikkan kepalanya ke Han, Fadil dan Mae.

"Iya," jawab Juna lagi.

"Mm gitu," gumam Ken. Tidak tahu mau berkata apalagi, Ken tersenyum saja.

Fadil dan Mae menoleh ke Juna. Mereka merasa kalau Juna sepertinya bersikap terlalu dingin ke Ken. Itu bikin awkward sih.

Han memandangi Juna sambil sedikit menyipitkan mata. Dia bertanya-tanya, apa Juna lagi moody seperti waktu itu. Juna tadi baik-baik saja, tapi sekarang sepertinya murung.

Lantas Han memegangi tangan Juna dengan satu tangannya. Han menggoyang-goyangkan tangan Juna.

Juna mengangkat alis sambil menatap Han. Dia melihat seluruh badan Han yang berkeringat sampai poni di keningnya juga terlihat basah.

Hm?

Han terlihat seksi dengan seragam basketnya itu. Juna tak mengerti kenapa dia merasa aneh seperti itu.

Han tersenyum ke Juna. Han juga masih memegangi tangan Juna dengan tangannya. Kata Han, "Lo kenapa? Hei."

"Gapapa," jawab Juna singkat. Namun, perasaannya menjadi hangat, lebih baik. Apalagi, setelah Han memegang tangannya, Juna menyukainya.

"Muka lo jangan gitu, dong. Gue menang. Masa' lo nggak ngucapin selamat?" Han meringis ke Juna. Soalnya, tadi cuma Fadil dan Mae yang mengucapkan selamat.

"Selamat ya, kalian mainnya keren," kata Juna akhirnya. Dia menatap Han sambil tersenyum. Lalu, Juna menatap Ken dengan senyuman yang memudar.

"Makasih, Juna," kata Han. Setelah itu, Han melepaskan tangannya dari tangan Juna. Wajah Han terlihat puas.

Ken merasa kalau Juna sepertinya bersikap sedikit berbeda kepadanya, tak seperti kepada Han, Fadil dan Mae. Ken tidak mengerti tapi juga tak memusingkannya, hanya sedikit penasaran.

***

Di rumah, Juna ingin mencoba fokus belajar saja untuk melupakan kejadian tadi. Tapi tidak bisa. Sungguhan, itu membuatnya risih.

secerah matahariWhere stories live. Discover now