Ch. 2 ; Yang Sebenarnya

42 12 8
                                    


Maaf kalo ada kata kasar,
Dan mungkin kesalahanpenulisan

HAPPY READING.

Aarrgghhh! Bodoh, bodoh, bodoh gimana nih aku udah pasti telat. Sambil berlari aku terus merutuki diri sendiri.

Brakk!

Semua yang ada diruangan itu menoleh kearah pintu dimana aku berdiri masih berusaha mengatur napas.

" Lily..." suara tegas seorang wanita menyambut pendengaranku," kamu terlambat."

Dipojokkan dimana kini aku berdiri menghadap tembok selama satu jam kedepan.

Terdengar suara tawa dibalik punggungku, tentu saja mereka menertawakanku. Ugh! Memalukan.

Yeeaahh... aku pantas dihukum karena terlambat.

Ini adalah tempat kursus Ballet, sudah hampir dua tahun aku mengikuti kelas ini.

Sewaktu kecil aku bermimpi menjadi penari ballet dan sekarang aku ingin mewujudkannya. Tidak ada kata terlambat kan untuk memulai.

Tapi Kenapa Harus Ballet?

Uuhhmm... karena, menari Ballet itu begitu sulit namun elegan.

Semakin tinggi tingkatannya semakin sulit pula gerakannya, itu yang aku sukai, disetiap gerakannya aku bisa mengekspresikan berbagai emosi dan tekanan.

Beban dan masalah yang kuhadapi terasa hilang seketika saat aku menari.

Kurasakan kebahagiaan tersendiri saat menari, bisa dibilang...
Ballet adalah tempatku bercerita.

***

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku pelan sembari berkata, "kamu masih betah berdiri disini?" Ms. Rosalie ternyata sudah berdiri disampingku dan tersenyum, beliau salah satu pelatih ballet disini.

" kamu ngelamun yaa! Kelas udah selesai kamu sampe nggak sadar gitu."

Sekarang pukul 19.05, semua bergegas untuk pulang atau entah akan pergi kemana. Sedangkan aku? Baru akan memulai dan sepertinya akan terus berada disini sampai 2 jam kedepan, berlatih sendiri.

Kalian tahu kan! Karena tadi aku terlambat jadi tidak ada yang akan membantuku berlatih.

Sampai saat aku sedang pemanasan seseorang menghampiriku,

"Kak Lily..." kuangkat kepalaku dan tersenyum padanya, namun ekspresinya tidak menunjukkan senyum sedikitpun.

"KAKAK GIMANA SIH! KENAPA BISA TELAT? Aku jadi khawatir banget kalo kakak kenapa-napa," lanjutnya dengan suara sedikit berteriak dan muka cemberut.

Aku meraih tangannya lalu mengajaknya untuk duduk dan menjelaskan alasan keterlambatanku dikarenakan aku kelelahan setelah seharian membuat kue alhasil aku jadi ketiduran ditambah lagi harus menunggu angkutan umun yang tak kunjung datang,

Bisa ditebak ujungnya, aku terlambat.

Setelah pendapat penjelasan kupikir dia akan tenang, ini malah sebaliknya.
Dia memasang tampang bersungut-sungut menatap nyalang kearahku dan matanya dipenuhi kobaran api.
(Apaan sih lebay banget😂😂)

"TADI PAGI AKU TAWARIN BERANGKAT BARENG NGGAK MAU! COBA KALAU MAU PASTI NGGAK BAKAL TELAT KAYAK TADI," dia berhenti untuk mengatur nafas dan melanjutkan, "sekarang jadinya kakak harus latihan sendiri kan, sayang banget uang kursus jadi terbuang sia-sia." Dia tampak murung,

Kubawa tanganku mengusap lembut kepalanya sembari tersenyum kecil lalu membatin, ya ampun manisnya😶

Ialah seorang gadis manis bernama Poppy Salvia satu-satunya teman yang selalu bersamaku selama keberadaanku yang hampir dua tahun disini, kami lumayan dekat.

Love Doesn't Talk (COMPLETE)Where stories live. Discover now