🍉 Nothing.

205 25 4
                                    

Siang sepulang sekolah ini Ana berencana menjalankan misinya untuk mencari tau atas meninggalnya mama Jennie. Sudah cukup Ana menahan rasa penasarannya selama ini. Dan sepertinya sekarang sudah waktunya untuk ia tau fakta tersebut.

"Jadi, kita harus mulai dari mana?" tanya Ana pada Jeno yang duduk di kursi pengemudi.

Tunggu, mengenai kejadian setelah fanmeeting beberapa hari lalu, em, membuat Ana menjadi kepikiran beberapa hari ini.

Ana sedikit gugup saat ini.

Di mobil, berdua.

"Kamu ga pernah nanya ke Ayah? Yang sekiranya bisa dijadiin petunjuk?"

"Emm, apa ya Jen. Ohhh, mama Rose kan sahabat mama aku, pasti tau."

"Mau tanya mama?"

"Iya. Mama lagi di rumah atau rumah sakit?"

"Rumah."

"Oke."

Akhirnya mobil Jeno melesat ke rumahnya.

Tin!

Suara klakson tersebut membuat seorang satpam di rumah Jeno keluar membukakan pintu gerbang.

"Mamaaa."

Rose yang baru saja menyemprotkan air pada kaktus mininya langsung menoleh ketika melihat siapa yang datang.

"Anaa?"

"Hai, ma."

"Hai, sayang."

Seperti biasa, kedua perempuan berbeda usia itu saling peluk.

"Wah, pas banget mama tadi baru selesai masak. Ayo makan bareng. Kalian belum makan kan?" ucap Rose dijawab gelengan oleh Jeno dan Ana.

"Yaudah, sekarang kalian ganti baju dulu, habis itu turun ke bawah. Mama tungguin di meja makan."

"Iya, Ma."

Jeno pergi ke kamarnya. Begitu juga dengan Ana. Gadis itu masuk ke kamarnya yang ada di rumah Jeno.

"Nih, ambil yang banyak." Rose mengambil beberapa potong daging kemudian meletakkannya pada piring Ana dan Jeno.

"Banyak banget, ma," ucap Ana sambil tertawa kecil.

"Ih gapapa. Kamu gak lagi diet kan?"

"Diet dia, ma," sahut Jeno.

"Ehh, nggak, Ma. Ana nggak diet kok. Jeno ngarang," kata Ana sambil membuat tanda silang di depan dada nya dengan sedikit panik.

Sontak membuat keduanya--Rose dan Jeno tertawa. Menurut mereka, tingkah Ana barusan sangat lucu.

"Hehe, badan Ana udah bagus kok, ga perlu diet ya, sayang," ucap Rose.

"Nggak ma, nggak bagus sebenernya."

"Bagus itu, ideal. Ya gak, Jen?"

"H-hah?" Jeno yang tiba-tiba dibawa ke dalam pembicaraan terlonjak kecil, sedikit terkejut.

"Iya kan? Badan Ana ideal, kan?"

"Iya," jawab Jeno santai.

"Kamu tuh Jen, jangan dingin-dingin kenapa?" ucap Rose menyadari sikap dingin Jeno kambuh.
"Bawaan, ma."

Acara makan siang mereka berjalan cukup lancar. Bahkan tadi sempat bercerita banyak.

"Em, gini, Ma. Tujuan Ana kesini mau nanya sesuatu sama mama," ucap Ana membuat Rose menatap Ana serius, namun lembut.

AFTER [ Squel of Cold Man OSH]Where stories live. Discover now