Rythem (3)

142 29 9
                                    

Eos, Tenebrae, Fenestala Manor
.

Sakura mengeliat kecil, kepalanya terasa pening saat ia sadar hari sudah pagi. Ingatannya masih terbayang-bayang mengenai rumahnya dan kegiatannya di Konoha yang memakan banyak pikiran. Walau tubuhnya beristirahat di dua dunia yang berbeda tapi tetap saja jiwa dan pikirannya hanya ada satu.

"Aku berharap tidak stress gara-gara ini," gerutunya kecil seraya mengusap matanya dan bangkit dari ranjang. Sinar mentari pertama telah menembus kaca kamarnya.

Sakura ingat ia sudah berada di tempat ini selama beberapa hari dan hanya berbincang dengan si Putri kembar Fleuret secara bergiliran, entah jika salah satunya memiliki waktu untuk mengajaknya berbincang. Namun akhir-akhir ini ia lebih sering menemani sang Oracle ketika saudarinya, Stella pergi keluar kota karena urusan politik.

Suara ketukan menyadarkan Sakura yang tengah merapikan pakaiannya, ia memakai short skirt diatas lutut dan camisole yang dipadu padan dengan cardigan berbahan transparan. Gaya pakaian Sakura lebih girly seperti Stella, perbedaannya Sakura lebih sering menggunakan warna-warna yang senada dengan rambut merah mudanya.

Ketika ia membuka pintu, ia menemukan sosok jakung dengan senyumannya yang khas. Pria itu tersenyum lembut.

"Selamat pagi, Nona Izunia?" Sapa sosok Ravus. Wajahnya terlihat tegas seperti biasa, namun ia tidak memakai seragam komandannya melainkan jas berwarna hitam dengan kaos putih di dalamnya yang menunjukkan kesan santai.

"Ah, Tuan Ravus?" Sapa Sakura balik, "apa yang membawa anda ke sini?" Tanyanya.

"Saya ingin memastikan bahwa anda baik-baik saja," jawab Ravus, "kebetulan hari ini saya mendapatkan waktu istirahat, saya hendak pergi jalan-jalan, kemudian saya ingat anda, saya berniat mengajak anda keluar jika anda merasa jenuh berada di Fenestala Manor."

Mata Sakura berbinar, ia menyetujui ajakan Ravus tanpa berpikir dua kali, sudah sejak lama ia ingin berkeliling. Ravus mengemudikan mobil sport yang terlihat kontras dengan imej Tenebrae. Mungkin ini pengaruh selama ia menjabat menjadi komandan Niflheim, beberapa seleranya pasti lebih modern daripada yang lainnya. Mengingat sosok bersaudara Fleuret, Sakura jadi ingat bahwa si sulung dan si tengah Fleuret lebih bergaya modern daripada si bungsu, Sakura ingat ia jarang melihat Luna dengan pakaian santai seperti wanita muda pada umumnya, berbeda dengan Stella yang hobi memakai mini skirt hingga sepaha dengan gaya bolero, Lunafreya lebih banyak memakai rok span yang tidak lebih dari lima senti diatas lutut, dari gaya pun Luna lebih anggun dan kaku daripada saudarinya yang terlihat bebas.

Dari gaya sepatu juga, si kembar Fleuret nampak berbeda, Stella lebih sering memakai boots dengan hak yang rendah, sementara Lunafreya lebih sering memakai high heels atau wedges yang dengan hak standar yang menampakkan keanggunan. Dan hal lain yang Sakura tahu, Stella mahir berpedang, ia bisa menaiki chochobo dan juga sering berlatih beladiri sementara Lunafreya lebih banyak menghabiskan waktunya di kuil atau di ruangan pribadinya di Fenestala Manor, sesekali ia akan pergi ke taman untuk merawat bunga Syelleblossom kesayangannya.

Sakura menghela nafas kecil, ia melirik Ravus. Sebenarnya ia tak bisa menebak bagaimana selera si sulung Fleuret, namun melihat dari posisinya sebagai komandan penting sebuah kekaisaran besar, Ravus pasti sosok yang tegas dan perfectsionist. Dari gaya pakaiannya pun nampaknya ia tak ingin merubah imej tegasnya sebagai bangsawan, Sakura tersenyum kecil, bukannya gaya pakaian orang-orang Eos memang sejak awal sangat nyentrik?

"Saya punya beberapa destinasi yang menarik, ladang Chochobo, atau taman Raya di jantung kota?" Tawar Ravus. Sakura menimang-nimang.

Solitude Were We AloneWhere stories live. Discover now