Chapter 1 : Bertabrakan dengan Pemberi pinjaman dasi

766 26 0
                                    

----0000---

Namaku adalah Shinithor. Saat ini aku sedang berjalan menuju kelas tahun pertama di Fakultas Manajemen, dan aku sudah berada di sini selama setengah tahun. Aku hanya punya satu orang yang bisa aku sebut sebagai teman 'dekat'.

Orang lain sering tersenyum padaku atau balas melambai ketika aku melambai kepada mereka. Ini hanya orang-orang yang pernah bekerja sama denganku selama beberapa waktu terakhir. Tidak mungkin aku berada di poster foto seperti ini. Aku tidak berbicara dengan banyakan orang dan aku juga tidak pergi makan bersama mereka.

Apakah kau bertanya kepadaku apakah aku kesepian? Ada kalanya aku melihat banyak orang nongkrong sebagai kelompok. Tetapi aku sudah siap untuk berpikir bahwa kehidupan universitas akan seperti ini. Ya, di sekolah menengah, aku dulu punya banyak teman.

Tetapi aku tidak dapat menyalahkan siapa pun sejak menjadi mahasiswa di universitas ini. Aku juga berbicara dengan baik dengan orang-orang.

"Aku kehilangan itu dan kemudian apa?"

Kesendirian bukan masalah besar bagiku. Satu-satunya kekuranganku adalah tidak memiliki teman sebanyak yang lain. Seperti hari ini. Hari aku butuh bantuan. Hal ini adalah hal yang dapat dibantu oleh seorang teman. Aku tidak punya teman atau kenalan jadi tidak dapat meminta bantuan siapapun untuk membantuku.

Masalah untuk hari ini terus menumpuk. Selain materi pelajaran yang diperlukan untuk memasuki ruang ujian, kerapihan juga salah satu syarat agar dapat melewati ujian ini. Aku beruntung tidak ada siapapun di sini jadi tidak ada yang menghalangi sementara aku berlari.

Barang yang hilang adalah dasiku, yang aku singkirkan di pagi hari.aku dipanggil untuk membantu mengangkat beberapa barang. Jadi harus melepasnya sehingga aku dapat membantu dengan mudah.

Aku harus buru-buru melakukan ini karena aturan fakultas adalah bahwa seseorang harus berpakaian rapi, tidak hanya saat berada di kelas, tapi di luar juga. Terutama saat bertemu dengan dosen. Jika dosen itu berbaik hati menemukanmu tanpa dasi, ia dapat melepaskanmu dengan mudah dan mengizinkan memasuki ruang ujian tetapi nilai akan dikurangi. Kau akan kehilangan sepuluh persen dari total skor jika ditemukan tanpa dasi.

Aku pikir telah memasukkannya ke saku celana. Aku harus pergi ke ruang ujian dengan tergesa-gesa atau akan terlambat. Aku resah karena sudah hampir waktunya pergi ke ruang ujian.

Segera setelah sadar, aku bergegas ke toko di depan universitas untuk membeli dasi baru. Dan karena tergesah-gesah aku menabrak seseorang dan hampir terjatuh jika orang yang aku tabrak tidak memelukku. "Maaf khrap," aku minta maaf secara terburu-buru.

"Apa yang membuatmu terburu-buru khun?"

"... Aku ... Aku ...." Aku tergagap tapi tidak ada kata yang keluar dan hanya ada suara berisik. Aku bahkan tidak bisa mengenali suaraku sendiri ketika aku menatap wajah penyelamatku. Itu adalah P'Keng idola universitas kami.

Meskipun aku tahu namanya dan kami berasal dari fakultas yang sama, aku belum pernah berhadapan sedekat ini dengan P'Keng sebelumnya. Berada di dekat pria ini membuatku sadar mengapa dia menjadi favorit semua gadis. Karena aku berlari seperti orang idiot, hampir mendorong wajahnya yang lembut ke tanah.

"Kenapa kau terburu-buru? Kau tahu bahwa jika aku tidak menghentikanmu, kita berdua akan berguling-guling di lantai."

"Maaf, aku tidak punya dasi, aku harus buru-buru membelinya untuk ujian."

"Kau akan ujian?"

"Khrap"

"Jam berapa?"

"jam 10"

The EffectWhere stories live. Discover now