Enam

1.1K 176 3
                                    

Selama seminggu aku dirawat di rumah sakit. Dan hari ini aku kembali bersekolah lagi. Penderitaan kembali di mulai.

Apa aku bilang? Baru saja aku ingin memasuki kelas, tanpa sepengetahuanku sebuah kaki menghalangi pintu dan membuatku tersandung dan terjatuh.

Orang itu tertawa, "Makanya, kalo jalan tuh pake mata!" Ucapnya dan berlalu begitu saja menuju tempat duduknya. Ia tos riya dengan ketua gengnya.

"Kerja bagus, Jin." Puji Chan sambil tertawa dan memperlihatkan dua lesung pipi di wajahnya. Tampan. Tapi, tak berperasaan.

"Lain kali akan ku buat dia terjatuh lebih parah dari ini. Bagus bagus kalo mati, hahaha."

Oke, Hyunjin keterlaluan. Aku mengepalkan tangan, ingin sekali aku tonjok bibir tebalnya itu. Tapi, aku bukanlah tipe orang yang suka balas dendam. Biarkan waktu yang membalas semua perbuatan mereka.

Aku bangkit dari posisiku dan berjalan menuju bangkuku dan Jisung.

Tak lama aku duduk, suara berat salah satu anggota Chan membuat telingaku terganggu karena aku baru ingin membuka buku mata pelajaran.

"HELLO, EVERY BODY!" Itu suara Changbin. Ia masuk ke dalam kelas diikuti Minho dan kedua sepupuku. Mungkin mereka baru dari kantin, entahlah aku tidak peduli.

Bukannya langsung menuju bangkunya, mereka lebih dulu menghampiri mejaku yang memang ada di paling depan.

"Ya ampun, Felix, lo udah sembuh? Lo tau? Kita itu kangen banget sama lo." Changbin berucap dramatis di depan mejaku.

"Iya, kita itu kangen banget. Kangen buat bully lo!" Minho menyahut, diikuti tangan kanannya yang menyiram mukaku dengan air gelasan.

Murid2 yang ada dikelas langsung tertawa melihatku di perlakukan seperti ini.

"Makanya jadi orang tuh berguna dikit kek. Adanya cuma nyusahin orang!" Celetuk Seungmin dengan ketus.

Aku tahu maksudnya. Dia mengatakan itu karena aku yang menyusahkan kedua orang tuanya. Padahal aku tak pernah mendengar itu dari bibir Paman dan Bibi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mian, Felix!✔Where stories live. Discover now