CHAPTER 05

216 21 1
                                    

"Dasar anak nakal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dasar anak nakal." Leucys menjawab dengan lirih.

Alpha tersenyum miring. Terlihat sangat puas dengan jawaban Leucys yang seperti orang yang telah kehilangan akal. Leucys buru-buru menurunkan pandangan. Kegugupan membuat jantungnya menggila.

Tatapan Alpha berubah. Tidak seperti tadi. Leucys mungkin merasa lebih nyaman. Dia tak lagi merasa seperti seekor tikus yang dipojokkan oleh seekor serigala lapar.

"Jadi kau hanya ingin mengucapkan terima kasih padaku? Kau tahu kalau kau mendatangiku, kau akan membuang waktuku yang berharga."

"Benar. Tetapi bagi saya itu bukan hanya sekadar ucapan terima kasih. Saya berutang nyawa pada Tuan Alpha. Sudah dapat dipastikan bagaimana akhir hidup saya jikalau Anda tidak menyelamatkan saya waktu itu."

"Baiklah. Tetapi apa kau hanya akan memberiku ucapan terima kasih?"

Leucys memandangi Alpha dengan bingung.

"Kau membuatku jauh-jauh datang ke tempat ini. Padahal aku baru selesai dengan pekerjaan yang tak membiarkanku beristirahat barang sedetik saja. Dan begitu datang, aku hanya mendapat ucapan terima kasih?"

"Ah, saya bisa membayar Anda. Katakan saja nominalnya."

Alpha berdecih. Perkataan Leucys menggelitiknya.

"Sombong sekali."

"Maaf."

"Kau tidak akan pernah bisa membayarku."

"Lalu bagaimana saya bisa membalas Anda?"

"Bagaimana kalau giliran kau yang menolongku?"

Leucys menunduk sembari tersenyum kikuk.

"Saya rasa saya tidak semampu itu untuk menolong Anda."

"Tentu kau mampu." Balasan Alpha menarik rasa penasaran Leucys.

"Apakah sulit?"

Alpha menggeleng pelan dengan senyuman misteriusnya.

"Mana mungkin aku memberikan pekerjaan sulit pada gadis sepertimu?"

Daripada pertanyaan, Alpha terdengar seperti menyatakan kalau Leucys adalah gadis yang lemah. Namun, Leucys lebih penasaran dengan pertolongan seperti apa yang Alpha minta sampai Alpha tak bisa melakukannya sendiri.

Alpha menyandarkan punggungnya tanpa melepaskan tatapan pada Leucys. Leucys terlihat semakin gugup. Berbeda dengan Alpha yang merasa terhibur dengan kegugupan lawan bicaranya.

Lady BeltzaWhere stories live. Discover now