CHAPTER 11

150 18 1
                                    

Marquis berjalan cepat melewati kerumunan manusia yang menggoyangkan badan mengikuti irama yang dimainkan seorang disc jockey pria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Marquis berjalan cepat melewati kerumunan manusia yang menggoyangkan badan mengikuti irama yang dimainkan seorang disc jockey pria. Beberapa kali dia melewati pasangan yang saling mencumbu atau hanya saling menggesekkan pantat. Namun, sama sekali tak memberi mereka perhatian.

Sekarang dia harus segera menemui Alpha.

Diketuknya sebuah pintu di lantai dua, tiga kali dengan jeda di ketukan ketiga. Tak ada tanda-tanda pintu dibuka. Pasti Tuannya terlalu sibuk di dalam sehingga tak mendengar ketukan yang Marquis buat.

Tak ada pilihan lain, Marquis pun membuka pintu tak terkunci itu dan segera menutupnya kembali. Diturunkannya pandangannya begitu menghadap Alpha.

"Maaf mengganggu waktu Tuan Alpha."

Alpha melirik tidak senang. Karena kehadiran Marquis dia harus mengalihkan pandangan.

"Tuan Abram sedang menunggu Anda."

"Apa?!" Alpha hampir berteriak saking terkejutnya.

"Tuan Abram sekarang sedang menunggu Anda di ruang VVIP. Dan Tuan Alpha diperintahkan untuk segera menemui beliau."

"Untuk apa Kakek tiba-tiba menemuiku?"

"Saya tidak diberi tahu alasannya. Beliau hanya berpesan kalau Tuan Alpha hanya memiliki waktu dua menit untuk bersiap."

Alpha berdecak kesal. "Sial."

Marquis menunggu Alpha merapikan kemeja. Dua wanita yang berada di atas meja melenguh kecewa. Padahal mereka hanya memainkan diri mereka sendiri.

Alpha berjalan dengan tergesa. Langkahnya diiringi suara pantofel yang membentur lantai granit. Dua menit. Waktu yang sangat cukup untuk sampai di lantai tiga. Untungnya dia tadi tidak sedang bermain. Jika tidak, waktu dua menit tidak akan cukup.

"Berikan jasmu." Marquis segera melepas jasnya, menukarnya dengan milik Alpha ketika mereka sedang berada di dalam lift.

Tak sampai satu menit mereka tiba di lantai sepuluh. Alpha sempat merutuki lift gedung ini yang tak secepat lift yang dimiliki Black Titanium.

Dibukanya pintu kayu merah gelap di depannya. Abram yang duduk sembari menuangkan alkohol ke dalam gelas tak memberi perhatian atas kedatangan Alpha.

Abram baru melirik ketika Alpha duduk di seberangnya. "Apa kau bertukar jas dengan anak itu?"

Bukannya Alpha, malah Marquis yang menoleh terkejut.

Lady BeltzaWhere stories live. Discover now