1.9 : Dream Come True

2.8K 460 165
                                    

Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?

Enjoy~

Enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
































Gue memejamkan mata, berusaha mencerna seluruh kejadian yang sampai sekarang masih gak bisa gue pecaya. Dijodohin? Perjanjian? Harus nikah sama cucu dari temen? Apa gak ada yang lebih masuk akal lagi dari perjodohan? Gue dari dulu udah menentang keras yang namanya perjodohan. Malah gue sampai mewanti-wanti kedua orang tua gue untuk gak pernah menawarkan untuk dekat dengan cowok manapun. Gue gak suka disaranin atau dipaksa kenalan sama orang lain. Gue mau gue yang milih. Ini hidup gue, gak boleh diatur. Maka itu sebabnya gue gak pernah setuju sama perjodohan.

Dan sekarang?

Jinendra Haroon Semesta, nama yang gue harapkan bakal jadi orang yang pertama kali gue lihat saat bangun tidur. Nama yang gue harap akan jadi ayah dari anak-anak gue nanti. Nama yang gue harap jadi yang terakhir gue lihat saat gue meninggalkan dunia nanti. Tapi kenapa semua angan gue sekarang jadi hancur?

Gue pengen marah. Gue mau nyalahin orang tapi gue gak tau harus nyalahin siapa. Gue gak mungkin gali kuburan kakeknya Kak Jihoon karena gak terima dengan perjanjian konyolnya dia di masa lalu. Gue gak mungkin marah ke bunda dan ayah Kak Jihoon karena gak mau Kak Jihoon menikah dengan orang lain.

Gue gak mungkin ngelakuin semua itu.

Gue hanya orang asing yang menjabat jadi pasangan sementara Kak Jihoon yang kebetulan di terima baik di keluarga Kak Jihoon. Gue gak bisa ngelakuin apapun kalau begini caranya karena dari awal ternyata gue bukan siapa-siapa.

Sedari tadi gue berdiam diri. Ayah dan bunda juga udah berkali-kali meminta maaf. Gue mau banget pergi sekarang juga cuma gue harus nunggu Kak Jihoon balik. Gue harus tanya ke dia kenapa dia menyembunyikan semua rahasia menyakitkan ini dari gue. Gue mau meminta pertanggungjawaban dia sebagai pemilik hati gue. Gak bisa kalau gak jelas begini.

Kalau mau semuanya selesai sekarang, ayo. Biar sekalian sakit hati.

"Ra, gue mau ngomong dong sama lo." suara Rhe menginterupsi lamunan gue. Kami bertiga menatap dia bersamaan. Gue mengikuti arah dia yang berjalan ke halaman belakang.

"Mau ngomong apa? Gue harus telfon Kak Jihoon."

"Ngapain nelfon? Toh lo bukan pacarnya lagi."

"Tapi gue berhak buat denger penjelasan lengkapnya dari dia. Gue gak bisa biarin semuanya selesai gak ada titik terang kayak gini. Lo mah enak, ketemu, nikah, selesai. Enak banget hidup lo dapetin orang tanpa usaha." gue mendengus pelan dan memalingkan wajah dari dia yang sok cantik ini sedari tadi.

SEMESTA || Lee Jihoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang