[ 0.1 ] : Setengah Lumba

54 5 3
                                    



"Dongkyung minggiiir! Gue mau duduk,"

Aku memutar bola mata malas. Diam saja, nggak kugubris sama sekali orang itu—bahkan ngelirik aja nggak. Dari ujung mata pun sudah tampak jelas dia berdiri di hadapanku, mengibaskan tangan besarnya di udara; mengisyaratkan agar aku segera menyingkir.

Jelas, nggak akan semudah itu. Aku, si keras kepala, masih selonjoran di sana sembari berkutat dengan tablet-ku; menyibukkan diri berselancar bebas di timeline Instagram—yang hampir seluruhnya hanya tentang grup kesayanganku, Monsta X.

Bodo amat.

Lagipula jelas-jelas ada sofa kosong nggak jauh di belakangnya. Dia bertingkah menyebalkan seperti itu hanya untuk membuatku marah—jadi aku harus tenang dan jangan mengikuti arusnya.

"Dongkyuuung!!"

Astaga.

Paling nggak suka aku sama jeritan melengkingnya itu. Udah kayak lumba-luma kesurupan aja!

Kutarik nafas dalam-dalam. Aku harus menahan diri. Melihatku lepas kendali adalah keinginannya.

"Di sana kosong tuh!" ucapku jutek. Nggak lupa ngasih isyarat rada songong; menunjuk ke arah seberang dengan dagu. Sengaja nggak kuangkat kepalaku untuk menatapnya—yang lebih tinggi empat belas sentimeter dariku. Wajahnya hanya akan memperburuk mood-ku.

"Shireo! Gak mau! Gue maunya di sini."

Sumpah, umur emang nggak menjamin kedewasaan seseorang ya? Manusia satu ini udah pertengahan kepala dua, tapi tingkah masih kayak anak kecil. Childish banget.

"Bodo. Ter-se-rah."

Kutegaskan kalimat terakhir itu dengan penuh penekanan. Habis itu aku sedikit beringsut geser; meluruskan pinggang dengan rebahan di sana. Kepala berada di sudut senderan lengan, sementara kedua kaki terjulur di ujung sisi lain. Sofanya nggak cukup panjang untuk membuatku berbaring lurus di sana. Aku nyuekin dia.

Oho! Bocoran foto Shownu untuk majalah Beauty+ udah keluar! Cengiran lebar sekaligus malu-malu salah tingkah karena ngelihat tubuh Shownu agak terlalu terekspos di sana langsung terukir jelas di bibirku. Sempurna banget! Pencet love dong untuk calon masa dep-

"Ngiiiiiiikkkk~"

"AAAAKKKKHH!!!!"

Tahu gak gimana rasanya waktu telinga kamu tiba-tiba diteriakin lengkingan suara yang frekuensinya tinggi banget—dalam keadaan lagi ketindihan gak bisa menghindar?
Yang jelas, begitu suara super melengkingnya itu memekak telinga, sekujur tubuhku seketika kayak dipaksa menyatu bersama sofa akibat tiba-tiba ketiban beban entah berapa kilo—bikin nggak bisa nafas.

Aku jengap. Antara kalap nggak bisa nafas.. dan mengkhawatirkan bagaimana tablet-ku setelah terpaksa digeprek sama manusia setengah lumba ini.

"MIN-!"

Melotot dengan nafas tersedat, teriakanku akhirnya keluar juga. Mau mukulin nggak bisa. Kedua tanganku lagi melindungi tablet, ingat? Kukerahkan seluruh tenaga tersisa untuk meronta di bawah tubuhnya. Persis kayak cacing kena garam.

"Ssstt. Nyerah ga?"

Dia malah nyengir nggak jelas. Kayak seneng banget bisa melihatku tersiksa akibat kejahilannya kali ini. Dan sialnya aku sangat mengerti, kalimat tadi mengisyaratkan dirinya nggak akan berhenti sampai aku berserah diri.

"AKU.. GAK HISA... NAP- HAS!"

"Euh. Jawab dulu. Nyerah ga?"

Sialan kamu, Min! Dia bahkan semakin ngeberatin kakinya di bawah sana. Batinku nggak ada hentinya memaki selagi tenagaku terkulai sia-sia.

"AK... UUU... SERIUS.. BEGO!"

Secara nggak sengaja, bagian terakhir kalimat itu terucapkan keras banget. Serius. Aku nggak sengaja. Walau iya, somehow terasa sangat memuaskan. Namun sayangnya aku nggak punya waktu untuk memikirkan hal tersebut. Aku nggak mau mati konyol, apalagi gegara dijahilin doang.

Dia tampak terkejut—walau terlambat banget anjir. Aku nggak tahu ekspresi itu sungguhan atau sekedar bagian dari rencana doang, tapi kini kedua tangan besarnya sudah berada di samping wajahku; menahan sebagian berat tubuhnya yang tadi sepenuhnya ditimpakan ke aku.

Namun sedetik kemudian, cengiran lebar super ngeselin andalannya terukir lebaaar banget di bibir tipisnya.

"Lo lucu banget deh, Kyung!"

Dan seketika ubun-ubun ini terasa panas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan seketika ubun-ubun ini terasa panas.

Alongs With The WhaleWhere stories live. Discover now