[ 0.4 ] : Dasar Jahil!

32 2 3
                                    



"Selamat malam. Maaf, aku telat, hehe."

Aku inget jelas, gimana cengiran Minhyuk waktu itu

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Aku inget jelas, gimana cengiran Minhyuk waktu itu. Bener-bener cerah banget. Bahkan lebih dari di depan kamera. Bikin aku segera mengerti, kenapa Monbebe lebih suka bertemu langsung dengan Minhyuk.

Pas berjabat tangan salaman gitu, bibir Minhyuk mengukir senyum lebih lebar. Aku diem, senyum tipis, berusaha stay calm padahal tangan gemeteran dan hati menjerit keras—tak kuasa menghadapi keuwuan ini. Dadaku sudah siap meledak kapan aja, dan oksigen seakan direngut dariku.

Sumpah, ini keajaiban dunia nomor berapa, sih?

Aku nggak habis pikir. Bagaimana bisa hal ini terjadi?
Kepalaku berusaha menolak, seolah tak ingin mempercayai apa yang baru saja terjadi dengan begitu mudah—sehingga mulai menciptakan sugesti: mungkinkah ini hanya sekedar mimpi lain atau haluan belaka? Tapi kedua mataku menangkap jelas sosoknya duduk di seberangku—sedang berbincang ringan dengan Ayah, menceritakan sedikit tentang dirinya.

Masa iya kehaluanku kini sudah upgrade jadi lebih halus?

Aku duduk nggak tenang di kursi. Berapa kali meneguk air mineral—berniat berusaha menghilangkan kegugupan, tapi malah berakhir lebih gelisah. Dari balik kacamata, aku terus berusaha mencuri lihat ke Minhyuk. Memandangi wajah tertawanya dalam diam—kemudian spontan buang muka begitu ketahuan orangnya.

Sampai akhirnya Bunda sadar akan kegugupanku. Beliau menepuk bahuku—dan secara mengejutkan mengungkit tentang kebucinanku terhadap Monsta X. Spontan membuat seluruh mata kini tertuju ke arahku—selaku objek utama dari sesi ghibah ringan ini. Bikin aku ingin membenamkan diri ke tanah; terlebih saat Minhyuk juga mengalihkan atensinya padaku.

Aku menyengir tipis.

Tapi responku malah membuat Mama-nya Minhyuk bertepuk tangan. Beliau jadi lebih bersemangat. Sama sekali nggak menduga—katanya. Membuat Bunda bercerita lebih intens mengenai betapa besar dan mendalam rasa sayangku untuk grupnya.

Pasrah aja kali ya?

Sepanjang cerita tentang kebucinanku berlangsung, entah sudah berapa gelas air yang kuteguk habis. Aku lebih memilih diam—berusaha kalem, untuk menutupi rasa malu karena ketahuan bucin banget.

Untuk berapa saat, aku berpikir untuk kabur ke toilet aja. Tapi langsung kuurungkan niat tersebut begitu ngelihat Minhyuk antusias banget mendengar cerita Bunda. Dia tersenyum lebar—menyimak setiap kalimat Bunda, lalu berapa kali menatapku disela senyumnya. Aku sampai udah nggak tahu harus gimana selain nunduk atau buang muka saking malunya.

Namun begitu Bunda mengakhiri ceritanya, Minhyuk langsung berterimakasih padaku? Aku kaget auto being soft.

"Makasih supportnya, Dongkyung."

Apa katanya?

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Apa katanya?

Aku nggak bisa berkata-kata. Suaraku kayak tertahan di ujung lidah, nggak mau keluar. Lidahku mendadak kelu—mendukungku untuk bungkam. Yang sanggup aku lakuin hanya ngangguk doang—dan berusaha mengulas senyum manis di bibir. Walau jatohnya awkward banget HAHAHA aku malah berakhir sok kalem tapi malu-malu nggak jelas.

Semua terjadi dalam sekejap bagai mimpi. Bisa terbayangkan nggak sih? Mau nangis aku 😭

Aku butuh tepuk tangan, karena sudah berhasil mempertahankan ekspresi kalemku dan nggak tumbang selama acara makan malam berlangsung. Serius.

Namun begitu makan malam selesai, aku lebih sering bareng Minjae. Kami mengobrol tentang banyak hal. Aku tadinya hendak bertanya soal Minhyuk—tapi baru aja ngucapin sebaris kalimat, Minjae langsung minta maaf dan ngaku sengaja nggak cerita banyak soal Minhyuk sebelumnya.

"Maaf, Dongkyung-ah. Aku sengaja gak cerita soal Hyung sebelumnya. Karena kamu fansnya Hyung, jadi aku ngerjain kamu. Maaf ya?"

Aku melongo sebentar, agak kebingungan. Tapi begitu mengerti maksudnya, ucapan Minjae spontan mengundang rasa ingin menabok.

Untung ganteng, jadi aku berbaik hati memaafkannya 😤

Kupukul lengannya. Pelan kok, nggak beringas. Tapi habis itu memasang ekspresi sok ngambek, bikin Minjae menggelengkan kepala sambil menahan senyum malu—mungkin nggak tahan kenapa tingkahku memalukan gini kali ya? Haha.

Aku diam-diam berpikir sekali lagi.
Sebenernya Minjae sebelum ini emang agak mencurigakan? Pas begitu tahu aku Monbebe gegara lockscreen tablet-ku, seingetku, Minjae langsung antusias bertanya soal itu—bikin aku secara nggak sadar membeberkan kebucinanku. Dia sukses bikin jiwa fangirl-ku auto keluar.
Tapi begitu aku bertanya balik, Minjae malah jadi salah tingkah—mengaku bukan Monbebe dan hanya tahu sedikit-sedikit aja soal Monsta X.

Sedikit apanya sih? Sampai inget jelas setiap member-nya dan tanggal debutnya gitu? Kenapa aku baru sadar sekarang- 😭

Mana sejak itu Minjae nggak lagi mengungkit soal abangnya lebih intens lagi. Aku bertanya sedikit, nggak jauh dari jawaban super ngirit sambil menahan senyam-senyum nggak jelas.

Dasar jahil!

Dasar jahil!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Alongs With The WhaleOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz