XI. Knowing Your Heart

583 35 0
                                    

Happy reading guys. Salam cinta dari penulis

Ninda_Rayanti

***

Zeka yang awalnya ingin mendatangi Cashya untuk mengajaknya ke satu tempat lagi, kini justru terhenti karena mendengar percakapan Cashya dan Aisha. Ia hanya ingin tahu bagaimana Zeka dari sudut pandang Cashya. 

Saat istrinya sudah berucap, senyum Zeka mengembang. Cashya rupanya begitu mencintai Zeka hingga tidak ingin menukar Zeka dengan lelaki manapun. Tak lama Aisha kembali berucap. "Shya, tapi kamu tahukan jika Zeka sebelumnya sangat mencintai Serafina. Apakah kamu yakin bisa menghapuskan bayang-bayang Serafina dari hati dan benak Zeka? Apakah kamu yakin Zeka bisa mencintai kamu sebesar Zeka mencintai Serafina?" 

Cashya tersenyum, senyum yang terlihat di mata Aisha begitu mendamaikan. Bahkan Aisha sendiri sanksi, apakah yang ada di hadapannya ini benar seorang gadis berusia sembilan belas tahun? 

"Mencintai itu berbeda dengan memiliki seutuhnya Tante. Cashya mencintai Mas Zeka, tapi bukan berarti segala yang ada dalam hidup Mas Zeka itu bisa Cashya miliki seutuhnya. Jadi Cashya nggak bisa menghapus bayang-bayang Aai dalam hati maupun benak Mas Zeka. Akan selalu ada sudut kecil dalam batin Mas Zeka yang nggak akan pernah bisa Cashya masuki, sejatinya setiap orang pasti memiliki masa lalu Tante. Begitu juga dengan Cashya, akan ada sudut dalam diri Cashya yang nggak bisa Mas Zeka masuki. Bukankah sekarang kami adalah suami istri, Tante? Sudah seharusnya bukan untuk kami saling menghargai masa lalu. 

Cashya juga percaya jika suatu saat nanti cinta Mas Zeka ke Cashya bisa menandingi cinta Mas Zeka untuk Aai, akan ada waktunya Tante. Yang Cashya perlukan sekarang adalah Mas Zeka yang mau berproses bersama Cashya." Aisha dan Zeka terperangah mendengar jawaban Cashya. 

Jika Cashya menganggap Zeka adalah malaikat, maka Zeka menganggap Cashya adalah seorang dewi. Ada kalanya Cashya berubah menjadi gadis dewasa dan ada kalanya Cashya berubah menjadi gadis manja, istrinya yang entah sejak kapan mulai ia cintai. 

"Cashya, kenapa kamu bisa berpikir sedewasa itu?" Aisha mewakilkan peertanyaan yang ada di pikiran Zeka. 

"Sebelum Aai meninggal dalam kondisi sakit parah, Aai meninggalkan Cashya sebuah jurnal harian yang wajib Cashya baca. Cashya pikir itu adalah buku harian Aai, tapi Cashya salah itu adalah tulisan yang sengaja Aai buat untuk Cashya mengenai Mas Zeka. Di dalam buku harian itu Aai menceritakan segala pengorbanan Mas Zeka untuk Aai. 

Tante tahu bagaimana perasaan Cashya? Cashya cemburu dan cemburu pada orang yang telah tiada apalagi orang itu adalah ibu kandung Cashya sendiri adalah sesuatu yang sia-sia. Namun dibalik kecemburuan itu, Cashya bersyukur Aai menceritakan semuanya. Meski bukan Mas Zeka langsung yang bercerita, tapi dari Mas Zekalah Cashya akhirnya belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yang tidak bisa kita miliki. 

Cashya setuju dengan Aai yang memutuskan untuk menceritakan kisah Mas Zeka, karena  walaupun Cashya belum lama menjadi istri Mas Zeka tapi Cashya tau jika Mas Zeka adalah orang yang pantang dalam menceritakan kebaikan yang ia lakukan. Jadi, apa yang membuat Cashya harus menyesal menikahi lelaki berusia empat puluh tiga tahun beserta masa lalunya."  

Usai berucap panjang lebar, tiba-tiba saja Aisha membuka mulutnya lebar-lebar tidak menyangka jika Zeka berada di sini sejak tadi. Cashya mengerutkan kening melihat ekspresi Aisha yang di luar ekspektasinya. Namun Aisha langsung menunjuk ke belakang punggung Cashya, membuat Cashya langsung menoleh. Ia begitu kaget setengah mati saat mendapati Zeka berdiri di sana sembari tersenyum dan melipat tangan di dada. 

"Aku juga tidak pernah menyesal, menikahi gadis berusia sembilan belas tahun. Putri kandung dari perempuan yang pernah aku cintai dulu, walaupun gadis itu telah menyiram jasku dengan floatnya yang super duper lengket dan lupa mengembalikannya padaku." Zeka menjawab dengan candaan.

Istri Muda Where stories live. Discover now