Chapter 23

166 30 10
                                    

SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, DIHARAPKAN UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU.

TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH VOTE ❤


-Selamat membaca-

Pagi ini, Jennie sudah rapi dengan menggunakan seragam sekolah Sma Garuda. Baju yang longgar serta lengan baju itu dilipat, rok di atas lutut, beberapa gelang di tangan kanannya, serta rambut yang diikat kuda membuat kesan bad girl dari diri Jennie menonjol.

Ia tengah mengolesi selai coklat pada roti untuk sarapan pagi ini. Beruntung sekali ia bangun pagi dan sempat untuk sarapan, tak seperti biasanya yang terus menerus meninggalkan sarapan pagi.

Jennie menggigit satu potong roti yang baru saja ia olesi dengan selai. Ia sarapan dengan tenang hingga sebuah bunyi bel berbunyi membuat Jennie mendengus kesal. Jennie heran, kenapa jika ia sedang melakukan hal yang menyenangkan pasti ada saja yang mengganggunya.

Jennie beranjak dari duduknya dengan malas dan melangkah menuju pintu utama sembari memakan rotinya. Ia membuka pintu rumah dan alangkah terkejutnya ia saat melihat wajah Erson yang tengah tersenyum manis ke arahnya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Jennie yang masih terkejut.

"Ya mau jemput kamu dong sayang," jawab Erson lembut membuat Jennie seketika jijik.

"Apa? Kamu? Sayang? Jemput gue? Lo gila?" sungut Jennie.

"Emang kenapa? Kita kan udah pacaran," kata Erson dengan entengnya.

Mendengar itu seketika Jennie teringat peristiwa tadi malam. Di mana ia pertama kalinya kalah balapan dengan Erson. Mengingat itu semua ingin sekali Jennie merutuki dirinya sendiri karena terlalu ceroboh, dan sekarang imbasnya ia harus menjadi pacar Erson selama sebulan.

"Pacar taruhan lebih tepatnya," kata Jennie penuh penekanan.

"Ya emang, tapi kan kita tetap pacaran. Dan sebagai pacar yang baik, aku harus jemput kamu," kata Erson membuat Jennie tambah jijik mendengar itu.

"Nggak usah jemput gue segala. Pergi aja sono ke sekolah sendiri," usir Jennie.

"Nggak, pokoknya kita berdua harus datang dan pulang sekolah bareng," kata Erson seakan keinginannya tak boleh ada yang membantah.

"Gue bilang nggak mau ya nggak mau," bentak Jennie yang sudah mulai kesal.

"Setiap lo menang taruhan, taruhan lo selalu gue kasih tepat waktu. Dan sekarang gue menang, jadi lo harus penuhin taruhan gue," kata Erson yang sukses membuat Jennie bungkam.

"Yaudah, gue ambil tas dulu," ketus Jennie lalu masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil tas sekolah. Sedangkan Erson tersenyum penuh arti saat Jennie sudah masuk ke dalam rumah.

***

Erson memberhentikan mobilnya tepat di parkiran sekolah Sma Garuda. Jennie handak keluar dari mobil, tetapi tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh Erson. Jennie menepis kasar tangan Erson yang sedang mencekal tangannya membuat tangan Erson terlepas dari pergelangan tangan Jennie.

"Apa lagi?" ketus Jennie.

"Tunggu sini, biar gue yang bukain pintu mobil buat lo," seru Erson.

"Gue punya tangan sendiri, jadi gue bisa buka mobil sendiri," tolak Jennie mentah-mentah.

"Nggak, pokoknya gue yang bukain pintu mobil buat lo. Lo diem di sini," kata Erson penuh penekanan lalu keluar dari mobil dan mulai membukakan pintu mobil untuk Jennie.

Heartless (ON GOING) Where stories live. Discover now